http://www.equator-news.com/index.php?mib=berita.detail&id=6978

Rabu, 10 Desember 2008 , 12:48:00


Patung Naga Tak Perlu Dipersoalkan





Pontianak. Gubernur Kalbar Drs Cornelis MH mempertanyakan, kenapa Patung Naga 
di Singkawang dipersoalkan? Bukankah, apapun boleh dibangun asalkan tidak 
mengganggu kepentingan umum dan mental bangsa.  "Buktikan kalau memang kita ini 
beraneka ragam dan semua diberikan kesempatan untuk hidup, kesempatan 
mengembangkan budaya masing-masing," kata Cornelis ditemui wartawan usai 
Paripurna Penetapan APBD Kalbar 2009 di DPRD Kalbar, kemarin (9/12). Mantan 
Bupati Landak ini meminta masyarakat untuk tidak mengedepankan egoisme dalam 
kehidupan berbangsa dan bernegara. "Jangan egois, bumi ini kan milik kita 
semua, bukan milik perorangan," tegasnya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalbar, Rihat Natsir 
Silalahi SE menyesalkan adanya protes pembangunan patung Naga di Singkawang 
tanpa adanya penyelesaian melalui musyawarah atau mufakat. "Setidaknya, sebelum 
patung tersebut dibangun sudah disepakati terlebih dahulu antara pemerintah 
setempat dengan tokoh masyarakat dan tokoh budaya," katanya.

Dikatakan Rihat, patung Naga yang akan dibangun, apabila dinyatakan sebagai 
simbol budaya atau ikon, maka akan menjadi salah satu daya tarik wisatawan. 
Namun, dalam proses pembangunannya, ada mekanisme yang harus dilakukan. Salah 
satunya, pemerintah Kota Singkawang harus duduk bersama dengan pihak-pihak 
berkompeten. "Seni budaya termasuk ornamen, simbol dan lambang serta perpaduan 
warna termasuk konteks budaya. Untuk dijadikan simbol atau ikon, maka wajar 
saja dipromosikan melalui patung atau tugu yang dibuat di pusat kota," papar 
Rihat.

Rihat menyarankan, sebaiknya pemerintah Kota Singkawang melakukan pertemuan 
dengan melibatkan tokoh masyarakat, tokoh budaya, biro pemerintahan dan tata 
kota untuk membahas ulang pembangunan tugu Naga. Apabila ada beda pendapat 
antara pemerintah dengan organisasi kemasyarakatan maupun LSM, maka harus ada 
pendekatan dari Kesbanglinmas. "Saya menganjurkan, dalam konsep budaya, kita 
bangun budaya dalam bentuk positif. Sesuai prinsip budaya yang mengandung 
nilai-nilai seni, di mana ada kedamaian dan kemanusiaan di dalamnya," 
ungkapnya. 

Apa pun masalahnya, budaya harus tetap dilestarikan dengan mendiskusikan secara 
baik dalam mempertahankan aset budaya di Kalbar. Apalagi budaya positif yang 
dapat memperkenalkan Kalbar di mata nasional maupun internasional, maka harus 
dipertahankan. "Kalau pemerintah Kota Singkawang meminta pemerintah provinsi 
menjadi penengah, kita siap saja. Namun sebelumnya, akan dikaji terlebih dahulu 
proses pembangunan tugu Naga yang dipermasalahkan tersebut," ujar Rihat. 

Kirim email ke