Refleksi : Setiap kejadian ada pelakunya. Siapa pelaku utama kejadian berdarah 
tersebut?

http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=kategori&kid=1&id=Nusantara

      Minggu, 14 Juni 2009  
     
      Prabowo Klarifikasi Tragedi Mei 1998
     
      Jakarta (Bali Post) -
      Cawapres PDIP - Partai Gerindra, Prabowo Subianto, mengklarifikasi 
mengenai peristiwa kerusuhan Mei 1998. Ia juga membantah berada di belakang 
tragedi itu. Begitu pula dengan tudingan kudeta. 'Saya memang dituduh, tetapi 
bukti menunjukkan saya tidak terlibat,' katanya di Jakarta, Sabtu (13/6) 
kemarin. 

      Mantan Pangkostrad TNI-AD ini berbicara di depan ratusan masyarakat 
Tionghoa dan sejumlah tokoh LS dalam bagian kampanye terbuka Pilpres. Kekerasan 
yang terjadi pada Mei 1998 tak sekadar catatan hitam dalam lembaran sejarah 
Indonesia, melaikan pula menimbulkan korban jiwa dan kekerasan terhadap warga 
keturunan Tionghoa. Tidak hanya jiwa, harta benda mereka banyak yang dirampas 
dan dibakar. 

      Menurut Prabowo, dirinya sama sekali tidak punya maksud untuk melakukan 
kudeta, karena percaya kepada prinsip-prinsip demokrasi. Jika dirinya punya 
niat seperti itu, sudah dilakukannya saat itu juga. Justru sebagai Pangkostrad 
memiliki kewajiban untuk menjaga stabilitas yang menjadi tanggung jawab 
utamanya. 

      'Itu bukan proyek dan suruhan saya. Sudah ada rekonsiliasi bagi masalah 
itu. Tetapi, saya juga minta maaf kepada korban serta keluarga korban atas 
peristiwa 11 tahun silam,' ungkapnya. Usai berpidato, Prabowo juga membagikan 
buku berjudul 'Huru-hara Mei 1998' karya Fadli Zonyang kini menjabat Wakil 
Ketua Umum Partai Gerindra. 

      Kerusuhan terjadi di Indonesia pada 13 Mei - 15 Mei 1998, khususnya di 
ibu kota Jakarta dan beberapa daerah lain. Kerusuhan ini diawali krisis 
finansial Asia dan dipicu tragedi Trisakti yang menelan empat mahasiswa. Satu 
hari kemudian, pecahlah amuk massa. Dalam kerusuhan ini, banyak toko dan rumah 
dibakar. Ratusan jiwa melayang dan dan ribuan orang menderita luka-luka.

      Pada bagian lain, cawapres Prabowo menjelaskan konsep ekonomi kerakyatan 
yang diusungnya bersama capres Megawati Soekarnoputri. Dijelaskan, visi 
ekonominya ini bertujuan mengoreksi sistem ekonomi yang saat ini berlaku. 
Ekonomi kerakyatan yang dimaksud adalah menggarisbawahi bahwa sumber daya 
ekonomi bangsa harus dimanfaatnya demi kemakmuran rakyat. 

      "Apakah ini berbau sosialis? Kalau kita mau jujur hampir semua sistem 
ekonomi di dunia saat ini adalah kompromi antara yang terbaik dari sistem 
sosialis dan kapitalis," jelas dia.

      Ekonomi kerakyatan, tambah dia, bukan berarti mengharamkan kapitalisme 
yang memungkinkan kebebasan inovasi, dinamika dan mengakui kepemilikan 
individu. Semua itu cukup bagus untuk mendukung pembangunan. Tetapi kalau 
dibiarkan sebebas-bebasnya bisa mengakibatkan orang miskin dan lemah makin 
tertinggal jauh.

      Ditambahkan mantan Danjen Kopassus TNI-AD ini, sistem kerakyatan 
mengambil jalan tengah dan campuran. Sama sekali tidak murni sosialis. Konsep 
ekonomi kerakyatan seperti dilakukan negara lain yakni Jepang, Korea Selatan, 
Cina dan Singapura. 'Pemerintah membantu orang kaya maupun orang miskin. Jadi, 
semuanya ikut maju dan makmur,' tandas putra begawan ekonomi Sumitro 
Djojohadikusumo. (kmb4) 

Reply via email to