Pak ChanCT yg baik,

 

Maaf sebelumnya Pak Chan, apakah negara Tiongkok sudah berubah nama
internasionalnya? Se-ingat saya masih resmi Republic Of China (cmiiw)?
Selama ini saya tidak mengalami sensasi sensitivitas bila ada teman2 dari
jawa, batak, sampai turunan arab menyebut saya cina, karena saya yakin
mereka itu tulus dan tidak ada maksud untuk menghina. Wong, seminggu minimal
2-3 kali kami selalu ada pertemuan dan minum & makan bersama.

 

Mungkin saya dari generasi muda yg tidak mengerti arti harfiah kata 'cina'
namun saya & teman2 ada menghimbau ke teman2 OKP, TNI/Polri agar tolong
diusahakan menggunakan kata tionghoa bila berkomunikasi dengan orang-orang
tionghoa yang telah berumur, karena masih banyak yang sensitive dengan kata
'cina', sedangkan dengan kami, boleh saja mau cina loleng atau tionghoa yang
penting anda itu tidak bermaksud menghina.

 

Saya rasa untuk saat ini kita tidak terlalu ngotot untuk memaksa orang lain
menyebut kita tionghoa. Apa bedanya kalau menyapa dengan tionghoa tapi tidak
tulus dan sikap menghina? Apa sensasi sensitivitas cina ini hanya dirasakan
oleh saudara2 tionghoa yang kurang/tidak bergaul dengan suku lainnya ;-) ?

 

Sekali lagi Pak ChanCT, mohon maaf bila tidak berkenan, ini hanya sekedar
sharing pengalaman saya dan tidak bermaksud untuk melecehkan senior-senior.

 

 

Salam,

Min Hui

 

 

  _____  

From: tionghoa-net@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
Behalf Of ChanCT
Sent: Monday, February 13, 2006 10:55 AM
To: HKSIS-Group; budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [t-net] Re: DOC-FBY: Pandu Re: istilah TIONGHOA

 

Prinsip pemikiran saya begini, masalah penamaan satu negara sepenuhnya
adalah hak bangsa dan rakyat negera itu sendiri ingin menggunakan nama apa,
dan sebagai negara yang tahu diri dan bersahabat didunia ini, sudah
seharusnya bisa menerima dan menghargai permintaan negara tersebut. Jadi,
pemanggilan atau penamaan satu negara bukan hak negara lain yang
menyebutnya, apalagi secara sepihak ngotot tetap menyebut "Cina" yang tidak
dikehendaki negara itu. 

Begitulah Indonesia tidak hendak disebut sebagai Indishe dan orangnya
dipanggil Inlander semasa kolonial Belanda, tapi sejak Sumpah Pemuda tahun
28, hendak disebut INDONESIA. Dan bagi negara-negara yang bersahabat dan
tahu aturan untuk menghargai perjuangan rakyat Indodnesia, tentu
memanggilnya INDONESIA, sebagaimana kehendak bangsa dan rakyat Indonesia.

Begitu juga kita bisa melihat kemudian, Burma lebih suka disebut Myamar dan
Konggo minta disebut Zaire. Pemerintah Indonesia juga bisa menerima dan
menghargai permintaan negara-negara tersebut. Ini namanya sikap negara yang
bersahabat!

Samahalnya dengan seseorang yang tidak ingin dipanggil "X" karena merasa
dihinakan, dan ingin dipanggil "A", sebagai seorang yang bersahabat dan
masih waras, tentunya kita juga seharusnya menerima dan menghormati
permintaannya untuk memanggilnya "A", dan tidak lagi memanggil sahabat yang
satu ini dengan panggilan "X" dimana dia tidak kehendaki dan merasa
dihinakan.

Tjina, Cina dalam ejaan baru dan China dalam ejaan bhs Inggris,
di-pinying-kan menjai Zhi-na.

Salam,
ChanCT





[Non-text portions of this message have been removed]



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke