Salam,

Siapa sih yang ngomong kayak di topik di atas, goblok
kok sombong, Umur suatu budaya masyarakat itu jauh
lebih tua dari pada agama dengan kata lain agama itu
anak kemarin. Mau cuci darah kek, mau ganti tuhan kek,
yah DNA nya tetap aja sama, emangnya ada riset kalau
ganti agama bisa ganti DNA. Semua kitab suci yang ada
berdasarkan nilai budaya yang berlaku di masa kitab
itu dibuat. Kitab suci adalah tulisan "manusia" yang
berusaha mengingatkan masyarakat atas norma norma
sosial dalam hidup bermasyarakat. "lain ladang lain
belalang". Jadi kesimpulan akhir menurut "saya"
manusia tidak "perlu" menjalankan semua yang ada di
kitab suci karena ada konflik budaya. Orang Tionghoa
di Indonesia kerja susah, dagang susah, sekolah susah,
pake lah tuh otak untuk gimana menyatukan masyarakat
Tionghoa menjadi satu kekuatan politik agar tidak jadi
korban politik terus.... (sadar.....sadar......sadar)

Sorry agak emosi, habis paling kesel ngomong sama
orang yang otaknya beku kayak es.





--- paparaca88 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> salam,
> 
> mhn tanya gimana caranya untuk bisa bicara pake
> nalar dan 
> menyadarkannya, apabila org sdh kena doktrin yg
> dicekokkan dg cara 
> brain-washing dan menggunakan model2
> hypno-motiyation? ini sy tanya 
> tanya dg sebenarnya, krn sy sedang ngadepin org yg
> begitu n itu 
> keluarga sy sendiri! mhn bantunnya siapa saja.
> 
> wassalam
> 
> paparaca.
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Haryadi
> Theng 
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > saya sependapat dengan fredi. saya ngeliatnya dari
> > disiplin ilmu saya, antropologi. agama itu masalah
> > personal, jadi rasanya kurang etis kalo dijadikan
> > komoditas serang menyerang. 
> > Tapi saya juga yakin kalo perilaku beragama itu
> sah
> > dibicarakan, dan masalah perilaku beragama inilah
> yang
> > tampaknya merupakan akar masalah. 
> > 
> > karena idealnya, menjadi tionghoa itu kan
> identitas
> > kesukuan, kristen, budha, islam, itu identitas
> agama,
> > jadi seseorang kalo bisa dan sangat bisa menjadi
> > keduanya, bisa jadi tionghoa 100%yang kristen100%,
> > atau yang islam 100%, yang ateis100% sekalipun.
> > 
> > beda misalnya dengan identitas yang setara, misal,
> > anda gak bisa jadi tionghoa100% merangkap jadi
> > jawa100%. klo ini terjadi baru bisa dibilang split
> > personality.
> > 
> > adapun pertentangan yang terjadi, yang kalo saya
> baca
> > dari milis ini kelihatannya banyak terjadi karena
> > klaim dari pengikut kristen (bukan dari agama itu
> > sendiri) itu saya rasa karena kedangkalan
> pemahaman
> > agama saja. ini realitas yang harus diakui, dan
> kita
> > patut prihatin dalam soal ini.
> > 
> > tapi yang berikutnya saya lihat, reaksi teman2 kok
> > ngga kalah kekanak kanakannya dengan para pengikut
> > kristen tersebut. kita ini kan orang2 berbudaya,
> punya
> > sejarah 5000 tahun(u jian nian de li se), harusnya
> > kita bisa memandang masalah lebih dewasa.
> > 
> > kita ngga perlu nyerang mereka, sebagian pengikut
> > kristen yang memusuhi Tionghoa. Kita mau bilang
> apa
> > juga mereka ngga mungkin denger, biarlah itu jadi
> > pertanggung jawaban mereka sama tuhannya.Yang
> perlu
> > kita lakukan itu membangun komunikasi positif pada
> > teman2 tionghoa yang lain, supaya mereka
> memperoleh
> > haknya, yakni mendapat informasi berimbang dari
> kedua
> > pihak, selebihnya ya monggo kerso, terserah mereka
> > keputusan akhirnya apa.
> > 
> > toh nanti mereka bisa merasakan, mana yang lebih
> > membangun damai sejahtera, di tengah saudara
> seiman
> > yang hobinya menakut nakuti, mensetan setankan
> orang
> > lain, membangun dunia yang seolah merupakan perang
> > antara kristen dan non kristen, atau dengan
> saudara
> > seimannya yang lain, yang kebetulan juga satu
> > sukubangsa, yang menekankan mencintai sesama
> manusia,
> > meski manusia tersebut menganggap kita setan dan
> > murtad, hidup tanpa prasangka, saling mengasihi,
> > berpikir logis, dan menempatkan agama sebagai
> hubungan
> > yang pribadi dengan Tuhan
> > 
> > klo kita tanggapi positif, kan justru lebih baik,
> kita
> > advokasi pandangan yang salah itu dengan pemahaman
> > kita, bukan cuma mengecam, kita perlihatkan yang
> mana
> > yang lebih logis.
> > 
> > misal, klo mereka mulai menjelek jelekkan
> tionghoa,
> > coba diingatkan lagi mereka itu klo menjadi
> kristen
> > itu kan core nya adalah saling mengasihi, klo
> > mengejek, mensetan setankan orang lain, apa itu
> bukan
> > dengki, bukan menghakimi sesama, bukankah yang
> > terpenting dari menjadi kristen itu semangat
> mengasihi
> > dan tidak menghakimi, kok orang2 itu malah jadi
> orang
> > farisi, seolah jadi ahli surga?
> > 
> > setiap orang berhak punya klaim. kita cukup
> gunakan
> > hak kita tersebut, kita beri advokasi tandingan,
> saya
> > yakin banyak orang yang nalarnya masih jalan, dan
> bisa
> > membedakan benar salah.
> > 
> > klo karena pandangan orang kristen banyak yang
> salah,
> > terus pengajuan solusinya keluar dari agama itu
> (like
> > petrus, domba mabur, said before), itu ngga
> solutif. 
> > 
> > saya yakin klo orang kristen baca ini, semua pasti
> > masih punya keyakinan kalo beragama itu utamanya
> > adalah hubungan dengan tuhan yang sifatnya
> personal,
> > beriman itu adalah dengan tuhan, bukan dengan
> bapak
> > pendeta, pastor, ketua lingkungan, penatua, dan
> > lainnya, jadi terserah mereka mau bilang apa, klo
> > masih yakin bahwa tuhan yang diimani itu benar,
> meski
> > saudara seimannya pada menyesatkan diri, ajaran
> itu
> > masih patut dipegang dan diimani.
> > 
> > saya justru menyeru pada teman teman yang
> tionghoa,
> > yang beragama kristen dan katolik, yang karena
> > menjalankan adat lantas dicap murtad, untuk tetap
> > bertahan, JANGAN TAKUT, saya yakin TUHAN BESERTA
> > SAUDARA. karena tidak ada orang yang berhak mencap
> > anda murtad. ingat, yesus pun dicap murtad oleh
> orang
> > farisi, tapi cap tersebut sama sekali tidak
> mengurangi
> > nilai kebenaran yang dipegang yesus.
> > 
> > saya sampai hari ini tetap Tionghoa 100%,
> Katolik100%.
> > Tentangan yang saya rasakan cuma dalam hal
> penghayatan
> > dan perilaku beragama saja(which is ngga penting),
> > sementara tidak ada pertentangan yang saya jumpai
> > dalam hal ajaran sampai hari ini.
> > 
> > Ajaran agama minta saya mengasihi sesama, ajaran
> nenek
> > moyang juga bilang begitu
> > 
> > kampanye semacam ini yang saya kira perlu kita
> bangun
> > dalam forum ini, supaya saudara2 yang kristen dan
> > katolik bisa merasakan damai, begitu juga dengan
> > saudara2 Tionghoa yang lain, tidak was was dan
> jengah
> > terhadap pola kristenisasi yang destruktif
> tersebut.  
> > 
> > saya yakin jika kita sendiri sebagai orang
> tionghoa
> > mampu membentengi diri secara positif dan dan
> > berbudaya, dan milis ini bisa menjembatani
> komunikasi
> > yang sehat dan terarah. 
> > 
> > semoga
> > 
> > Ad Maiorem Dei Gloriam,
> > Gong Xi Fa Cai, Sin Nian Guai Le
> > Wan Se Ru Yu, Shen Ti Jian Gang
> > 
> > --- Fredy Alimin <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > 
> > > Saya jadi kepingin tahu pendapat Arifin-heng,
> kalau
> > > orang keturunan campuran
> > > tionghua dan bule, atau campuran tionghua dan
> timur
> > > tengah, yang "resep"
> > > agamanya apa yah?  
> > > 
> > > Kalau untuk saya pribadi agama adalah urusan
> > > individu masing2, toh sekarang
> > > kita orang merdeka, mau punya agama atau tidak
> juga
> 
=== message truncated ===


                     
            Best Regard's 
      
       Ning Samudra  Widjaja
  









__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 




.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke