Kalau pertanyaan Pak Bisu adalah salah siapa?
Jawaban saya cuman satu, salah pemerintah yang tidak bisa menjunjung tinggi kedaulatan hukum, sehingga terjadi hukum rimba di Indonesia.

Kalau di negara hukum, ada orang dewasa yang menyebut orang lain dengan sebutan seperti "you negro atau niger" atau "you chinese pig" dsb. di depan umum (sehingga banyak saksinya), orang itu telah membuka diri untuk menjadi sasaran empuk untuk digugat. Kalau anak kecil atau remaja yang ngomong sih mungkin masih bisa bebas karena belum fit secara hukum, paling dianggap delinquent (kenakalan). Intinya adalah suatu perbuatan yang melanggar hukum itu harus dihukum, tanpa melihat apakah siapa yang melakukan perbuatan itu dan siapa yang menjadi korban.

Mengenai masalah karakteristik masyarakat Tionghoa Indonesia, maafkan saya karena saya malas membahas dengan Pak Bisu yang terbukti sudah ada prejudice (negatif) - nya. Jadi percuma untuk dibahas.

Kepada para moderator, mohon maaf karena postingan yang berubah menjadi OOT ini.

Salam,
Suryadi




Jeritan Bisu <[EMAIL PROTECTED]>
Sent by: budaya_tionghua@yahoogroups.com

20/07/2005 07:01 PM

Please respond to
budaya_tionghua@yahoogroups.com

To
budaya_tionghua@yahoogroups.com
cc
Subject
[budaya_tionghua] Re: Di-cina-cina-kan





Kawan Yaskur,
 
anda meminta, kami menjawab, demikian judul sebuah acara.
 
Ini mah persoalan klasik umat manusia, ga peduli apa latar belakang suku, ras, agama, ataupun bangsa anda.
 
Ga enakan jadi korban diskriminasi? Jadi Tionghoa di tengah lautan "pribumi", jelas bukan persoalan mudah kawan, terutama jika Tionghoa itu sudah mempunyai stigma dan memang belum pandai apalagi sadar diri untuk menempatkan diri secara selayaknya. Begitu juga menjadi "pribumi" di tengah lautan Tionghoa. Sami mawon kawan. Malah bisa jadi lebih parah!
 
Kasihan. Anak-anak yang selalu jadi korban paling empuk! Sakitkan jadi target diskriminasi?
 
Diskriminasi adalah pedang bermata dua. Saya diskriminasi, anda pun diskriminasi. Tapi kenapa selalu jadi bulan-bulanan diskriminasi? Ini yang perlu dicari hingga tuntas oleh orang Tionghoa sendiri. Melihat karakteristik Tionghoa negeri ini, saya agak pesimis kelompok ini bisa sadar diri.
 
Kasihan anak anda kawan. Kasihan anak-anak yang selalu jadi korban diskriminasi.
 
Apa yang akan anda lakukan? Pindahkan? Lawan? Kobarkan perang fisik? Apakah menyelesaikan persoalan? Atau lawan segala bentuk diskriminasi tersebut sambil tidak melakukan diskriminasi juga? Apakah anda didukung oleh komunitas anda? Meskipun banyak, anda tetap sendiri. Itulah komunitas Tionghoa Indonesia. Udah disumpahin, dicaci maki, diludahin, digebukin, dipalak, dijarah, diperkosa, dibunuh, bahkan dibakar, tetap ga efek. Ga jera juga. Kalau udah gini, lantas salah siapa?
 
Salam Damai
 
Jeritan Bisu Kaum Tersisih
 
 
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "yasuaki_kurata05" <[EMAIL PROTECTED]...> wrote:
> Saya boleh dibilang 100% Cina. Artinya, kakek dan nenek saya datang
> dari daratan Cina. Tampang saya juga tampang Cina. Istri saya ibunya
> Cina tapi ayahnya bukan. Dari segi tampang istri saya mewarisi
> Papanya (termasuk family name-nya) sehingga tidak seorangpun yang
> mengira dia berdarah Cina.
>
> Masalahnya, anak-anak saya cukup kental tampang cinanya. Nah, salah
> satu anak saya (laki-laki) yang baru masuk SD kelas I sering di-cina-
> cina-kan oleh temannya. Saya merasa kasihan dan tampak bahwa anak
> saya sendiri bingung. Mungkin, dia sendiri belum tahu bahwa dia
> cina.
>
> Pertanyaan saya kepada rekan-rekan sekalian, bagaimana sebaiknya
> saya bersikap atau mendidik anak saya untuk menerima kenyataan
> dan "ejekan" ini. Saya tidak mau anak saya "menyalahkan" saya atas
> kondisi ini. Saya sendiri bisa membayangkan nggak enaknya diejek
> seperti ini krn waktu kecil saya hidup di kampung. Barangkali ada
> rekan yang bisa memberi saran ? Ingat lho, anak saya baru masuk
> kelas I SD. Kalau sudah SMP saya bisa tunjukin prestasi Rudy
> Hartono, Liem Swie King, Kwik Kian Gie, dan juara-juara TOFI supaya
> dia nggak minder jadi Cina.
>
> Bung ABS dan Jeritan Bisu juga boleh kasih saran supaya ada
> perspektif dari dunia lain ....he...he...he... kaya cerita horor aja.
>
> YasKur






Disclaimer:
This email may contain privileged and/or confidential information intended only for the use of the addressee. If you are not the addressee, or the person responsible for delivering it to the addressee, you may not use, copy or deliver this to anyone else. If you receive this email by mistake, please immediately notify us.

Opinions contained herein may be the personal opinion of the sender and do not necessarily represent the views of the Company. If you are in any doubt as to whether the opinions are officially endorsed by the Company, please contact our Compliance Dept at (+65) 6225 1228 for clarification.


.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.




SPONSORED LINKS
Indonesian languages Indonesian language learn Indonesian
Dari


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke