Sdr Xuan Tong,
kalau definition saya,  Menghormati/ memuja/ menyembah memiliki arti
sendiri=sendiri. Ini menurut saya lho, jadi bukan dari kamus bhs
Indonesia. Mungkin ada yang dapat mengoreksi kalau salah.

menghormati - menghargai secara keseluruhan

memuja - setingkat di atas menghormati, misalnya memuja Andy Lau,
memuja George Bush, atau si pujaan hati boyfriend/girlfriend kita.
Jika sampai tahap ini, otomatis kita menghormati juga. Seakan-akan
kita tidak bisa melihat kesalahan pujaan hati kita. Begitu kita
menyadari kelemahan mereka misalnya, saya rasa tingkat perasaan kita
turun jadi menghormati saja, atau jadi sebal.

menyembah - ini yang paling tinggi tingkatnya. Kalau menyembah
sesuatu, kita sudah sekalian menghormati dan memuja. Kecuali
menyembahnya terpaksa, misalnya pingin jadi Hindu tapi tinggal di
Aceh, jadi terpaksa menyembah yang lain. Penyembahan lebih condong ada
unsur supranatural-nya. Jadi kita menyembah malaikat, Lucifer (kalo
gereja Setan lho), keris yang ada "isi"nya, Nyi Roro Kidul, atau Kwan
Im, dll. Jarang sekali kita menyembah manusia, kecuali memiliki
kekuatan supranatural atau mengaku jadi titisan Yesus, dsb. 

Orang-orang Budha atau KongHuCu, sama seperti Kristen, menghormati
orangtua dan leluhur. Kalau memuja, mungkin kita memuja orangtua kita
juga, ini tidak pernah dibahas dalam agama (sepertinya lho, yang
dibahas kan istilah menghormati). Urusan menyembah, orang Kristen
menyembah Yesus, sedangkan orang Tionghoa menyembah Tian, orang Budha
menyembah Budha, orang Hindu menyembah Hanoman, Syiwa, dll. 

Dengan kata lain, menghormati atau memuja orangtua (baik masih hidup
atau mati) adalah sejalan dengan agama Kristen atau agama lainnya.
Namun sayangnya sering ada kerancuan dan salah-paham dalam tiga hal
(menghormati-memuja-menyembah) ini. 

Mungkin cara kita menghormati orangtua berbeda-beda setelah meninggal
- ini khan yang menjadi masalahnya? Misalnya orang Tionghoa menyalakan
lilin dan dupa. Orang bule memakai bunga. Bunga, memang semasa
orangtua hidup pun, orang bule sering memberi bunga pada mamanya. Saya
sebelumnya tidak pernah memikirkan hal ini, tapi sepertinya bunga di
makam cuma buat hiasan saja. Kalau lilin, saya tidak mengerti kenapa
orang Katolik menyalakan lilin, jadi no comment :)

Saya pribadi lebih cenderung menghormati orangtua sewaktu hidup.
Setelah mereka meninggal, yach paling kumpul-kumpul dengan anggota
keluarga lain kalau sedang Imlek, atau ziarah ke makam orangtua
(ziarah ke makam orangtua tidak ada larangan-nya dalam agama manapun,
bukan?), atau mengenang mereka spt sdr. Xuan Tong ungkapkan. Atau
bercerita pada anak saya, ttg kakek-neneknya spy kenangan mereka bisa
diteruskan. Orangtua saya pun (tidak memeluk agama apa2, kadang=kadang
ke kelenteng saja) pinginnya huo-zhang, lalu abunya disebarkan di
tempat favorit mereka. Lepas dari agama apapun, menghormati orangtua
(baik sesudah mati atau hidup), ada caranya masing-masing. Belum tentu
orang Kristen lain melakukan hal yang sama seperti saya, bukan?

Saya setuju dng sdr Xuan Tong bahwa banyak orang tidak bisa melihat
permasalahan dengan jelas. Sangat disayangkan karena miscommunications
saja, dunia ini terpecah-belah. 

salam
mona



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "perfect_harmony2000"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> sdr.Mona , 
> 
> 
> memang hal memuja atau menghormati setelah meninggal dengan merawat 
> dan menghormati semasa hidup sering menjadi alasan kalangan tertentu 
> yang tidak mau melakukan upacara penghormatan kepada orangtua atau 
> leluhur.
> Idealnya adalah menghormati dan merawat selama masih hidup serta 
> menghormati setelah ke 2 orangtua kita meninggal. Bukankah begitu ?
> 
> Kita lahir sebagai orang tionghoa tentunya memiliki tradisi 
> tersendiri yang berbeda dengan tradisi bangsa lain.
> Misalnya orang barat mempersembahkan bunga atau menyalakan lilin 
> kepada yang meninggal.
> Bukankah ini adalah tradisi mereka ?
> Sedangkan tradisi kita adalah mempersembahkan makanan serta 
> menyalakan dupa.
> Mengapa tradisi barat bisa diterima tapi tradisi orang tionghoa 
> ditolak ?
> 
> Salah satu fungsi meja abu adalah fungsi keluarga ,dimana meja abu 
> orangtua atau leluhur menjadi sarana untuk mengumpulkan keluarga 
> yang terpisah-pisah dan membina keakraban. Misalnya setiap malam 
> tahun baru imlek keluarga berkumpul untuk makan bersama dan 
> sembayang bersama kepada orangtua atau leluhurnya.
> Semua perselisihan harus dihapuskan atau dilupakan ketika berada di 
> depan meja abu orangtua kita.
> Setiap orang Tionghoa yang berdoa menurut tradisinya di depan meja 
> abu orangtua atau leluhur apa bisa dikategorikan memuja ?
> Jika menuliskan kisah orangtua kita atau memasukkan iklan di koran 
> bisa dikatakan mengenang , mengapa meja abu dimasukkan kedalam 
> kategori memuja ?
> Apakah itu suatu sudut pandang yang bias dan menurut 
> kacamata "tradisi" barat ?
> 
> Bicara peti mati serta tanah kuburan termahal memang itu bisa 
> dikatakan suatu bentuk penghormatan pula asal disertai kesanggupan 
> materi bukan memaksakan diri.
> Lagi pula tradisi orang Tionghoa sejak jaman purba telah mengenal 
> kremasi atau huozhang dan tradisi kremasi itu bukan pengaruh 
> Buddhism.
> 
> Sebenarnya masalah hormat menghormati , dalam pandangan KongZi 
> adalah hal yang absurd orang yang berteriak menghormati Tian tapi 
> tidak bisa menghormati leluhurnya serta orangtuanya sendiri.
> Jika bisa menghormati leluhurnya dan orangtuanya baru bisa berteriak 
> menghormati Tian. Langkah awal itu yang berbeda dengan Judaism.
> Jadi disini ada sudut pandang yang berbeda.
> Jika saya mau berkata pedas , banyak orang yang menyebut nama Tuhan 
> tapi menendang leluhurnya sendiri.
> Ini adalah absurd sekali.
> 
> Banyak point-point yang menyebabkan Nestorian serta Katolik bisa 
> menerima pandangan tradisi penghormatan leluhur dan orangtua.
> Tapi banyak pula orang yang berpatokan kepada tradisi barat 
> melupakan bahwa unsur-unsur kekeluargaan itu yang berada dibalik 
> tradisi tersebut dengan mengatakan bahwa tradisi itu adalah bentuk 
> pemujaan.
> 
> 
> 
> 
> 
> hormat saya ,
> 
> 
> 
> Xuan Tong






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke