sdr.Njoo,

ternyata anda searching dan mendapatkan CHF, perlu saya beritahu bahwa
general Zhao Yun tinggal di Singapore.
Dan diantara mereka ada beberapa berasal dari Taiwan, seperti Liang
JieMing. Kapasitas mereka juga bukanlah sebagai peneliti tapi sebagai
pengamat, sama seperti saya. Mereka adalah orang yang hobby sejarah
juga. Tulisan anda mengenai Sie DjinKoei akan ditertawakan oleh mereka
semua. Nanti jika jadi pada bulan Desember saya akan ke Singapore
untuk bersama-sama beberapa rekan dari sana mengamati dan meneliti
budaya orang Chinese di Penang. Akan saya sampaikan bahwa ada orang
yang mengatakan bahwa Sie DjienKoei adalah fiktif dan Xue Rengui
adalah tokoh real. Coba lihat apakah Zhao Jiangjun akan tertawa
terbahak-bahak atau tidak ?

Anda berulangkali menulis masalah Yin Yang dan sebagainya. Anda
sendiri tidak tahu bahwa Taiji Tu atau gambar Taiji yang sekarang ini
dibuat oleh Zhou DunYi.
Apa yang keok ? Anda sendiri YANG TIDAK MAU MENGAKU SALAH.
Sedangkan korelasi antara Confuciusm dengan Yi Jing sudah jelas dan
diakui oleh para sejarahwan, anda sendiri yang mengambil kesimpulan
bahwa Yin Yang berasal dari Taoism. Baca lagi postingan anda
sebelumnya.

Mengenai Sie DjinKoei, saya ada buku yang berjudul 薛仁贵征东 Xue Rengui
zheng dong atau dalam bahasa Indonesia berjudul Sie DjinKoei Tjeng
Tang.
Dan semua yang mengerti bahasa Mandarin akan mengerti bahwa itu adalah
roman sejarah, bukan fakta sejarah. Judul lainnya adalah 说唐薛家府传.
Jika anda membaca dengan teliti cerita Sie DjinKoei TjengTang,
terlihat bahwa pengarangnya yang bermarga Zhao ( CMIIW) memiliki
kebencian terhadap orang yang bermarga Zhang. Dimana dalam cerita itu
pejabat yang bernama Zhang ShiGui 张士贵 yang begitu iri kepada Xue
Rengui. Coba anda baca lagi dan cari tahu kenapa pengarangnya memiliki
kebencian terhadap yang bermarga Zhang itu. Bukankah anda maunya
meneliti dengan detail ? Silahkan saja.

Anda pernah membaca tulisan saya mengenai dikuburnya para pelajar
Confuciusm di masa dinasti Qin ? Coba baca terlebih dahulu sebelum
menJUDGE seseorang dengan kata-kata kasar.

Semua yang mempelajari sejarah juga paham bahwa 25 catatan sejarah itu
hanya catatan sejarah, bias atau tidak itu tergantung mereka yang
mempelajari ilmu sejarah. Perlu saya beritahu bahwa hampir mayoritas
buku-buku mengenai Sinologi dalam bahasa non Chinese adalah produk
dari Fairbank Institute dan biasnya mereka juga terlihat. Buku itu
juga sempat digunakan di Taiwan.
Sama pula biasnya sejarahwan barat mengenai para boxer dalam kasus
Yihe Tuan.
Selain membaca buku sejarah seperti misalnya Sanguo Zhi, pasti akan
dibantu dengan ShiShuo XinYu untuk perbandingan.

ZhuoZhuan, GuoYu memang merupakan catatan sejarah yang dijadikan salah
satu acuan penelitian sejarah.
Qin ShiHuang adalah kaisar pertama yang menyatukan seluruh daratan
Tiongkok dan membuat standarisasi, tapi tindakannya diluar
keberhasilannya juga membuat rakyat muak. Ini sesuai dengan falsafah
pemerintahan bahwa menata negara adalah dengan kebajikan bukan dengan
kekerasan, semua yang bersifat kekerasan tidak akan membuat rakyat
tunduk.
Anda jangan selalu melihat sisi positifnya, tahukah anda bahwa istana
E Fang itu merupakan istana tempat Qin ShiHuang menyimpan puluhan ribu
wanita ?
Program reformasi yang dicanangkan oleh Shang Yang yang salah satunya
juga mengerem pengeluaran negara yang bersifat penghamburan dilanggar
oleh Ying Zheng. Ini juga salah satu kejatuhan dinasti Qin. Reformasi
yang diterapkan itu adalah reformasi dari aliran Fa atau Legalism dan
guru besar Legalism yaitu Xun Zi menyatakan bahwa ia merupakan
pengikut dari Confuciusm.
Jangan hanya melihat kejadian itu dengan satu sisi. Belum lagi
kerasnya aturan yang mencekik rakyat, sehingga pada jaman awal Han,
Liu Bang mengeluarkan aturan yang disebut 约法三章 yang meringankan beban
rakyat. Dan juga sebenarnya yang berjasa besar adalah Sui YangDi 隋炀帝
yang mempersatukan daratan Tiongkok ketika terpecah-pecah dan membuat
Grand Canal, tapi ia juga digulingkan oleh Li Yuan 李渊, dimana
kondisinya kurang lebih sama seperti Liu Bang menjatuhkan dinasti Qin.
Dan tahukah anda bahwa dinasti Han yang menyatakan menyerap Confuciusm
juga ternyata menerapkan aliran Legalism bahkan hingga abad 20. Jika
anda tahu, pasti anda mengatakan hal itu.

Diskusi yang dilakukan adalah tidak menyinggung sejarah, tapi anda
sendiri menyinggungnya. Baik sekarang saya tanya apakah yang anda
tuliskan "Junzi 君子" (gentlemen) dan/atau
> 'Renren 仁人" (man of benevolence) itu sudah ketinggalan jaman ? Baiklah coba 
> kita berpikir kekalahan Bill Clinton salah satu penyebabnya adalah affairnya 
> dengan Monica Lewinsky. Kekalahan Mc Cain yang dikaitkan dengan Bush, dimana 
> Bush itu bukan gentlemen dengan berbohong mengenai Irak dan lain sebagainya. 
> Sebagai pemimpin harus memiliki renren yang artinya adalah hati yang welas 
> asih, berempati pada rakyat yang susah, bersifat penolong terhadap rakyatnya 
> yang menderita. Jadi kejadian seperti yang dialami oleh George Bush oleh 
> reaksi rakyatnya pada saat ada bencana topan Katrina adalah hal yang wajar.
Jadi anda pikir bahwa pemimpin itu harus kejam ?  Bahkan di USA
sendiri mencari pemimpinnya yang berbudi pekerti, memperhatikan
kesejahteraan rakyat. Atau orang semodel Hitler itu yang dipilih oleh
rakyat USA ?
Ingat kejadian bencana alam pada masa pemerintahan Wu ZeTian ? Dimana
Wu melakukan kebajikan terhadap rakyatnya dan itu dilakukan atas
usulan seorang penganut Confuciusm. Wu ZeTian sendiri membuat wuzi bei
无字碑. Sejarah Tiongkok sendiri menunjukkan bahwa kekejaman itu tidak
akan mendapat sokongan, contohnya adalah Xiang Yu yang membantai
200ribu tentara yang menakluk. Jadi seandainya anda adalah sejarahwan,
tentunya akan menilai kegagalan Qin ShiHuang karena apa, dan juga
menghargai beberapa hal-hal yang positif. Seperti tindakannya yang
melakukan standarisasi bentuk tulisan sendiri dicatat dalam Shi Ji.

Memang dalam beberapa hal OuYang Xiu 欧阳修tidak netral, tapi itu adalah
orang yang mencatat kejadian dinasti Tang dan perlu diingat pencatat
sejarah dinasti Tang tidak hanya Ouyang Xiu saja selain itu adalah
Song Qi 宋祁. Dan mereka mengarang pada masa dinasti Song, semua juga
berdasarkan apa yang mereka baca dan dengar lagi. Analisa juga mereka
lakukan. Justru dengan catatan mereka itu, kita juga bisa tahu bahwa
Li Yuan memiliki darah etnis Xian Bei 鲜卑. Sejarahwan akan mempelajari
sejarah salah satunya dengan membaca tulisan-tulisan pada masa itu,
atau anda pikir mereka menggunakan time machine ? Coba tolong anda
jelaskan bagaimana sejarahwan mempelajari sejarah pada masa lampau ?
Dan salah satu acuan dalam mempelajari sejarah dinasti Tang adalah
menggunakan catatan Ouyang Xiu dan Song Qi.

Atas pertanyaan yang anda ajukan, tapi anda sendiri tidak pernah
menjawab satupun pertanyaan saya, sungguh lucu sekali.
Saya rasa sebagian sudah dijawab oleh sdr.King Hian.
Dan ada beberapa yang sudah saya jawab secara tidak langsung. Coba
saja anda simak baik-baik.
Bukankah saya sudah membahas mengenai wuwei jingji.
Hebatnya anda, tidak mempelajari Confuciusm tapi sok mengkritik. Coba
cari tahu lagi apa yang dimaksud dengan kisah pemain catur oleh Zhuang
Zi.
Ini saya sengaja mentest anda agar bisa megetahui kredibilitas dan
kemampuan anda. Jika hal yang sederhana ini anda tidak tahu, bagaimana
anda bisa mengklaim anda adalah pakar filsafat dan sejarah Tiongkok ?
Sejarah Tiongkok yang anda pelajari adalah cerita dongeng yang semua
sejarahwan atau bahkan anak SMA di Taiwan, di Hongkong, di PRC sendiri
tahu bahwa itu adalah dongeng belaka. Contohnya adalah kisah Lv
SiNiang membunuh Yong Zheng atau buku yang berjudul Xue Rengui
zhengdong.



Hormat saya,



Xuan Tong

Catatan: saya mengaku "keok" dengan anda, biarkanlah para pembaca yang
menilai. Terutama mereka yang mengikuti diskusi ini dari awal.

On Nov 5, 7:28 am, "haoliong njoo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Hahahaaaa .....
> King Hian KEOK lagi (buat ke-3 kalinya).  Tapi King Hian tetap tidak
> mau ngaku keok (gitu aja kok susah?).  Malah maling-teriak-maling,
> menuduh saya yang kalah  Hahahaaa .... Dasar King Hian memang fanatik
> dan kepala-batu.
> Ihh ...!! Malu2in teuing, neng King Hian ini.
>
> Dibawah ini saya simpulkan keok-nya King Hian dalam perdebatan2 yang lalu:
>
> (1) Taijitu (Yin-Yang) itu BUKAN kreasi Confucius, melainkan sudah
> dikenal sejak 1700 tahun sebelumnya (I-Ching), juga termasuk dalam
> filsafatnya Laozi (Daoisme) yang ratsusan tahun lebih tua daripada
> Confucianisme
> Disini jelas terbukti, King Hian, Xuantong dan Dahana KEOK .....
>
> (2) TOKOH Sie Djin Koei itu FIKTIF, tapi tokoh Xue Rengui itu nyata (real).
> Buktinya ber-jibun2, tapi salah-satu yang paling telak adalah:  Tokoh
> Sie Djin Koei mati kena dipanah oleh anaknya sendiri yang konon
> bernama Sie Teng San.  Tokoh Xue Rengui mati secara wajar dan tidak
> punya anak Sie Teng San.
> Sekali lagi, King Hian KEOK buat ke-2 kalinya.
>
> (3) Sekarang bukti KEOK nya King Hian yang ke-3, tentang Confucian Historian.
> Confucian historians yang terkenal misalnya Sima Qian, Ban Gu dan
> Ouyang Xiu.  Kekeliruan umum dari Confucian Historians adalah analisa
> dan interpretasi sejarah yang BIASED (memihak) secara SUBJEKTIF,
> hingga tidak memenuhi criteria ilmiah, baik barat maupun standard
> Tiongkok modern (RRC).  Sebabnya adalah karena mereka sendiri adalah
> murid Confucius yang patuh, hingga selalu menilai penguasa2 Tiongkok
> kuno dengan standard Confucius yang feudal dan sudah ketinggalan
> jaman, yaitu harus memenuhi syarat "Junzi 君子" (gentlemen) dan/atau
> 'Renren 仁人" (man of benevolence).  Akibatnya, penguasa2 yang keras dan
> tegas mendapat nilai rendah dan buruk, a.l. Qin Shih Huangti, Ratu Wu
> Zetian (Boe Tjek Thian) dan Kaisar Li Shihmin, yang belakangan ini
> gara2 dinilai tidak berbakti terhadap bapak maupun saudara2 kandungnya
> sendiri.  Opini ini disokong oleh ahli2 sejarah barat/internasional
> yang menulis di Wikipedia (Ref.[1]) dan China History Forum
> (Ref.[2-5]).  Persis seperti yang dikatakan oleh ahli sejarah barat,
> para Confucius Historian ini bersifat "splitter" yang mengutamakan
> detail tetapi melupakan atau mengabaikan keseluruhan (lump) (Ref.[6]).
>
> Demikian juga halnya dengan King Hian, Xuantong dan Dahana.  Meminjam
> ucapan Confucius sendiri, anda2 sekalian cuma sanggup melihat "pohon"
> tetapi tidak melihat "hutan".  Jika sebabnya adalah karena (Confucian
> Historians) tidak cukup intelek, yah tidak bisa terlalu disalahkan,
> asal tidak memaksa orang lain ikut2 salah.  Tapi yang lebih cilaka
> lagi, King Hian TIDAK MAU DISADARKAN akan kesalahan2nya.  Mereka ini
> tidak-bisa-lain adalah seperti KATAK-DIBAWAH-TEMPURUNG, merasa bahwa
> dirinya adalah jago dalam dunianya yang sempit, tidak tahu bahwa
> diluar dunia anda masih ada dunia lain yang lebih luas dan lebih
> besar.
>
> KESIMPULAN:
> Karena sudah KEOK sampai tiga-kali, jika tetap tidak mau mengerti, dan
> tetap membuat kesalahan Logical Fallacy, yaitu menyelewengkan pokok
> pembicaraan, maka ini merupakan tulisan saya yang terakhir kalinya
> buat melayani debat-kusir nya King Hian dkk.  Berhubung score nya
> sudah 3-kosong, saya tidak bersedia melanjutkan diskusi nonsense
> dengan King Hian, yang penyakit Logical Fallacynya lagi2 kambuh.
> Sorry ....
>
> PENUTUP:
> Sebagai penutup saya mengingatkan kembali pokok pembicaraan yang
> semula, yaiotu diskusi seputar usul dari professor Keqian Xu dari
> Universitas Nanjing, yaitu:
>
> (a) What is the relation between tradition and modernity?
> (b) What kind of roles Confucianism might play in contemporary Chinese 
> society?
> (c) Will Confucianism be an obstacle or a useful resource in China's
> modernization, democratization, and market economy construction?
> (d) Is it possible for Confucianism and its practice to come back, at
> least in certain degree, to modern Chinese people's daily life?
> (e) What is the universal values in Confucianism?
> (f) And its significance to contemporary world?
>
> Butir2 diatas akan saya bahas dalam tulisan saya yang berikut nanti,
> tidak perduli apakah King Hian (Xuiantong dan Dahana) mau ikut diskusi
> atau tidak, sebab saya hanya ingin menyadarkan kolega2 Cina Indonesia
> agar tidak keblinger.
>
> Salam,
> Ir. Haoliong Njoo
>
> Daftar REFERENSI:
>
> CONFUCIAN HISTORIANS
>
> [1]http://en.wikipedia.org/wiki/Empress_Wu
> Her (Wu Zetian's) rise and reign has been criticized harshly by
> Confucian historians but has been viewed under a different light after
> the 1950s.
>
> [2]http://www.chinahistoryforum.com/index.php?showtopic=27235&st=0&p=494...
> General_Zhaoyun (Sep 1 2008)
> Princess Taiping wanted to follow the footstep of her mother Wu Zetian
> and hopefully became an Empress. Her political ambition soon led her
> to carry out a power struggle with Li Longji. Unfortunately, the power
> struggle ended with Li Longji triumphed over Princess Taiping. Li
> Longji later became Emperor Tang Minghuang.
> In chinese history, due to influence of Confucian view, woman who were
> engaged in political power struggle were often treated as petty, bad
> people. The Confucian historian obviously treated Princess Taiping as
> unfavorable.
>
> [3]http://www.chinahistoryforum.com/lofiversion/index.php/t8932.html
> General_Zhaoyun (Dec 21 2005): I came across this term in the
> Qinshihuang's thread 
> athttp://www.chinahistoryforum.com/index.php?showtopic=4766, when
> Warhead mentioned about "Confucian Historian's biasedness".
> "Confucian historian" or "Confucian historical view" as I've
> understood is probably referring to the fact that many chinese
> historians were themselves confucian scholars and thus heavily
> influenced by confucianism, such that when they wrote chinese history,
> it was normally with some views or biasedness from "confucian
> perspective".
> For instance, Confucianism's basic political ideology is to encourage
> a ruler himself to become a "Junzi 君子" (gentlemen) or 'Renren 仁人" (a
> man of benevolence). According to confucianism, such kind of ruler
> with great morality and virtue is a great ruler. Otherwise, if he was
> oppressive and killed lots of people, he would be considered a tyrant
> or bad ruler. I wonder if such kind of judgement based on confucian
> ethic was used to evaluate whether a ruler is a great or bad ruler in
> the past, probably one reason why Qinshihuang was so negatively rated
> as a tyrant in chinese history.
> What do you think? Is there such a thing called "confucian historical
> view" or "confucian historian"?
>
> [4]http://www.chinahistoryforum.com/index.php?showtopic=8932
> fcharton (Dec 21 2005):
> Didn't this refer to the western Han historians/writers ? At this
> time, Confucianism became the dominnt ideology, and a lot of works
> were edited (having been destroyed by Qin), some texts being found,
> with sometime editions or additions (eg some chapters in the Shujing),
> commentaries were written (eg the Gongyang and Guliang commentaries on
> the Chunqiu), works were compiled (Zhanguoce), or commented upon
> (Guoyu). As such, there was something like a confucean
> reinterpretation of history.
> I didn't add Sima Qian on purpose, for I am a bit suspicious of his
> confucean "spirit"... He seldom borrows from the Gongyang zhuan, and
> seems to have a less conventional approach, especially wrt "recent
> history" (ie Qin and the civil war).
> Francois
>
> [5]http://www.chinahistoryforum.com/index.php?showtopic=4766,
> Borjigin Ayurbarwada - (May 31 2005)
> Seem to resemble Qin Shi Huang alot, but why is Qin Shi Huang viewed
> in a much more negative way? It has to be the Confucian historian's
> bias.
>
> [6]http://findarticles.com/p/articles/mi_qa3818/is_/ai_n16066404?tag=unt...
> Perbandingan Confucian Historian dengan Western Historians
> "And even I can remember / A day when the historians left blanks in
> their writings, / I mean for things they didn't know" (Canto XIII).
> Pound's ideal Confucian historian is closer to a "splitter" than a
> "lumper," to use J. H. Hexter's more earthy distinction (Lee, pp.
> 131-132). Whereas the "lumper" provides the satisfactions of seeing
> the forest more than the trees, the "splitter," looking more closely,
> has an eye for discordant details, for evidence that refuses to fit
> with generalizations. Suspicious of analogy, it is the latter breed of
> historian that, searching for differences, has to leave room for
> ignorance. All three of the Scottish studies reviewed here are the
> work of historical "splitters." Pamela Ritchie argues against overly
> religious interpretations of Mary of Guise whose politics, in her
> view, historians have construed far too narrowly as a prelude to the
> rebellion of Scotland's Protestants in 1559.
>
> On 11/4/08, HZH <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
>
> > On 4 Nov, 01:10, "haoliong njoo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >> Singkat saja,
> >> Ini dia penyakit Cina2 Indonesia, tidak bisa membedakan FIKSI dan
> >> REALITAS.
> >> Saya tidak pernah bilang, Xue Rengui (jendralnya Li Shihmin) itu fiksi.
> >> Yang saya bilang, Sie Djin Koei itu fiksi.
>
> > Dada :
> > anda sering bahas logical fallacy , dan lain2 ........
> > tp anda melakukan hal yg lebih parah , seperti ...."> Ini dia penyakit
> > Cina2 Indonesia, tidak bisa membedakan FIKSI dan REALITAS...."
> > jikapun benar ada yg seperti itu , itu juga sudah small statistic
> > number ,salah satu dari logical fallacy yg juga parah............
>
> > kedua
> > oke , sekarang skip logical fallacy itu sendiri ,
> > itu bagaimana tentang Xue Ren Gui dengan Sie Djin Koei ? klo masalah
> > mendasar seperti ini saya sudah kacau , bagaimana dengan pondasi
> > argumen yang anda bangun berikutnya?
>
> >> (b) Xue Rengui itu ada orangnya.  Tapi Sie Djin Koei itu tidak ada ada
> >> orangnya, dan tidak sama dengan Xue Rengui:
>
> > *****
> > Iyah seperti perumpamaan Sudono Salim tidak ada orangnya , dan tidak
> > sama dengan Liem Sioe Liong ........:-))

Kirim email ke