SAMBUTAN KETUA PENDIRI YAYASAN NABIL

DRS. EDDIE LEMBONG, Apt

PADA ACARA PENGANUGERAHAN NABIL AWARD 2007

KEPADA DR. CLAUDINE SALMON

Hotel Sahid Jaya Jakarta, 25 Oktober 2007

 

 

Yang kami muliakan Bp. Ketua Mahkamah Konstitusi, Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie.

Yang kami hormati Wakil Ketua MPR, Bp. A.M. Fatwa.

Yang kami hormati Ibu Menteri dan suami yang mungkin masih dalam perjalanan.

Ibu dan Bapak Dewan Juri dari Upacara NABIL Award ini. 

Dewan Pakar NABIL Foundation yang kami hormati.

Hadirin semua yang sangat kami hormati.

 

Selamat malam, selamat datang ke dalam acara penyerahan Anugerah ini.

 

Assalamu’alaikum wr.wb
 

Saya sangat insyaf dalam kehidupan Jakarta Raya sekarang ini, sungguh tidak 
mudah mengharapkan Anda bisa hadir di sini seperti kenyataannya, maka ijinkan 
kami haturkan beribu-ribu terima kasih. 

 

Dalam suasana yang masih diliputi suasana muhibah dalam semangat Hari Raya Idul 
Fitri, ijinkan kami menyampaikan “Selamat Hari Raya Idul Fitri, Mohon Maaf 
Lahir dan Batin, Minal Aidin Wal Faizin”.

 

Tiga hari lagi, 28 Oktober kita semua akan bersama-sama merayakan Sumpah 
Pemuda. Satu hari yang sungguh penting dan luar biasa di dalam proses 
pembentukan bangsa Indonesia modern. Dan oleh karena itu, meskipun tidak tepat 
waktunya tanggal 28, kami rayakan upacara ini, hari ini, senafas dan dalam 
semangat sumpah pemuda.

 

1 Nusa.

1 Bangsa. 

1 Bahasa.

 

Pada kesempatan yang baik ini, barangkali saya, sebagai mantan tukang jual 
obat, selalu suka memberi alakadarnya keterangan, bahwa yang menyelenggarakan 
acara hari ini adalah Yayasan NABIL, sesungguhnya itu adalah singkatan dari 
Yayasan Nation Building, sesuatu elemen yang kami anggap tetap relevan, dan 
masih penting sebagai fondasi yang harus terus menerus kita perkokoh di dalam 
rangka mengelola negara kita. 

 

Dr. Yudi Latif mungkin sependapat dengan saya, ada sejumlah ahli yang 
mengatakan kita bangsa Indonesia sungguh mampu dan berhasil membangun bangsa 
yang menurut kami masih perlu terus menerus diperkuat. Tetapi ada yang 
mengatakan kita belum terbukti mahir di dalam mengelola negara. Untuk bisa 
terbukti mahir mengelola negara, tetap sangat kita perlukan mengkokohkan 
persatuan bangsa. 

 

Oleh karena itu, Yayasan NABIL pada dasarnya tujuan umumnya adalah untuk 
memperkokoh proses Nation Buliding. Tapi ada yang berseloroh mengatakan, “Kok 
Pak Eddie pilih nama NABIL, bernuansa Timur Tengah?”. Saya katakan, 
“Alhamdulillah, ini menunjukkan rasa kedatangan dan affirmative kami dan kita 
semua terhadap agama Islam dan umat Islam”. Lalu kawan baik saya seorang 
profesor dari Universitas Paramadina mengatakan, “Pak Eddie tahu ga apa artinya 
Nabil?”

Saya katakan, “Ya, itu singkatan dari Nation Building. Sudah cukup”

Nabil dalam bahasa Arab berarti NOBEL.

Saya katakan “Alhamdulillah”, jadi Yayasan NABIL yang akan memberikan NABIL 
Award yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris, namanya Nobel Award.

 

Bulan Oktober ini di belahan dunia sono sudah diumumkan pemenang hadiah Nobel 
dalam bidang kedokteran, ekonomi, fisika, kimia, perdamaian tetapi baru akan 
diserahkan hadiahnya bulan Desember. Alhamdulillah Yayasan NABIL memutuskan 
sekarang dan menyerahkan sekarang juga. 

 

Itu namanya, kalo mengenai logo, insyaallah hadirin semua berkenan untuk 
mengatakan boleh juga logo itu, tetapi bukan cuma secara grafik logo ini 
barangkali indah, barangkali, lebih dari itu ini penuh makna, syarat makna. Ini 
terdiri dari 5 cincin yang belum sepenuhnya menutup, mencerminkan kesadaran 
kita semua bahwa proses Nation Building is an unending process, kita harus 
berjuang terus menerus memperkokoh kebangsaan kita. Bahwa cincinya lima, Bapak 
tahu, saya tahu, tidak perlu saya jelaskan, PANCASILA. Ketiga, warnanya 
berbeda, singkat kata itu mengindikasikan kesadaran kita, bahwa kita ini 
beraneka ragam, tetapi Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi satu jua. Dan 
terakhir, insyaallah lambang ini menggambarkan perangkulan tanpa perbedaan 
merangkul semua orang, memperlakukan semua orang secara bermatabat yang sama.

 

Ngomong sedikit lebih serius, jadi tujuan ini apa? Ya untuk turut membangun 
Nation Building, satu proyek raksasa bangsa kita yang menjadi kewajiban dari 
setiap insan Warga Negara Indonesia. Yayasan NABIL ingin ikut turut berjuang, 
turut berpartisipasi, turut memberi kontribusi terhadap proses Nation Building 
ini agar supaya hasilnya lebih kuat, dan untuk mencapai Nation Building yang 
paripurna, tidak bisa ditawar, paling kurang ada 4 pilar pokok pembangunan 
bangsa yang harus kita jalani.

 

Dalam bidang Politik dan Hukum, dan dalam hal ini kepada Bapak-bapak, apalagi 
dari Para Ahli Hukum, ingin saya menggunakan kesempatan ini untuk menyatakan 
dengan khidmat, bahwa tahun 2006 besarlah maknanya khususnya bagi komponen 
bangsa Indonesia keturunan Tionghoa, tetapi buat saya secara filosofis, 
mempunyai makna yang lebih penting bagi seluruh bangsa Indonesia, karena baru 
pada tahun 2006 kontaminasi paham etnonasionalisme yang termuat di dalam pasal 
6 dan pasal 26 UUD 1945, alhamdulillah diakhiri dengan UU Kewarganegaraan No. 
12 Tahun 2006. Lebih daripada itu, kalau UU tadi disambut gegap gempita oleh 
masyarakat, saya harus menyerukan, kita juga harus menyambut dengan gegap 
gempita UU No. 23 juga tahun 2006 tentang Adminduk, Administrasi Kependudukan. 

 

Saya tidak bicara politik, saya tidak bicara hukum di sini, tetapi cukup saya 
yakinkan Anda, ini akar daripada segala akar yang memungkinkan kolonialisme 
yang lalu yang diteruskan oleh penguasa pada periode tertentu untuk mengadakan 
segregrasi dan diskriminasi antar etnik di dalam bangsa kita. Alhamdulillah ini 
juga sudah diakhiri secara Undang-undang. Maka kami, saya rasa, bolehlah atas 
nama etnis Tionghoa, tetapi saya kira demi kepentingan nasional Indonesia 
semua, menyampaikan rasa terima kasih dan hormat yang setinggi-tingginya kepada 
semua pihak di DPR, di Pemerintahan termasuk Presiden Republik, dan didukung 
oleh para Pakar Hukum yang telah menelorkan dua Undang-undang yang demikian 
penting ini, tindak lanjutnya masih merupakan perjalanan yang jauh. 

 

Kedua, untuk membangun Nation building yang berhasil, tidak bisa ditawar, aspek 
pembangunan ekonomi mutlak diperlukan. Dalam hal ini saya hanya ingin mencatat 
dua hal, sebelum Merryl Linch mengumumkan bahwa ada meningkat 16% orang 
Indonesia yang makin kaya, di tengah-tengah berlipat gandanya orang Indonesia 
yang jatuh miskin! Sesuatu hal yang telah kami konstater lebih dulu daripada 
waktu itu. Singkat kata kami mau katakan, kami hakul yakin bahwa-adalah 
kewajiban kita semua untuk mendukung affirmative action movement yang non 
diskriminatif. Saya tahu, disini banyak cerdik pandai yang akan menertawakan di 
belakang, orang yang ngomong ngga ngerti apa artinya affirmative action, karena 
affirmative action itu sendiri mengandung makna diskriminasi! Tetapi saya harus 
katakan, buka kamus dan Anda lihat, itu adalah diskriminasi positif. Kami 
mendukung affirmative action dengan diskriminatif positif, menolong yang lemah 
oleh yang kuat. Yang kami tidak setuju, affirmative action yang disertai 
embel-embel diskriminatif berdasarkan etnisitas, bahasa, kebudayaan, agama, 
gender, dan lain-lain. Dalam bidang ekonomi, insyaallah akan kami kembangkan 
pemikiran-pemikiran yang akan kita persembahkan kepada Ibu Pertiwi.

 

Ketiga dalam bidang kebudayaan, hari ini cukup saya katakan dan akan menjadi 
tantangan untuk kita kembangkan, kami hakul yakin kepada apa yang disebut Cross 
Cultural Fertilization, Penyerbukan Silang Antar Budaya, semua budaya-budaya 
etnik Indonesia mengandung unsur-unsur keunggulan yang apabila kita padukan, 
insyaallah mampu kita lahirkan suatu budaya dan peradaban Indonesia modern yang 
makin unggul dan makin kompetitif.

 

Akhirnya di dalam bidang sosial, dalam hubungan dengan perkembangan ekonomi 
yang saya sebut tadi, di Indonesia ini secara nasional ekonomi bertumbuh dengan 
baik, tetapi segelintir yang kaya makin kaya, yang payah makin payah ini harus 
dikoreksi, dan kita akan turut memikirkan terapi-terapi yang lebih efektif. 

 

Dalam tataran praktis, saya dengan singkat mengatakan, bahwa kami menunjang 
penerbitan buku-buku dari karya-karya ilmiah tesis Doktor dari berbagai 
universitas yang mengandung gagasan-gagasan Nation Building umumnya.

 

Alhamdulillah kami sudah berhasil menerbitkan dua buku dalam waktu kurang dari 
satu tahun, dan kedepan akan makin banyak buku yang akan kita terbitkan 
berdasarkan hasil karya pemikir-pemikir Sarjana Indonesia. 

 

Kedua, kita telah dan akan terus memberikan partisipasi tunjangan beasiswa bagi 
orang-orang yang mau mengambil program Doktor. 

 

Ketiga, Alhamdulillah, hari pertama adalah hari ini, kita mencoba memberikan 
NABIL Award kepada ilmuwan-ilmuwan yang hasil karya ilmiahnya monumental 
membawa pengaruh positif di dalam sumbangannya untuk memperkokoh Nation 
Building di Indonesia. 

 

Terakhir insyaallah dengan restu dan dukungan Ibu dan Bapak sekalian, kita akan 
selalu menyelenggarakan seminar-seminar, alternative action (?) workshop yang 
meng-address-kan segala aspek masalah kebangsaan di Indonesia ini. 

 

Maka hari ini satu harapan kami, insyaallah langkah kecil dari perjalanan 
seribu langkah ini akan mendapat restu dari Ibu-ibu dan Bapak-bapak sekalian. 
Semoga bangsa kita akan makin maju, makin kokoh dan makin sejahtera. Maka pada 
kesempatan yang berbahagia ini, ijinkan kami dengan sangat tulus dan 
bersungguh-sungguh ingin menyatakan terima kasih kami sebesar-besarnya kepada 
seluruh hadirin yang hari ini telah menghadiri upacara ini, sebagai wujud 
dukungan moril dan barangkali materiil kepada acara hari ini.

 

Kepada Dewan Juri yang telah memberikan wibawa atas keputusan ini yang terdiri 
dari :

  1.. Prof. DR. Ahmad Syafii Maarif yang sayang sekali malam ini berhalangan, 
karena harus menghadiri Konferensi Internasional tentang Islam dan Politik di 
Kuala Lumpur.
  2.. Alhamdulillah baru saja pulang, Prof. DR. Siti Musdah Mulia, MA.
  3.. DR. Jakob Oetama yang hadir di sini.
  4.. Prof. DR. Franz Magnis-Suseno, SJ yang juga hadir di sini.
  5.. Prof. DR. Adrian B. Lapian yang hadir kemarin tetapi hari ini harus pergi 
ke Makassar untuk suatu konferensi Oceanografi Maritim, dan terakhir.
  6.. Mantan Menteri Koordinator Ekuin, Prof. DR. Dorodjatun Kuntjoro Jakti.
 

6 (enam) orang kalau bukan orang suci paling kurang bukan koruptor, 
alhamdulillah mendukung keputusan pemberian NABIL Award ini, dan semua ini 
hanya dimungkinkan berkat pengorbanan tanpa reserve dari Dewan Pakar, banyak 
yang duduk di depan ini. Saya tidak perlu sebut satu persatu, nanti habis 
waktunya, waktu penting jadi tidak saya sebutkan. Berikutnya kami ucapkan 
terima kasih kepada semua media partner yang tercatat di sini, maupun yang 
karena sesuatu dan lain alasan logonya tidak dicantumkan, tetapi beliau-beliau 
telah turut mendukung, terutama dari media elektronik yang tidak dicantumkan di 
sini. 

 

Kepada Hotel Sahid Jaya, bukan hanya karena big boss-nya ada di sini, tetapi 
ikhlas Pak Sukamdani, kami ingin laporkan, Alhamdulillah kami mendapatkan 
pelayanan yang luar biasa bersahabat dan murah hati kalo tidak suasana tidak 
akan sebaik hari ini, terima kasih banyak kepada Bapak. 

 

Saya harap Anda semua telah sempat menikmati musik dengan instrument Chinese 
melantunkan lagu-lagu Indonesia dan lagu-lagu barat, mengindikaskan perbauran 
budaya timur dan barat selalu mungkin. Nanti pada ujung akhir pada acara ini, 
insyaallah Ibu dan Bapak akan mendengarkan lagu yang bukan hanya merdu tapi 
menggambarkan dan melukiskan dengan tandas kecintaan kita semua kepada tanah 
air Indonesia ini.

 

Kepada Catharine Keng yang suaranya merdu, … (bahasa Mandarin), nanti dengan 
DR. Claudine akan pakai bahasa … (bahasa Mandarin), kami ucapkan terima kasih 
atas dukungannya.

 

Kepada Event Organizer Bella Donna yang juga bahu membahu dengan kami, dan tim 
dari perusahaan PT Pharos Indonesia dibawah pimpinan Ibu Hening Dwi Astuti, dan 
diperkuat oleh Sdr. Cindy Clara yang bekerja habis-habisan untuk acara hari 
ini, dan semua saja yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, kami ingin 
menyampaikan ucapkan terima kasih yang sungguh ikhlas kepada Anda semua.

 

Last but not least kepada DR. Claudine yang bersedia terbang ribuan kilometer 
dari Paris untuk datang menghadiri upacara ini yang kami harap dampaknya akan 
membuktikan Indonesia tidak pernah hilang dari peradaban Internasional dan 
bahkan ke depan Indonesia akan makin jaya.

 

Akhirul kata: tak ada gading yang tak retak, kami semua dengan kesungguhan hati 
yang tiada tara bersungguh-sungguh untuk menyelenggarakan segala sesuatu secara 
sempurna, tetapi kami yakin ada banyak sekali kekurangan dan keikhlafan, 
termasuk tata duduk yang tidak tertata baik ini, kami mohon maaf 
sebesar-besarnya.

 

Walbillahi taufiq wal hidayah. Wassalammualaikum wr.wb.

 

 

 


[Non-text portions of this message have been removed]



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke