sumber: KOMPAS

Romo Fransiskus Xaverius Tan Soe Ie SJ (80) , Kamis (26/2) dimakamkan di Makam 
Girisonta, Ungaran. Pastor yang merintis pupuk kascing atau bekas cacing untuk 
para petani ini meninggal, Rabu (25/2) dini hari lalu di Rumah Sakit Panti 
Rapih karena sakit. Romo Tan, begitu biasa disapa, telah menjalani perawatan 
intensif sejak 4 Februari lalu di RS Rapih, Yogyakarta.

"Beliau meninggal dini hari sekitar pukul 03.00, diindikasi karena penyakit 
kanker," ungkap Indra Gunawan, Pengurus Harian Yayasan Pangkal Sejahtera, yang 
dekat dengan Romo Tan, Kamis (26/2) di Yogyakarta. Romo Tan adalah pembina 
sekaligus pendiri Yayasan Pangkal Sejahtera yang bergerak di bidang pertanian 
itu.

Menurut Indra, sebelum dirawat di RS Panti Rapih, Rm Tan sempat dirawat di RS 
Panti Nugroho, Pakem, Sleman, selama tiga hari, pada 2-4 Februari. Indra 
menuturkan, Rm Tan sebelum meninggal mengaku mengalami keluhan daya penglihatan 
berkurang. "Sekitar 3-4 tahun lalu Rm Tan juga pernah mengalami gangguan pita 
suara. Beliau juga pernah menjalani operasi jantung, tetapi itu sudah lama," 
katanya.

Romo Tan tercatat berkarya terakhir di Gereja Maria Asumpta Pakem sejak tahun 
2002. Selain menjadi pastor paroki, sampai akhir hayatnya Romo Tan berkarya di 
Dusun Ponggol, Hargobinangun, Pakem, yaitu memproduksi dan mengembangkan pupuk 
kascing yang tidak lain dibuat dari kotoran cacing. Pupuk ini ditujukan bagi 
peningkatan kesejahteraan petani. Untuk mengelola dan mengembangan pupuk 
kascing tersebut, Romo Tan sekitar 3,5 tahun lalu mendirikan Yayasan Pangkal 
Sejahtera.

"Beliau berpesan pupuk kascing itu sangat bermanfaat bagi petani dan diperlukan 
petani. Karena itu, harus dikembangkan untuk memajukan para petani," kata 
Indra.  

Romo Tan lahir di Gowongan, Yogyakarta, 16 Desember 1928. Ia masuk novisiat 
Serikat Jesus (SJ) tahun 1950 dan ditahbiskan sebagai pastor anggota SJ pada 
tahun 1963. Romo Tan pernah menjadi pamong di Seminari—lembaga pendidikan 
calon-calon pastor—Mertoyudan, Magelang, 1966-1969. Ia juga pernah menjadi 
pastor Paroki Baciro, Yogyakarta, tahun 1970-1976, kemudian di Tangerang tahun 
1977-1985, hingga berkarya di Dare, Timor Timur, tahun 1985-2002.  

Indra mengungkapkan, Romo Tan berharap Gereja Katolik dan negara lebih 
memerhatikan petani. Selama ini petani kurang diperhatikan pemerintah. Obsesi 
Romo Tan adalah meningkatkan kesejahteraan petani kecil.



Kirim email ke