Tulisan Siauw Giok Tjhan Dibukukan
Sabtu, 22 Mei 2010 | 11:56 WIB

SANDRO GATRA
Siauw Tiong Djin (kiri) saat peluncuran buku Renungan Seorang Patriot Siauw 
Giok Tjhan 
JAKARTA, KOMPAS.com — Buku berjudul Renungan Seorang Patriot Indonesia Siauw 
Giok Tjhan diluncurkan. Buku itu menceritakan bagaimana perjuangan warga 
Tionghoa menjadi warga Indonesia.


Tidak ada diskriminasi, tidak ada lagi istilah Indonesia asli atau pribumi. 

Anak kandung Siauw Giok Tjhan, sekaligus editor buku, Siauw Tiong Djin, 
mengatakan, buku itu memaparkan riwayat perjuangan seorang peranakan Tionghoa 
yang lahir dan dibesarkan di Indonesia ikut dalam perjuangan kemerdekaan serta 
membangun Indonesia. "Menjabarkan pemikiran bagaimana bangsa Indonesia harus 
dibangun," ucap dia saat peluncuran buku di Jakarta, Sabtu (22/5/2010). 

Peluncuran dihadiri 100-an orang dari berbagai organisasi Tionghoa, pengusaha 
Tionghoa, dan budayawan. 

Dalam buku setebal 536 halaman itu, Siauw menginginkan tiga hal yang harus 
dicapai oleh etnis Tionghoa di Indonesia. Pertama, komunitas Tionghoa menjadi 
suku bangsa Indonesia. "Tidak ada diskriminasi, tidak ada lagi istilah 
Indonesia asli atau pribumi," ungkap dia. 

Keinginan kedua, tambah Djin, Siauw ingin negara Indonesia berlandaskan 
kewarganegaraan. "Itu yang jadi landasan hukum. Mereka punya hak dan kewajiban 
yang sama. Ketiga, ciri-ciri etnis tidak dihapuskan. Ini dasar dari Bhinneka 
Tunggal Ika. Ciri ini perlu dikembangkan untuk perkaya karakter bangsa ini," 
jelasnya. 

Dikatakan Djin, keinginan itu hampir terealisasi saat ini. Hal itu terlihat 
dari mayoritas keturunan Tionghoa sudah menjadi warga negara Indonesia. Fakta 
lain, Tahun Baru Imlek telah menjadi hari raya nasional, bahasa Tionghoa sudah 
bebas digunakan, dan sekolah-sekolah Tionghoa dapat bebas berdiri. 

Selain itu, papar dia, undang-undang yang berbau diskriminasi dihapus. "Tapi UU 
yang baik tidak dapat menjamin bahwa rasis tidak berkembang biak di masyarakat. 
Itu yang harus diperjuangkan generasi muda. Intinya, pemikiran Siauw Giok Tjhan 
masih sangat relevan dengan kondisi saat ini," ucap dia. 

Siauw yang wafat tahun 1981 semasa hidup itu tercatat pernah berprofesi sebagai 
wartawan, pemimpin redaksi majalah, anggota DPR, pendiri sekaligus Ketua Badan 
Permusyaratan Warga Negara Indonesia, tahanan politik selama 12 tahun, serta 
pelarian politik.

<<1118473p.jpg>>

<<quote_1.gif>>

<<quote_2.gif>>

Kirim email ke