Dalam rangka Cioko / ulambana / sembayang rebutan / ghost festival
Raja Yama Adalah salah satu dewa kematian. Siapakah raja yama = dia adalah hakim alam baka yang menentukan manusia setelah kematian diadili untuk menentukan manusia masuk neraka dan surga. Berbagai versi dari Raja yama dari Budaya india, tiongkok bahkan budaya jawa sekalipun mencantum nama raja Yama. Dalam hal ini mari kita bahas dari sudut budaya tionghoa, pengaruh pengaruh agama dalam peranan RAja yama seperti buddhism, tao, hindu bahkan ada pengaruh dari agama islam (khususnya tanah jawa), saya menghadirkan topik ini karena salah satu forum buddhist mengangkat tema raja yama, ketika saya lihat dari bukti di wiki ternyata banyak sekali versi raja Yama, http://en.wikipedia.org/wiki/Yama ini adalah bukti tulisan versi lain dari raja yama Yama in Javanese There is Yamadipati in Javanese culture, especially in wayang. Word adipati means ruler or commander. In the beginning Hinduism came to Java, Yama was still the same as Yama in Hindu myth. When Islam became majority religion, Yama was demystified by Walisanga who ruled at that time. So, in Javanese, Yama became a new character. He is son of Sanghyang Ismaya and Dewi Sanggani. In wayang story, Yamadipati married Dewi Mumpuni. Unfortunately, Dewi Mumpuni fell in love with Nagatatmala, son of Hyang Anantaboga who rules earth. Dewi Mumpuni left Yamadipati, finally. Mari kita kupas tuntas Versi Raja yama dari versi Budaya tionghoa yaitu yan luo wang peranannya, sejarah beliau, dsbnya. Apakah benar setelah kematian ada yang namanya peradilan alam baka ? Mari kita bahas bersama Saya harap diskusi kita bermanfaat bagi kita semua