Rene, 

saya hargai masukan anda untuk melepaskan
diri dari obsesi kebencian terhadap LPKB. 
untuk orang yang menaruh kebencian terhadap
LPKB, saya rasa anjuran Rene sangat baik. 

saya pun sudah menjawab japri anda. saya
berharap komunikasi ini dapat berlanjut dengan
dilandasi semangat persaudaraan. 

tetapi yang perlu saya tandaskan secara terbuka
adalah saya tidak menaruh antipati apalagi
kebencian terhadap LPKB. saya hanya hendak
menempatkan diri sebagai anak muda yang 
mencoba memahami sejarah masa lalu etnisnya. 

apabila terdapat sesuatu kejanggalan atau
katakanlah dosa-dosa yang pernah dibuat oleh
LPKB maka biarlah semua itu dinilai oleh sejarah. 

saya juga berpandangan ada baiknya Rene mengubah
pandangan anda terhadap kajian sejarah. seorang
asvi warman adam tidak selalu mesti benci Angkatan
Darat manakala penyimpulan sejarahnya terkait dengan
masalah G30S condong menempatkan angkatan darat
sebagai pihak yang dipertanyakan. 

smoga jelas.

Sub-Rosa II

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "rene chan" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> 
> Kenken,
> 
> Penjelasan tentang tindak tanduk anda sudah saya kirimkan melalui
> japri, karena kurang etis kalau kita bahas di tempat umum.
> Maaf jika saya tidak bisa ikut membantu menyebarkan obsesi dan
> kebencian anda thd LPKB melalui pelebaran topik disini.
> Jika ada topik2 yg up todate dan akan menghasilkan sesuatu yg 
positive
> marilah kita diskusikan disini ber sama2 dgn rekan2 yg lain.
> 
> rgds. rc
> 
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "odeon_cafe" <odeon_cafe@>
> wrote:
> >
> > Rene Chen, 
> > 
> > Saya hanya tidak bisa menemukan kesamaan antara `asimilasi' LPKB 
> > dengan RBKP di Tiongkok. Agaknya, rene chen juga hendak 
memperlebar 
> > tema diskusi. Ujung-ujungnya bisa jadi debat kusir yang tidak 
ada 
> > sangkut-paut dengan esensi diskusi awal. Bisa-bisa kita saling 
> > menuding secara pribadi dengan keras. 
> > 
> > Begini, 
> > 
> > RBKP bagi saya adalah sebuah usaha untuk memunculkan sebuah 
> > kebudayaan baru. Terlepas dari apakah benar atau salah gerakan 
ini. 
> > Secara pribadi maupun politis, saya menolak dan tidak mendukung 
> > praktek RBKP itu. Namun, tidak ada unsur etnic cleansing di 
sana. 
> > RBKP jelas merupakan gerakan politik. Satu-satunya golongan yang 
> > MUNGKIN hendak dieliminir adalah golongan borjuasi. Tetapi 
golongan 
> > ini bukan dalam frame etnis tetapi masuk dalam kategori "kelas 
> > sosial". Dibenarkannya atau ditolaknya gerakan ini saya serahkan 
> > kepada masing-masing penilai. 
> > 
> > Sedangkan `asimilasi' LPKB dan penerapan formalnya juga 
merupakan 
> > gerakan politik, sebuah usaha memberangus sebuah kultur 
sekalipun 
> > diungkapkan dengan malu-malu tapi tegas dalam tataran juridis, 
dan 
> > dengan jelas mengarah pada etnic-cleansing. 
> > 
> > Adanya faktor kesamaan antara keduanya tentu bukan sesuatu yang 
> > istimewa. Tentang pelanggaran HAM yang sama-sama dilakukan oleh 
> > kedua gerakan (dengan intensitas yang berbeda) bukan sesuatu 
yang 
> > dapat ditarik kesimpulan keterkaitan keduanya. Kalau Cuma 
> > berdasarkan kisah-kisah pelanggaran HAM maka kita juga pake 
> > referensi Polpot. Tapi di mana korelasinya??  
> > 
> > Berbeda apabila ulysee mengaitkan `asimilasi' LPKB dengan konsep 
The 
> > Melting Pot yang pernah diuji cobakan di amerika. Secara 
konsepsi 
> > keduanya sama. Dasar filosofis dan orientasinya pun sama. Nah, 
kalau 
> > kita hendak belajar lebih jauh untuk menemukan solusi untuk 
`masalah 
> > Tionghoa' maka sudah pasti kita mesti mencari referensi dari 
> > pengalaman yang lebih memiliki kaitan. 
> > 
> > Bagaimana konsep The Melting Pot membawa kerusakan bagi tatanan 
> > sosial Amerika dan pemahaman tentang kesetaraan dan penghormatan 
> > terhadap HAM. Tentang pengaruh dan dampaknya serta gugatan dari 
> > generasi muda Amerika terhadap konsep The Melting Pot ini patut 
> > dipelajari DALAM MEMBAHAS `ASIMILASI' LPKB. 
> > 
> > Kalau kita mau belajar melakukan revolusi maka tentu saya setuju 
> > untuk membahas tentang RBKP itu. 
> > 
> > Jadi saya harap menjadi jelas, bahwa tidak ada itikad guru-
menggurui 
> > dalam hal ini. Sekedar beropini dan hendak mengembalikan tema 
> > diskusi pada tema awal. Atau anda dapat melihat korelasi 
> > antara `asimilasi' LPKB dan RBKP? Tolong dijelaskan kalau 
begitu. 
> > Karena saya tidak mengerti. 
> > 
> > Sub-Rosa II
> > 
> > 
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "rene chan" <huarenau@> 
> > wrote:
> > >
> > > 
> > > Ketika saya ingin mengajar/menggurui seseorang,biasa nya akan 
saya
> > > lakukan di tempat yg private.
> > > Melakukan di depan umum hanya akan menerbitkan persepsi satu 
> > diantara dua;
> > > 
> > > ++ mencoba mempermalukan yg di guruin, dengan memper rendah 
status,
> > > 
> > > ++ atau mengangkat status diri sendiri sbg yg 'lebih tahu'
> > > 
> > > Tentunya masing2 rekan2 di milis mempunyai kemampuan untuk 
> > memberikan
> > > penilaian sendiri2, persepsi yg mana dari kedua persepsi tsb 
yg 
> > telah
> > > terjadi .......
> > > 
> > > salam dirgahayu........
> > > rc
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "odeon_cafe" 
<odeon_cafe@>
> > > wrote:
> > > >
> > > > saya rasa, ulysee harus belajar berdiskusi
> > > > yang benar. dalam artian tidak keluar dari
> > > > tematik diskusi.
> > > > 
> > > > contohnya, apa hubungan antara perilaku
> > > > antagonis Sindhunata LPKB dengan RBKP di
> > > > Tiongkok?? sebagai referensi pun keduannya
> > > > tidak bisa dihubung-hubungkan, secara ilmiah
> > > > tentunya. kalau secara logika macet ala
> > > > ulysee ya mungkin saja. 
> > > > 
> > > > kalau mengaitkan konsep 'asimilasi LPKB
> > > > dengan teori 'The Melting Pot' karya
> > > > Israel Zangwill mungkin bisa ketemu kaitannya. 
> > > > juga melihat dampak dan ditinggalkannya
> > > > teori 'the melting pot' oleh keturunan
> > > > anglo saxon saat ini. bedanya hanya di penekanan
> > > > politik yang amat kental pada praktek LPKB. 
> > > > konghucu salah satu korban tergila mereka. 
> > > > beruntung saat ini konghucu masih tetap
> > > > eksis. 
> > > > 
> > > > 
> > > > Sub-Rosa II
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ulysee" <ulysee@> 
wrote:
> > > > >
> > > > > 
> > > > > Tanya: 
> > > > > Lebih radikal mana, kalau dibandingin sama revolusi 
kebudayaan 
> > di
> > > > > tiongkoknya sendiri, Broer? 
> > > > > 
> > > > > -----Original Message-----
> > > > > From: ChanCT [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> > > > > Sent: Wednesday, March 08, 2006 10:55 AM
> > > > > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > > > > Subject: [budaya_tionghua] Re: Danardono Re: Di era Orba, 
TNI 
> > tutup
> > > > > pintu bagi etnis TIonghoa.
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > Memang luar biasa kalau begitu orang yang kemudian 
menamakan 
> > diri
> > > > > Shindunata itu, ya. Begitu keras dan radikalnya usaha 
> > menghapuskan 
> > > > apa
> > > > > saja yang berbau Tionghoa, dengan tidak mempedulikan HAM 
yang 
> > > > terinjak.
> > > > > Padahal konsep asimilasi yang dikumandangkan sejak tahun 
60 
> > itu,
> > > > > penekanannya harus dilaksanakan secara alamiah, lepas dari 
> > tindak
> > > > > paksaan dan sedikitpun tidak boleh mengandung unsur 
kekerasan! 
> > Tapi
> > > > > kenyataan yang terjadi, konsep asimilasi tidak hanya 
> > diambilalih 
> > > > oleh
> > > > > Pemerintah, dilancarkan sepenuhnya dengan menggunakan 
> > kekuasaan 
> > > > Orba,
> > > > > bahkan menuntut lebih radikal lagi.
> > > > >
> > > >
> > >
> >
>









.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to