Wah .... kalau saya juga sudah pasti mendukung upaya yang dilakukan oleh 
pemerintah China untuk menindak para pelaku usaha bajakan vcd, film dan 
software karena itu menyalahi hak cipta. Apa yang saya sampaikan, sudah pasti 
konteksnya adalah penerbitan pers yang dibrangus. Data yang dikutip Kompas 
memang tidak merinci lebih jauh katagori surat kabar atau penerbitan  yang 
dibredel/disita. Mungkin tidak semuanya merupakan pers yang vokal mengkritik 
penguasa komunis. Apalagi data itu dikutip dari kantor berita Xinhua yg nota 
bene milik partai yang berkuasa. Jadi demokrasi yg dimaksud adalah berkaitan 
dengan kebebasan informasi dan pers, kalau membajak sudah pasti melanggar hukum.
   
  Salam damai
  
Golden Horde <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ananta darma 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
>Sepengetahuan saya, bukan hanya Dajiyuan atau Epoch Times yang 
>ditekan oleh rejim komunis China, tapi media-media lain yang berani 
>menyuarakan kenyataan yanng terjadi di China, juga mendapat 
>perlakukan yang sama. 
>Tahun lalu bahkan menurut laporan kantor berita Xinhua, sebanyak 79 
>surat kabar telah dibrangus, dan 169 juta penerbitan disita, 
(Kompas, 19 Januari 2006).

=============================================================

Maaf kalau saya memberikan sedikit komentar disini. Berita Kompas 19 
Januari 2006 yang dikutip itu sayang tidak sepenuhnya dan lengkap 
dimuat dalam postingan anda. Saya kurang yakin kalau semuanya 
yang dikutip itu (79 surat kabar dan 169 juta penerbitan) adalah 
suara yang "berani menyuarakan kenyataan yang terjadi di China", maka 
ditekan oleh rejim komunis China.

Angka yang fantastis kalau sekiranya 169 juta penerbitan itu 
dikategorikan semuanya sebagai suara yang demokratis. Apakah 
diantara 169 juta penerbitan tersebut tidak ada sama sekali yang 
bermotif profit ? Memang benar yakin banyak yang diberangus karena 
motif politik seperti yang diberitakan Kompas, yaitu "kemungkinan 
besar yang menjadi sasaran adalah termasuk media yang bersuara vokal 
dan segala yang berkaitan dengan pembajakan" 

Tetapi yang diberitakan oleh Kompas (terlampir dibawah) bukan hanya 
tentang pemberangusan surat kabar yang dianggap illegal atau suara 
yang vokal, tetapi juga tentang usahanya untuk memberangus 17 
perusahan pembajak CD, Film dan berikut 50 Software bajakan, 
termasuk majalah pornografi, seperti kantor berita Xinhua beritakan 
dan dikutip oleh Kompas (terlampir juga). 

Negeri kita (sebagai negara ketiga demokratis terbesar didunia) 
lebih demokratis dibandingkan dengan "China", bahkan lebih demokratis 
dibandingkan dengan Singapura. Indonesia memiliki kebebasan Pers 
yang tidak dimiliki oleh "China" dan bahkan Singapura sekalipun. 

Sulit dibayangkan konsekwensinya, apa yang akan terjadi kalau 
sekiranya di "China" atau Singapura membuat tayangan televisi seperti 
di "Republik Mimpi" itu.

Tetapi apakah karena ini juga dianggap tidak demokratis kalau satu 
negara melarang dan memberangus penerbitan porno, pembajakan video, 
CD, Software serta Film yang melanggar undang-undang hak cipta ?

Salam,
G.H.
----------------------------------------------------------
China Memberangus 79 Surat Kabar 
Kompas,19 Januari 2006)

Tahun lalu Pemerintah China telah memberangus 79 surat kabar dan 
menyita 169 juta penerbitan karena dianggap ilegal. Kantor berita 
Xinhua mengutip pernyataan itu dari Kepala Departemen Publisitas 
Partai Komunis Liu Yunshan, Rabu (18/1). Selain itu, 17 perusahaan 
yang melakukan pembajakan compact discs (CD) ditutup serta 
memberangus 50 jenis peranti lunak (software) permainan 
komputer. "Pemerintah harus segera menangani masalah penerbitan 
ilegal, pembajakan, sekaligus memperkuat perlindungan hak cipta," 
kata Liu. Xinhua tidak menyebutkan nama-nama surat kabar maupun 
penerbitan yang diberangus, tetapi kemungkinan besar yang menjadi 
sasaran adalah termasuk media yang bersuara vokal dan segala yang 
berkaitan dengan pembajakan

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0601/19/ln/2374543.htm

--------------------------------------------------------

China ferrets out 17 illegal CD production lines 

China ferreted out 17 illegal CD production lines and seized 169 
million illegal publications in 2005 in its nationwide crackdown on 
pornographic and illegal publications, according to government 
statistics. 

In addition, China banned 79 illegal newspapers and 50 game software 
and punished a batch of criminals, according to a national work 
conference held in Beijing Tuesday. 

"Through such work, we have frightened piracy activities and 
established a good image for the Chinese government in intellectual 
property right protection," said Liu Yunshan, head of the Publicity 
Department of the Communist Party of China Central Committee. 

He said as this year marks the opening of China's 11th Five-Year 
Program period, it is important to do a good job in cracking down on 
pornographic and illegal publications. 

"Various localities and departments should severely crack down on 
illegal publications, purify the cultural market, effectively curb 
various kinds of piracy and strengthen intellectual property right 
protection," he said. 

Source: Xinhua 

http://english.people.com.cn/200601/18/eng20060118_236230.html



         

                
---------------------------------
Sekarang dengan penyimpanan 1GB
 http://id.mail.yahoo.com/

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke