-----Original Message-----
From: agoeng_...@yahoo.com
Date: Fri, 23 Oct 2009 20:41:10 
To: Akhmad Bukhari Saleh<absa...@indo.net.id>
Subject: Re: Cokin   (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009)

Siapa Ivan Wibowo dan JTM serta apa hubungannya dengan penggagas n pelopor cina 
sebagai ganti tionghoa serta asimilasi???
-----Original Message-----
From: "Akhmad Bukhari Saleh" <absa...@indo.net.id>
Date: Sat, 24 Oct 2009 01:04:40 
To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
Subject: Cokin   (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009)

----- Original Message ----- 
From: prometheus_promise 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Friday, October 23, 2009 8:44 AM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009


> bung ABS, pernyataan apa sih yang dimaksud? 

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Salah satu awardee, DR. Mely Tan, usia 79 tahun tetapi masih berjasmani bugar 
dan rohani jernih, adalah peneliti masalah ketionghoaan dan aktivis masalah 
kemanusiaan seputar etnis tionghoa, selama berpuluh-puluh tahun, dengan ratusan 
karya ilmiah, buku, ceramah, paparan seminar, pidato, tindak politik, dsb.

Puncak aktivitasnya berlangsung di tengah-tengah arus kuat Orde Baru. Karenanya 
dalam pidato penerimaannya tadi malam, beliau menceritakan juga tentang ancaman 
dan penekanan yang diterimanya, ketika di era itu beliau bersikap kritis 
tentang masalah ketionghoaan.

Tetapi beliau juga mencatat adanya perubahan situasi dan sikap orang tionghoa, 
maupun sikap orang non-tionghoa terhadap tionghoa, sesuai dengan perkembangan 
jaman di era mutakhir ini.

Salah satu contoh yang diketengahkannya, dan disebutnya sebagai suatu hal yang 
sangat memberikan kesan positif baginya, adalah sikap generasi muda tionghoa 
yang terkelompokkan dalam "Jaringan Muda Tionghoa".

Melalui tokohnya, Ivan Wibowo, kelompok ini melantangkan slogan "Cokin!? So 
What Geto Loh!", melalui buku terbitan mereka yang berjudul sedemikian itu.

Ini, menurut pengamatan Mely Tan, menunjukkan pandangan generasi muda tionghoa, 
yang mempunyai anggapan tentang posisi etnik tionghoa yang berbeda dengan 
generasi sebelumnya.

Kalau yang mengemukakan ini bukan Mely Tan, yang nyatanya pernah membuat 
tulisan berjudul: "Bahasa dan Politik Rekayasa Pada Zaman Orde Baru Soeharto", 
tentulah bakalan ada yang marah-marah, memaksakan maunya, mencabo-cabo-kan 
orang, meng-otak-beku-otak-beku-kan orang, koq sampai bisa-bisanya kata "cokin" 
(cina) dianggap "so what" (tidak apa-apa) gitu!!

Tetapi kenyataan di masyarakat tionghoa berbicara lain. Pemahaman generasi muda 
tionghoa tentang kata "cina" secara kontekstual itu, menunjukkan penghayatan 
mereka akan perkembangan paradigma, yang sesuai dengan perubahan jaman.

Di dalam ilmu sejarah memang ada adagium bahwa mereka yang tidak mau memahami 
perubahan jaman, akan tergilas oleh roda baja jalannya sejarah...

Wasalam.

=============================

----- Original Message ----- 
From: prometheus_promise 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Friday, October 23, 2009 8:44 AM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009

Kalau saya sih tersungging. Tapi tidak perlu minta maaf. Hehe :)

Sebaiknya tidak perlu dimulai lagi bermain-main dengan 'ciri fisik' dan 
'status'. Apakah seorang lebih 'holland', atau lebih 'terkemuka', tidaklah 
penting. 

Siapapun mereka yang melakukan studi, riset, dan membuat tulisan mengenai 
budaya tionghoa di Indonesia, tentu harus di-apresiasi, terlepas dari mana dia 
berasal. 

Jika ada perbedaan pendapat yang muncul dari hasil riset dan tulisannya, 
sebaiknya didiskusikan dalam konteks studi/riset/tulisan tersebut. Tidak perlu 
terburu-buru dihubungkan ke ciri fisik, status, atau latar belakang seseorang.

BTW, bung ABS, pernyataan apa sih yang dimaksud? Ditunggu ceritanya ya. 

Prom

-----------------------------------------------------

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "henyung" <heny...@...> wrote:
>
> Kemungkinan ada penyebab lain.
> 
> Misalnya nih, apaan tuh Nabil award ? 
> 
> Biasanya antara segolongan elit dan awam tidak akan nyambung. Informasinya 
> tidak tersampaikan. Lalu definisi termuka ketionghoannnya dan tokoh 
> kebudayaan ketionghoaan itu apa ?
> 
> Lagipula dari omong-omong sesama teman, seorang "tante" tidak mendapatkan 
> apresiasi lar, walaupun ada embel-embel marga dari penampilan luar aja dah 
> lebih "holland". 
> 
> Maaf yah kalo tersinggung.
> 
> Yongde


-----------------------------------------------------------

> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Akhmad Bukhari Saleh" <absaleh@> 
> wrote:
> >
> > Wah, kelihatannya benar-benar nih tidak ada rekan dari milis ini yang juga 
> > diundang ke acara Nabil Award ini!
> > Atau ada yang diundang tetapi pada tidak datang?
> > 
> > Yang pasti, saya lihat-lihat berkeliling, sepertinya tidak melihat rekan 
> > milis budaya tionghoa di Balroom Mulia itu.
> > Atau barangkali ada juga, namun saya saja yang tidak mengenalinya. Maklum 
> > anggota milis kan banyak, tidak mungkin semuanya saya kenali wajahnya.
> > 
> > Tentu tidak dapat disangkal bahwa yang hadir di acara tadi itu adalah 
> > tokoh-tokoh terkemuka ketionghoaan di Indonesia, setidaknya di Jakarta. 
> > Termasuk tokoh-tokoh budaya ketionghoaan yang otoritasnya tidak diragukan.
> > 
> > Dari para tokoh-tokoh ini tadi menarik juga untuk mencatat 
> > pernyataan-pernyataan yang terlontar keluar.
> > Akan cukup sulit 'ditelan' bagi sementara members milis ini bahwa 
> > beliau-beliau itu bersikap demikian.
> > Walau bagi saya ya maklum-maklum saja, karena sangat logis.
> > 
> > Mungkin besok bisa dipostingkan satu-dua di antaranya...
> > 
> > Wasalam.

Kirim email ke