JD: Lihat Irak misalnya! Maka orang yang tidak tahu sejarah Irak bakal bilang itu memang negaranya si Arab goblog yang bisanya cuman saling bunuh antar tetangga toq! Dan orang itu keliru! Lihat peta Irak. Maka Anda bisa langsung melihat bahwa Irak itu oleh Inggris memang dulunya sengaja dijadikan 'daerah buffer' agar si Saudi yang Sunni tidak perang terus melawan si Iran yang Syiah di sebelah sananya Irak.
UL: Iya betul! Dan jangan lupa juga katanya cadangan minyak irak plus Kuwait cuman setingkat dibawah cadangan minyak Arab Saudi, dan kalau Amerika bisa menguasai dua Negara ini plus minyaknya, Amerika bakal punya bargain power lebih terhadap Saudi dan dalam OPEC, belum lagi gossip keluarga semak-semak yang menguasai saham perusahaan minyak2 ntu. JD: <skip> Karena itulah perjuangan rakyat Irak saat inipun juga terpisah-pisah berdasarkan garis kesamaan agama-budaya si patriot Irak itu sendiri-sendiri tanpa mereka bisa bersatu. Dan dunia pun yach ketakutan sendiri karena kalau Amerika pergi begitu saja alias orang Irak tidak punya musuh yang sama lagi, maka yach tentu saja persaingan agama-budaya di dalam Irak itu bakal langsung jadi perang saudara. UL: ooo, ampir sama kayak amerika waktu jaman civil war donk yah. Inggris udah lewat, yankee ama selatan gontokan, kalu ngga salah gitu khan? Untung sekian abad kemudian jadi damai disana yah. JD: Menurut Anda Indonesia itu lebih mirip Irak atau Vietnam? UL: menurut gue sih mirip amerika, hihihihi. JD:<skip> Kalau Anda melihat buku sejarah Indonesia <skip skip> kita sebagai pembaca bakal dituntun untuk menyimpulkan sendiri (secara keliru) bahwa mereka berdua itu (Diponegoro & Teuku Umar) berjuang demi menegakan "Indonesia". Dan itu adalah kesimpulan yang keliru besar! Semua 'pahlawan Indonesia' itu tidak pernah sedikit pun ngimpi membunuh Belanda untuk menegakan 'Indonesia', melainkan mereka yach cuman bertarung buat kepentingannya sendiri-sendiri. Yang disebut 'nasionalisme Indonesia' sendiri baru saja muncul di awal tahun 1900-an, dan itu pun murni merupakan hasil pikirannya orang Indonesia di luar negeri. UL: betul juga. Konsep Indonesia khan belon ada masa itu. Tapi konsep Indonesia khan dibangun atas dasar kesamaan nasib dan kesamaan sejarah, jadi sah aja Diponegoro dan Teuku Umar dianggap punya andil dalam menegakkan Indonesia, ya toh? JD: <skip>Tapi kita juga harus berhati-hati membaca glorifikasi narasi atas Sukarno di sini. Sukarno itu banci dan juga kolaboratornya si Jepang. Si playboy banci ini sama sekali nggak pernah perang. UL: Eh, tolong dibedain ya, Banci sama takut mati dan plin-plan itu tidak sama! JD: Sementara waktu 17-Agustus-1945 sendiri si banci Sukarno itu harus diculik dan dipaksa untuk mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia di bawah todongan senjata pemuda waktu itu, seperti si Sukarni misalnya. So, praktis sejarah Indonesia itu sendiri yach memang sudah cacat berat dari awalnya. UL: kyahaha, gue juga pernah berpikir serupa, bahwa Indonesia ini HOKI banget jalan merebut kemerdekaannya. Makanya dalam pembukaan UUD juga disebut ' Atas berkat rahmat Allah yang MahaKuasa--' Yah, untung Indonesia punya pemuda pemuda berdarah panas macam Sukarni ya. JD: So, si kolonialis Jawa pun juga mroyek begitu juga secara terus-terusan demi mempertahankan selir-selir jajahannya itu. Ada yang namanya Pancasila, atau Orla, atau Orba, atau juga transmigrasi alias Jawanisasi di mana-mana ... so, semua itu tujuannya yach cuman satu: untuk menjaga sakralitas institusi negara Indonesia ini. Hasilnya pun yach cuman satu: gagal. UL: Aiih tolong ya, kegagalan pribadi dalam "bercinta" jangan ditular tularkan ke orang lain. Ini seperti orang frustasi yang kepingin punya teman menderita sehingga menghasut-hasut temannya supaya ikut cerai biar sama-sama jadi JANDA. Hmk no wonder-- dasar JD. Orang lain kepingin mempertahankan NKRI kok disumpahin gagal. Enggak rela lihat yang berhasil ya? JD: Padahal semua orang yach tahu bahwa jaman Belanda itu secara sosial sikonnya jauh lebih baik dari pada penjajahan oleh si Jowo; sikon hukumnya pun juga lebih adil dan tegas. Singkatnya, orang yang pro Belanda pun yach banyak sekali! UL: kalu jaman Belanda lebih enak terus mau apa? Minta Belanda balik lagi, menjajah lagi, begitu? Woooo, nyang benul aja! JD: Cino sendiri waktu membaca sejarahnya secara sadar memang sudah ingin menjauhkan dirinya dari hal-hal pro-Belanda begitu. Jelas alasan utamanya yach rasa takut itu. Cino-cino ketakutan sendiri kalau dicap tidak nasionalis, atau pun tidak pro si kolonialis Jowo ... UL: Eeeee, sembarangan nuduh. Baca donk harian Sin Po tahun 30-an. Napa pada berpihak sama Indo. Lagian apa relevan kalu dibilang Cino takut sama kolonialis Jowo padahal waktu itu powernya si Londo lebih gede dari si Jowo? <skip> JD: Apalagi di antara kita cino-cino! Satu hal yang secara sengaja ditekankan dalam narasi percinoan Indonesia ialah homogenitasnya. UL: Setuju! Berarti kalau ada satu cino sombong dengan gayanya yang sengak bin nyebelin, enggak berarti semua cino begitu, banyak yang berkebalikan dari cino sombong satu itu. Begitupun kalu ada cino korupsi, tidak berarti semua cino doyan korup, dan KALAU ADA seorang cino yang tidak bangga sama ke-Indonesia-an nya, BUKAN BERARTI rata-rata Cino tidak bangga jadi orang Indonesia, begitu khan JD? JD: Kayak di atas, nggak ada jawaban homogen. Tapi saran saya, kalau Anda cino di Aceh, yach lebih baik ikut GAM. Kalau di Papua yach lebih baik ikut memperjuangkan kemerdekaan Papua Barat dari si penjajah Jowo. Tapi kalau Anda di Jawa, yach lebih baik pro si penjajah Jawa, UL: Eeww, dengan kata lain jadi banci, ikut aja mana yang menang, gitu? Dih, usulan Janda Banci gini mana bisa diturut. JD: <skip> Tapi, kalau Anda tanya saya pribadi, maka yach jelas saya lebih memilih'cerai saja baik-baik'! Proyek kolonialisasinya si Jowo Jakarta atas semua bekas wilayah serta daerah Hindia-Belanda ini sudah jelas gagal total. UL: Penggeneralisiran! Yang di Jakarta itu kaga semuanya Janda, eh kaga semuanya Jawa, tanteeee. JD: <skip> Jowo itu mentalnya memang mental feodal sementara alam pikiran politiknya sendiri sebagaimana kelihatan dari studi atas sejarah Jowo ... UL: Kalu yang ini setuju. Mental feodal, mental priyayi, mental -- apa lagi ya? Mentalicaaa {peace } JD: Karena itulah kolonialisasi Jowo Jakarta ini pun perlu dihabisi secepat-cepatnya. Dan saran saya buat Jowo-jowo model si Akhmad itu .... berubahlah! Anda sekarang masih punya kesempatan untuk jadi pahlawan seperti si Multatuli yang meski londo Belanda sangat pro sama si inlander! Sama seperti Multatuli juga, meski Anda Jowo itu yach tidak berarti Anda harus mbebek sama si kolonialis Jowo-jowo bajingan di Jakarta. UL: Popokkotor! Harus buru-buru dibuang sebelum menguarkan bau nya yang menyengat kemana-mana! ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help Sudanese refugees rebuild their lives through GlobalGiving. http://us.click.yahoo.com/BrzMLB/EbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/