----- Original Message ----- 
From: <zho...@yahoo.com>
To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
Sent: Monday, October 26, 2009 1:32 AM
Subject: [budaya_tionghua] Istilah Cina di Malay dan Singapore


> Sering kelompok yg pro istilah Cina
> menyebut contoh singapore dan malaysia.
> Seakan2 tionghoa malay dan sing senang2
> saja dng istilah ini.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Saya bukan kelompok pro istilah cina. Saya konsisten selalu memakai istilah 
tionghoa.
Hanya saja saya mengatakan tidak perlu meributkan antara istilah cina, china, 
tionghoa, cungkuo, zhungguo, dsb., baik dalam hanzi-nya maupun dalam 
transliterasi latinnya.

Saya juga tidak pernah membahas soal apakah kaum tionghoa Malaysia dan 
Singapura senang atau tidak senang dengan istilah ini.

Namun karena tentang Malaysia dan Singapura ini saya yang terakhir membahasnya, 
maka saya bisa ikut membahasnya sedikit sekali ini.   

Yang saya kemukakan adalah bukan tentang sikap kaum tionghoa Malaysia dan 
Singapura, melainkan sikap pemerintah RRT, langsung ataupun melalui kedubesnya, 
yang tidak pernah meributkan penggunaan kata cina di sana. 
Karena antara RRT dengan Malaysia dan Singapura tidak ada persengketaan dalam 
konteks politik tentang peristilahan tersebut.

Jadi memang kata cina diributkan dengan kata china dan kata tiongkok itu hanya 
ada di Indonesia, yaitu dalam konteks politik di Indonesia antara pemerintah 
RRT dan pemerintah RI.

Terimakasih pada Zhou-heng yang dengan penjelasannya yang cukup panjang di 
bawah ini, telah mengkonfirmasikan benarnya hal yang saya kemukakan sebelumnya.

Yaitu bahwa dalam konteks bahasa tidak ada masalah tentang peristilahan cina, 
china, tiongkok, zhungguo, cungkuo.
Yang ada hanyalah persoalan tentang kata cina dan kata china dalam konteks 
politik di Indonesia (antara pemerintah RRT dan pemerintah RI). Sedangkan di 
Malaysia dan Singapura tidak ada.

Wasalam.

========================

----- Original Message ----- 
From: <zho...@yahoo.com>
To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
Sent: Monday, October 26, 2009 1:32 AM
Subject: [budaya_tionghua] Istilah Cina di Malay dan Singapore


> Sering kelompok yg pro istilah Cina menyebut contoh singapore dan malaysia. 
> Seakan2 tionghoa malay dan sing senang2 saja dng istilah ini.
> 
> Saya punya banyak kenalan malay huaren maupun sing huaren. Mereka semua 
> menyatakan tdk senang dng istilah itu. Tapi mengapa mereka tak meributkan? 
> Ini ada latar belakang sosialnya.
> 
> Di Singapore, orang melayu adalah minoritas, bhs melayu relatif jarang 
> dipakai, paling antar orang melayu sendiri. bhs pergaulan antar etnis adalah 
> inggris, shg istilah cina jarang mampir di telinga tionghoa. Yg lebih sering 
> didengar adalah Chinese! Sedang orang tionghoa yg berbahasa mandarin nyebut 
> diri sendiri Huaren. Tdk pernah ada ucapan: are you Cina? Atau: wo shi cina. 
> Jadi ya tak pernah menjadi masalah spt di sini.
> 
> Sedangkan di Malaysia, meski bhs Melayu adalah bhs nasional. Masyarakat 
> Tionghoa disana jarang yg berbhs melayu dlm kehidupan se hari2, mereka 
> umumnya menggunakan bhs mandarin , bhs hokian atau bhs konghu.  mereka 
> memiliki sistem sekolah sendiri yg berbhs tionghoa, juga membaca koran dlm  
> bhs tionghoa, Karena jumlahnya cukup besar, mereka banyak bergaul dlm 
> komunitasnya sendiri. Sehingga tak terlalu peduli dng yg terjadi di komunitas 
> lain. Sama spt singapore, mereka menyebut diri sendiri huaren, bukan cina. 
> 
> Kondisi kedua negara ini jelas berbeda dng kita di Indonesia, yg pergaulan 
> antar etnis sangat intens, bhs Indonesia juga telah menjadi bhs utama orang 
> tionghoa.
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG - www.avg.com 
Version: 8.5.423 / Virus Database: 270.14.32/2459 - Release Date: 10/25/09 
19:57:00

Kirim email ke