Arief Yudhawarman wrote:
Ralat Pak Steven biaya administrasi bank lebih besar daripada bunganya.
Jadi kalo disimpan terus di bank duitnya akan menyusut terus.
Biaya administrasi di BCA Rp 7500/bulan, di BTN Rp 4000, jadi kuacinya
dimakan orang bank semua :-)) ...
Mana ada bank sekarang yg
--- Darojatun Wijaya [EMAIL PROTECTED] wrote:
Pendaftaran ulang dapat dilakukan mulai tgl 7
September 2005 melalui
[EMAIL PROTECTED]
nggilani, masak daftarnya lewat email? apa nggak
tambah susah mereka kerjanya
Yo ben lah nggilani, klo mereka pikir itu jalan
terbaik yg mereka bisa pikir
Ternyata gak hanya .ID saja yang masalah, .IQ (Irak) juga masalah.
Kalau yang .IQ, ICANN tidak mau mendelegasikan ke orang Irak.
Mungkin bisa-bisa .ID digituin juga oleh ICANN :)
-- budi
On Fri, Sep 09, 2005 at 07:01:03PM +0700, Budi Rahardjo wrote:
Ternyata gak hanya .ID saja yang masalah, .IQ (Irak) juga masalah.
Kalau yang .IQ, ICANN tidak mau mendelegasikan ke orang Irak.
Mungkin bisa-bisa .ID digituin juga oleh ICANN :)
Lupa URLnya:
Ohh, begitu?
waduh.. gimana nih?On 9/9/05, Agus Priyadi [EMAIL PROTECTED] wrote:
-BEGIN PGP SIGNED MESSAGE-Hash: SHA1Budiwijaya wrote: Halo semua, Ada yang tau tujuan dari daftar ulang ini? Pengurus baru mungkin bisa memberikan keterangan? Apabila tidak daftar ulang, apa yang terjadi?
nyantai aja pak,
itu bukan daftar ulang benaran kok, hanya sekedar
uji coba. Depkominfo ingin tahu, berapa banyak sih, pengguna .id yang bersedia
untuk respond terhadap pengumuman mereka, itu saja. Kalau ternyata banyak yang
respond, berarti jalan ditjen postel mulus, kalau tidak, berarti
Fyi,
berita itu tidak sepenuhnya benar, kebetulan saya cukup mengikuti
perkembangannya. Begitu Elashi ditangkap, belum lagi mandatnya resmi
dicabut, sudah ada 6 aplikasi dari Irak untuk menggantikannya. Sayangnya,
tidak ada satupun dari applicant yang dapat menunjukkan reliable historical