http://www.antara.co.id/arc/2007/8/18/amien-rais-kedaultan-bangsa-semakin-terkikis/

18/08/07 21:07

Amien Rais: Kedaultan Bangsa Semakin Terkikis

Banyumas (ANTARA News) - Mantan Ketua MPR, Amien Rais prihatin karena hingga 
Republik Indonesia berusia 62 tahun ada fenomena yang menggetarkan perasaan 
anak bangsa, dengan semakin hilangnya kedaulatan nasional dalam berbagai segi.

"Pertama, kedaulatan ekonomi yang berupa penjajahan terselubung IMF kepada 
Indonesia," kata dia di Purwokerto, Jateng, Sabtu.

Menurut dia, bangsa Indonesia belum pernah bisa lepas dari pengarahan IMF 
sehingga dalam pelaksanaan globalisasi persis seperti teori yang diberikan 
lembaga moneter tersebut.

Ia mengatakan, semua teori IMF, antara lain deregulasi, privatisasi, dan 
mekanisme pasar, dilaksanakan pemerintah tanpa dikaji lebih dahulu.

"Kedua, kedaulatan atas kekayaan alam yang kita miliki seluruhnya sudah habis 
karena seluruh kontrak karya pertambangan minyak dan gas bumi serta nonmigas, 
lebih menguntungkan perusahaan asing," kata mantan Ketua Umum PAN itu.

Selain itu, kata dia, "Defence Cooperation Agreement" (DCA) yang telah 
ditandatangani Pemerintah Indonesia dan Singapura merupakan penghinaan terhadap 
bangsa Indonesia karena merupakan bentuk penggadaian sebagian wilayah Indonesia 
kepada Singapura.

"Singapura diperbolehkan latihan perang-perangan di empat wilayah yang bernama 
Alfa 1, Alfa 2, Bravo, dan Baturaja dengan menggunakan peluru tajam dan boleh 
mengundang pihak ketiga serta tidak boleh diotak-atik sampai 12 tahun pertama," 
kata Guru Besar Ilmu Politik Fisipol UGM Yogyakarta itu.

Ia mengatakan, perbuatan pemerintah dalam menghubungkan perjanjian pertahanan 
dengan ekstradisi merupakan sebuah kebodohan yang tidak bisa diampuni.

Dia mengatakan, bangsa Indonesia jangan terbuai dengan kata-kata pertumbuhan 
ekonominya sudah mencapai 6,1 persen atau angka kemiskinan turun dua juta 
orang. "Mudah-mudahan hal itu benar," kata dia.

Terkait dengan peringatan HUT RI, dia mengatakan, esensi kemerdekaan adalah 
otonomi kemampuan untuk mandiri dalam mencari segala penyelesaian persoalan 
bangsa dengan tenaga dan kreativitas sendiri tanpa didikte oleh pihak asing.

Menurut dia, saat ini telah terjadi sebuah erosi kemandirian yang membahayakan 
kedaulatan nasional.

Dia berharap, dalam sisa kepemimpinannya, Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf 
Kalla lebih mengutamakan program yang mengarah kepada kepentingan masyarakat 
banyak.(*)


Copyright © 2007 ANTARA

Reply via email to