Ternyata aparat hukum di jawa timur hanya berani menindak koruptor kelas teri


Kepada para pelaku korupsi kelas kakap seperti koruptor yang melibatkan
pejabat lama KPU jatim yakni Bapak Arief, yang sering menyatakan
keberangkatan sebagai anggota KPU jatim adalah karena pengaruh sebuah
organisasi cukup besar yakni Muhamadiyah dan pengaruh Gubernur jawa
Timur, terpilih lagi sebagai anggota KPU jatim. Ternyata aparat hukum
baik jaksa maupun polisi di propinsi jawa timur, ketakutan..


Polisi & kejaksaan takut atau sudah dapat setoran atau karena
mungkin ini korupsi berjamaah yang melibatkan aparat hukum sebagai
petugas pengamanan korupsi????


_____________________________________________________________


Topik: [Media_Nusantara] KPU Jatim korupsi  Rp. 27 M


media_nusant...@yahoogroups.com, persindone...@yahoogroups.com


Tanggal: Selasa, 5 Mei, 2009, 6:20 PM







    
            
            



      
      

ini sebuah berita korupsi yang sampai sekarang sama sekali belum
disentuh oleh hukum, meskipun bukti2 tertulis sudah ada dimeja para
penyidik baik jaksa maupun polisi.







Mungkin korupsi ini dibiarkan saja, karena:



1. KPU (Komisi Pemilihan Umum)  dianggap sudah menjalankan tugas dengan
baik dan sukses untuk memenangkan calon gubernur tertentu.



2. Aparat hukum takut memeriksa korupsi ini karena khawatir bernasib
seperti Antasari ketua KPK, yang mencoba mengungkap korupsi KPU dalam
pengadaan Teknologi Informasi (TI) KPU yang menghabiskan uang negara
ratusan milyar, tapi ternyata alatnya sama sekali tidak berfungsi
dengan baik, sehingga sampai ditutup pusat tabulasi di hotel borobudur
ternyata program yang menghabiskan ratusan milyar itu tidak berfungsi.



3. apalagi korupsi dan konspirasi ini melibatkan sebuah group media
massa yang besar yakni Jawa Pos (jika dalam lelang memakai nama PT. 
Temprina)... yang memang bertugas membuat opini untuk
kepentingan si pemberi order..







LENGKAP SUDAH PENDERTITAAN BANGSA INDONESIA.. KARENA HANYA AKAN MENDAPAT INFO 
BOHONG 


____________ _________ _________ _________ _________ ______


Subject: [antikorupsi] KPU Jatim Bocor Rp. 27 M


antikorupsi@ yahoogroups. com


Date: Friday, May 1, 2009, 4:41 AM






Harian Surabaya Pagi






JUMAT, 2009 FEBRUARI 20


KPU Jatim Bocor Rp 27 M 





Terungkap Dari Pengadaan Dua Pos Logistik


14 January 2009





Semingu
jelang pelaksanaan pemilihan gubernur (pilgub) ekstra di Bangkalan dan
Sampang, Madura, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Timur
diguncang masalah. Lembaga penyelenggara pilgub ini ditengarai
melakukan konspirasi dengan beberapa perusahaan pemenang tender hingga
diduga merugikan negara Rp 27 miliar.





Menguapnya uang negara
yang cukup besar itu hanya bersumber dari Pilgub putaran I saja. Dari
total anggaran yang dikelola untuk pilgub putaran I senilai Rp 625
miliar, diduga kuat Rp 27 miliar lebih menguap alias bocor. Ini hanya
terjadi dari pengadaan kertas surat suara dan kartu pemilih. 





Diperkirakan
kebocoran juga terjadi pada pengadaan logistik lainnya.. Hanya saja yang
terungkap saat ini baru pada pos pengadaan kartu surat suara dan kartu
pemilih. Terungkapnya dugaan mark up besar-besaran tersebut diketahui
setelah Surabaya Pagi mendapatkan data pembanding harga pembelian
kertas suara dan kartu pemilih antara Pilgub Jatim dengan Pilgub Jawa
Barat dan Jawa Tengah.





Informasi
yang berhasil dihimpun Surabaya Pagi, rincian dana menguap tersebut
diketahui berasal dari pengadaan kertas surat suara yang saat itu
dimenangkan PT Temprina Media Grafika senilai Rp16.871.155. 851 dan
pengadaan Kartu Pemilih yang dimenangkan PT Jasuindo Tiga Perkasa
dengan nilai tawar Rp18.827.903. 438.





Harga tersebut dinilai
terlalu mahal jika dibanding harga pada umumnya alias diduga kuat
digelembungkan. Sekedar diketahui, dengan jumlah kartu pemilih 29,1
juta pada Pilgub putaran I (23 Juli 2008), KPU telah merogoh kocek
hampir Rp 35 miliar.





Sebagai pembanding, kebutuhan surat suara
Pilgub di Jawa Timur dengan jumlah pemilih 29,1 juta jiwa dianggarkan
sebesar (PAGU) Rp 18.827.903..438. Diketahui pemenang tender untuk surat
suara ini adalah PT Temprina Media Grafika yang mengajukan penawaran
Rp16.871.155. 851.


      


Jika
dibandingkan dengan Pilgub Jawa Tengah yang diselenggarakan satu bulan
lebih awal (22 Juni 2008), kebutuhan dana untuk pengadaan surat suara
untuk 28,3 juta pemilih, KPU Jawa Tengah hanya menganggarkan (PAGU) Rp
3.372.451.000 saja. Malah saat itu, PT Lancar Abadi Jaya sebagai
pemenang tender hanya butuh Rp 2.187.627.272. 





"Begitu besarnya
selisih pengadaan di KPU Jatim dan Jateng. Padahal, kartu yang dicetak
selisihnya hanya sekitar 1 juta. Masak untuk biaya cetak 1 juta kartu
pemilih butuh Rp 14 miliar," beber Bambang Smith, Koordinator Aliansi
LSM Jatim kepada Surabaya Pagi, kemarin.


Perbedaan selisih harga
yang begitu mencolok tadi, dinilai Bambang Smith sebagai lelucon bisnis
yang gila. Karena KPU Jawa Tengah hanya membutuhkan anggaran kurang
dari Rp 2 miliar untuk memenuhi kebutuhan 28 juta kartu suara.
Sementara pada Pilgub Jatim, hanya untuk mencetak 1 juta kartu suara,
KPU Jatim, menyedot anggaran Rp 14 miliar. 





Dugaan
mark up juga terjadi pada kebutuhan kartu pemilih (Formulir A). Terjadi
perbedaan mencolok antara Jatim dan Jawa Barat. Dengan asumsi jumlah
pemilih yang hampir sama (sekitar 29 juta jiwa), ternyata untuk
kebutuhan kartu pemilih (Formulir A), Pemprov Jabar hanya butuh Rp
5.000.000.000 seperti yang ditawarkan pemenang tender -Percetakan
Negara Republik Indonesia (Peruri). 





Anehnya, di Jawa Timur
dengan jumlah pemilih yang juga 29 juta jiwa, dana untuk kartu pemilih
ternyata cukup fantastis. Ini diketahui dari harga penawaran pemenang
tender, PT Jasuindo Tiga Perkasa Rp 18.837.583.297. Artinya terdapat
selisih Rp 13,8 miliar antara Jatim dengan Jabar untuk pengadaan kartu
pemilih (Formulir A).





Bambang mengatakan jika ditotal, maka
selisih anggaran untuk memenuhi kebutuhan surat suara serta kartu
pemilih antara Jateng/Jabar dengan Jatim mencapai Rp 27 miliar. "Saya
curiga, perbedaan dana sebesar itu untuk dibagi-bagi antara oknum KPU
dengan pengusaha," tudingnya.





Akibatnya,
lanjut Bambang, antara pengusaha dengan panitia ataupun KPU sebagai
pengelola dana pilgub tidak berdaya dengan nilai keuntungan yang besar
kemungkinan diperoleh. 





Menurutnya, Sekretariat KPU bisa
dibilang sebagai gudangnya orang-orang kerap melakukan kong kalikong
dengan pihak ketiga dalam hal ini rekanan. Parahnya lagi, kongkalikong
itu merembet pada pembesaran setiap anggaran kebutuhan pilgub. "Saya
melihat beberapa jenis dana pengadaan ada yang dibesar-besarkan, supaya
komitmen antara pengusaha dan KPU mulus," tukasnya.





Smith yakin,
usai Pilgub Jatim, banyak pihak akan buka-bukaan membeber apa yang
sebenarnya terjadi antara kPU dengan rekanan. Bahkan, laporan-laporan
dari LSM ini sudah menjadi bahan di Kejaksaan atau kepolisian. "Kita
tidak ingin menganggu pilgub, nanti setelah pilgub selesai, kita pasti
beber semua," janjinya. Sampai sekarang pihaknya terus mengumpulkan
data-datanya. Termasuk tidak profesionalnya pemenang tender. 





Sayangnya,
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) M Djunaidi selaku salah satu
penanggungjawab tender belum bisa dikonfirmasi terkait hal ini.
Demikian pula Sekretaris KPU Jatim, Zainal Muhtadien. Saat keduanya
dihubungi ponselnya, tadi malam, tidak aktif. Namun informasi yang
didapat wartawan Surabaya Pagi, Zainal kemarin sedang berada di Jakarta
dalam rangka rapat terkait persoalan pemilu. Sementara Djunaidi berada
di Surabaya yang siangnya masih melakukan rapat bersama Badan Kesatuan
Bangsa (Bakesbang) Jatim. n tim





Sumber : Harian Surabaya Pagi





KPU Anak emaskan Temprina 





Tak
hanya bocor Rp 27 miliar. Dalam pengadaan logistik untuk pemilihan
gubernur (pilgub) putaran I, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur
juga memanjakan beberapa perusahaan besar peserta tender sebagai anak
emasnya. Dari 14 perusahaan pemenang tender pada Pilgub putaran I, PT.
Temprina Media Grafika dan PT. Jasuindo Tiga Perkasa merupakan rekanan
yang paling diuntungkan.





Selain
mengais keuntungan cukup besar, dua perusahaan top itu ternyata selalu
menjadi langganan pemenang tender KPU Jatim. Belum diketahui, apakah
keberhasilan dua perusahaan besar menjadi pemenang tender ini karena
profesionalitasnya, atau karena faktor like and dislike antardua
lembaga beda profesi itu.Yang jelas, Sholihatun Kiptiyah, Kepala Kantor
Perwakilan Daerah (KPD) Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menilai
adanya "permainan", rekayasa dan konspirasi. Kiptiyah menilai ada dua
bentuk konspirasi dalam tender tersebut. Pertama persengkokolan
horizontal dan kedua, konspirasi vertikal. 





Konspirasi
horizontal, lanjutnya, biasanya dilakukan oleh para pelaku usaha dengan
cara saling kerja sama yang umumnya perusahaan peserta tender tersebut
masih satu atap (corporate). Sementara persekongkolan vertikal terjadi
lantaran adanya "permainan" antara peserta atau pelaku usaha dengan
panitia penyelenggara lelang. "Biasanya pemenang tender itu tak jauh
beda dari kalangan itu-itu saja," kata Kiptiyah 





Sindiran
Kiptiyah ini cukup beralasan jika dikaitkan dengan siapa perusahaan
yang sering menjadi langganan pemenang tender. Dari data yang ada,
ternyata PT Temprina dan PT Jasuindo adalah rekanan yang paling
mendominasi. 





PT Temprina, misalnya, boleh dibilang perusahaan
ini yang paling besar mendapat keuntungan. Pada Pilgub putaran I saja,
dia memenangkan pengadaan dua logistik sekaligus. Nilainya Rp 27 miliar
lebih. Dua logistik tadi adalah pengadaan untuk formulir B, C, D, DA,
DB senilai Rp 10.755.757..892 dan surat suara senilai Rp 16.871.155.851
"Ini hanya pada Pilgub putaran I saja lho Mas," kata pembocor rahasia
KPU Jatim ini.





Tak cukup itu, pada Pilgub putaran II, PT
Temprina lagi-lagi memenangkan tender untuk pengadaan surat suara dan
gambar pasangan calon gubernur senilai Rp 15.328.262.340. Jika ditotal,
hanya untuk PT Temprina saja, angaran KPU tersedot Rp 42 miliar lebih.





Perusahaan
lain yang ikut menikmati uang besar KPU adalah PT Jasuindo. Perusahaan
beralamat di di Jalan raya Betro, Sidoarjo ini berkali-kali menjadi
pelanggan pemenang tender. Pada putaran I saja, PT Jasuindo memenangkan
tender untuk pengadaan formulir A (Kartu Pemilih) senilai Rp
18.837.583.297. Demikian pula dengan putaran kedua, Jasuindo juga
kembali menjadi pemenang tender untuk pengadaan formulir A dan kartu
pemilih tambahan dengan pagu Rp 4.510.857.455. 





Tak cukup itu,
PT Jasuindo menurut sumber ini juga memenangi pengadaan formulir untuk
Pilgub putaran III. "Jadi Jasuindo ini luar biasa. Saya sendiri heran,
begitu kuatnya Jasuindo," lontar sumber ini.





Di luar dua
perusahaan besar tersebut, masih terdapat 12 rekanan yang ikut
mencicipi anggaran KPU. Mereka adalah CV Angkasa Raya yang memenangkan
pengadaan Alas dan Alat Coblos senilai Rp 1.290.537.600, pengadaan
gembok senilai Rp 290.400.000 (CV Petrah Jaya), pengadaan alat
kelengkapan TPS (CV PB Sudirman) senilai Rp 2.940.336.960 dan pengadaan
baliho sosialisasi yang dimenangkan PT Panca Puji Bangun Rp
1.425.052.200.





Perusahaan
lain yang menjadi pemenang tender adalah CV Alfanza (pengadaan kaus,
topi dan jaket) senilai Rp 63.394.540, CV Prestasi untuk pengadaan
stiker senilai Rp 427.284.000, CV Fajar Pratama, pemenang tender untuk
contoh surat suara (Rp 59.459.400), pengadaan poster, Rp 307.098.000
(CV Pemura), pengadaan spanduk dimenangkan CV Prima Mitra senilai Rp
471.900.000, pengadaan Leaflet (Rp 173.745.000) dimenangkan CV Ronggo
dan pengadaan tinta khusus sidik jari dimenangkan PT Siliwangi Panca
Perkasa, Rp 1.669.000.000.





Perusahaan tersebut, lanjut sumber
ini adalah mereka yang memenangkan tender untuk pengadaan logistik pada
Pilgub putaran I. Di luar itu, masih terdapat beberapa rekanan
perusahaan lain yang ikut ambil bagian sebagai pemenang tender.
Misalnya, PT Pura Barutama yang disebut-sebut pemenang tender pada
Pilgub putaran III untuk pengadaan surat suara dan gambar pasangan
calon, serta pengadaan kelengkapan peralatan PPS dimenangkan oleh CV
Kenongo. 





Satu
lagi, pada putaran kedua, juga tedapat nama PT Gilar Ikrar Permata yang
memenangkan tender kntroversial untuk pengadaan tinta dengan nilai Rp
744.975.000. Kemenangan tersebut sempat diprotes bahkan terjadi
sanggahan dari PT Siliwangi Panca Perkasa, PT Henka Indonesia, dan PT
Tridaya Pratama. 





Ulur Waktu, Modus Konspirasi





Menyikapi
persoalan tender di KPU ini, Sekjen Komite Independen Pemantau Pemilu
(KIPP) Jatim, Rikson Nababan mengatakan tender pada putaran pertama dan
kedua tak jauh beda. "Rata-rata pemenangnya adalah perusahaan besar dan
bonafit," ungkap Rikson pada sumber kami, kemarin. 





Mengapa
yang dimenangkan perusahaan-perusaha an itu saja? Rikson mensinyalir
adanya modus rekayasa untuk sengaja memenangkan perusahaan tersebut.
Modus tadi, dilakukan antara lain dengan mengulur-ulur waktu
pelaksanaan tender. 





Dia
kemudian mencontohkan, waktu yang ditetapkan KPU dalam melaksnakan
tender logistik tidak jelas. KPU, lanjutnya, sering membawa isu-isu
tidak jelas. "Tendensinya, ternyata ada modus untuk mengulur-ulur waktu
pelaksanaan tender," ucap Rikson. 





Tujuannya, tak lain untuk
menggagalkan rekanan lain. Sebab dengan mengulur-ulur waktu, waktu
pelaksanaan menjadi mepet. Targetnya adalah agar rekanan lain tidak
bisa memenuhi persyaratan panitia.





"Persyaratan panitia lelang
hanya akan mampu dipenuhi oleh perusahaan-perusaha an besar yang bisa
jadi sebelumnya sudah diatur lebih dulu," kata Rikson. Bahkan Rikson
menilai cara ini cukup mumpuni karena perusahaan-perusaha an besar
tetap bisa memonopoli tender hingga putaran ketiga.





Sekedar
menyegarkan ingatan, satu hari lalu, KPU Jatim dikabarkan kebocoran Rp
27 miliar hanya untuk pengadaan logistik Pilgub putaran I. Dana menguap
tersebut, diketahui berasal dari pengadaan kertas surat suara yang saat
itu dimenangkan PT Temprina Media Grafika senilai Rp16.871.155. 851 dan
pengadaan Kartu Pemilih yang dimenangkan PT Jasuindo Tiga Perkasa
dengan nilai tawar Rp18.827.903. 438.





Harga
tersebut dinilai terlalu mahal jika dibanding harga pada umumnya alias
diduga kuat digelembungkan. Untuk diketahui, dengan jumlah kartu
pemilih 29,1 juta pada Pilgub putaran I (23 Juli 2008), KPU telah
merogoh kocek hampir Rp 35 miliar.





Sebagai pembanding, kebutuhan
surat suara Pilgub di Jawa Timur dengan jumlah pemilih sejumlah 29,1
juta jiwa dianggarkan sebesar (PAGU) Rp 18.827.903.438. Dimana
diketahui pemenang tender untuk surat suara ini adalah PT Temprina
Media Grafika yang mengajukan penawaran Rp16.871.155. 851..





Jika
dibandingkan dengan Pilgub Jawa Tengah yang diselenggarakan satu bulan
lebih awal (22 Juni), kebutuhan dana untuk pengadaan surat suara untuk
28,3 juta pemilih, KPU Jawa Tengah hanya menganggarkan (PAGU) Rp
3.372.451.000 saja. Malah saat itu, PT Lancar Abadi Jaya sebagai
pemenang tender hanya butuh Rp 2.187.627.272. 





Terpisah,
anggota KPU Jatim, Arief Budiman menegaskan tidak ada diskriminasi
dalam proses tender tersebut. "Semuanya sudah melalui proses lelang,"
kata Arief. Mengapa yang jadi pemenang kok perusahaan Itu-itu saja?
Menjawab ini, Arief balik menyerahkan kepada panitia lelang. "Ya
tanyakan pada sekretariat KPU. Anggota KPU tak ada hubungannya dengan
proses tender," pintanya.





Pemenang Tender PILGUB Putaran I :





PAKET Pemenang Nilai


1. Pengadaan Alas dan Alat Coblos CV. Angkasa Raya Rp 1.290.537.600


2. Pengadaan Gembok CV. Petrah Jaya Rp 290.400.000


3. Formulir B,C,D, DA, DB PT. Temprina Media Grafika Rp 10.755.757.892


4. Formulir A
 (Kartu Pemilih) PT. Jasuindo Tiga Perkasa Rp 18.837.583.297


5. Surat Suara Pilgub PT Temprina Media Grafika Rp 16.871.155.851


6. Alat Kelengkapan TPS CV PB Sudirman Rp 2.940.336.960


7. Baliho Sosialisasi PT Panca Puji Bangun Rp 1.425.052.200


8. Pengadaan Kaos, Topi dan Jaket CV Alfanza Rp 63.394.540


9. Pengadaan Stiker CV Prestasi Rp 427.284.000


10. Pengadaan Contoh Surat Suara CV Fajar Pratama Rp 59.459.400


11. Pengadaan Poster CV Pemura Rp 307.098.000


12. Pengadaan Spanduk CV Prima Mitra Rp 471.900.000


13. Pengadaan Leaflet CV Ronggo Rp 173.745.000


14. Tinta khusus Sidik Jari PT Siliwangi Panca Perkasa Rp 1.669.000.000


      
___________________________________________________________________________
Dapatkan alamat Email baru Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

Reply via email to