http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=186113

            PELUNCURAN BUKU
            Banyak Tulisan yang Memanipulasi Sejarah G30S 



            Sabtu, 10 Nopember 2007
            JAKARTA (Suara Karya): Sejarah mengenai Gerakan 30 September 1965 
banyak dikaburkan bahkan dimanipulasi baik oleh sejumlah bekas anggota maupun 
simpatisan PKI. Hal itu dilakukan melalui tulisan dalam berbagai buku yang 
diterbitkan dalam beberapa tahun terakhir. 

            "Manipulasi sejarah yang dilakukan oleh siapa pun dan pihak mana 
pun adalah perbuatan tercela yang tidak dapat dibenarkan," kata Dr OC Kaligis 
SH, dalam pengantar peluncuran buku "Simtom Politik 1965, PKI dalam Perspektif 
Pembalasan dan Pengampunan" di Jakarta, Jumat. 

            Buku setebal 349 halaman dengan editor OC Kaligis dan Rum Aly 
menghimpun sejumlah tulisan tokoh di antaranya Fahmi Idris, Cosmas Batubara, 
Sanento Juliman, Anhar Gonggong, Arief Budiman, Chairuman Harahap, Soe Hok-Gie, 
Try Sutrisno, HR Dharsono, Marzuki Darusman, Hotmangaradja Panjaitan dan 
Mochtar Lubis. 

            Peluncuran buku tersebut ditandai dengan diskusi ber- 
tema,"Pemahaman Sejarah Konflik Indonesia Masa Lampau dengan Perspektif Baru" 
dengan pembicacara Prabowo Djamal Ali, Fahmi Idris, Sugeng Saryadi dan Anhar 
Gonggong. Hadir dalam acara tersebut antara lain mantan Jaksa Agung Andi 
Ghalib, Rosihan Anwar, mantan anggota DPR Amin Arjoso, Muslimin Nasution, dan 
mantan Hakim Mahmilub Humala Simanjuntak. 

            Kaligis mengatakan, atas adanya manipulasi sejarah tersebut, dia 
bersama Rum Aly tergugah untuk membuat dan menghimpun tulisan atas dasar 
obyektivitas dan kebenaran masalah dengan menelaah peristiwa tersebut. Hal 
tersebut tanpa pretensi sebagai kebenaran satu-satunya, karena untuk mencapai 
kebenaran sejarah sepenuhnya atas peristiwa tersebut masih memerlukan waktu. 
Belum lagi jika menyangkut penyembuhan sepenuhnya luka yang masih tersisa dari 
peristiwa tersebut. 

            "Terlepas dari manipulasi sejarah, saya yakin seandainya PKI 
berhasil berkuasa melalui Gerakan 30 September 1965, sebagian besar dari kita 
yang hadir di sini, apalagi mereka yang terlibat dengan gerakan-gerakan 
antikomunis, sudah menjadi almarhum. Seperti halnya yang dialami oleh rakyat 
Kamboja 1975-1978 tatkala Khmer Merah berhasil merebut kekuasaan negara," kata 
Kaligis. 

            Menyinggung tentang buku tersebut, Kaligis mengatakan buku tersebut 
terdiri tiga bagian tulisan berdasarkan masa penulisan. Bagian pertama memuat 
tulisan mereka yang terlibat dalam peristiwa sekitar 1965-1966, antara lain 
Cosmas Batubara, Fahmi Idris, Marzuki Darusman, Anhar Gonggong, Taufik Ismail. 

            Bagian kedua memuat catatan para jenderal dari tiga generasi, yaitu 
HR Dharsono (alm), Try Sutrisno dan Mayjen Hotmangaradja Pandjaitan (putra 
Pahlawan Revolusi DI Pandjaitan). Bagian ketiga memuat tulisan aktivis 
terkemuka antara lain Rahman Tolleng, Nono Anwar makarim, Arief Budiman, Soe 
Hok-Gie. (Lerman Sipayung)  
     
     

Kirim email ke