http://www.pos-kupang.com/index.php?speak=i&content=file_detail&jenis=50&idnya=19157&detailnya=1


Dishub NTT Hentikan Pelayaran 


KUPANG, PK -- Dinas Perhubungan (Dishub) Propinsi NTT meminta semua operator 
pelayaran terutama kapal perintis di wilayah perairan NTT untuk menghentikan 
sementara pelayaran di semua lintasan di perairan NTT. Permintaan penghentian 
ini dilakukan karena kondisi perairan di NTT yang makin memburuk. 

Demikian dikatakan Kepala Dishub NTT, Ir. Hary Teofilus kepada Gubernur NTT, 
Drs. Frans Lebu Raya dan wartawan di Bandara El Tari Kupang, Sabtu (7/2/2009).

"Saya sudah minta ASDP dan operator pelayaran untuk menghentikan pelayaran. 
Kondisi perairan di NTT saat memang sedang sangat buruk, sehingga untuk 
mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, sebaiknya pelayaran dihentikan 
sampai cuaca kembali normal," ujarnya.

Perintah penghentian pelayaran ini, kata Hary, mendapat respon dari berbagai 
pihak dimana ada yang mendukung, namun ada juga yang mengecamnya. "Ada 
calon-calon penumpang terutama yang hendak ke Rote mengikuti pelantikan bupati 
protes ke saya. Saya memahami mereka, namun perintah penghentian pelayaran 
harus dilakukan demi kepentingan banyak orang. Saya sarankan kepada mereka yang 
hendak ke Rote hanya untuk menghadiri pelantikan bupati untuk berpikir matang, 
kalau memang tidak begitu penting," ujarnya.

Sesuai prakiraan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) 
Kupang, hari ini, Senin (9/2/2009), gelombang di perairan NTT bisa mencapai 
lima meter atau lebih. Sesuai rekomendasi BMG, kondisi ini sangat berbahaya 
untuk semua jenis kapal.

Perintah penghentian sementara pelayaran tersebut direspon sangat positif oleh 
Gubernur Lebu Raya. "Yang lantik Bupati dan Wakil Bupati Rote Ndao kan 
gubernur, jadi kalau ada masyarakat ke sana hanya untuk menonton, sebaiknya 
pikir matang karena cuaca memang buruk. Untuk tujuan lainnya juga harus 
demikian," kata Lebu Raya.

Pendapat itu dikemukakan Lebu Raya terkait pengalamannya dihantam gelombang 
besar setinggi enam meter lebih di perairan Larantuka, Flores Timur, Jumat 
(6/2/2009). Gubernur Lebu Raya yang berlayar menuju Larantuka, setelah 
melakukan kunjungan di Lembata dan Adonara diterjang badai saat berada di atas 
perahu motor "Tri Sakti". Selama sekitar dua jam, Gubernur bersama rombongan 
berada di tengah badai, namun akhirnya selamat tiba di pelabuhan Larantuka.

Selepas mengunjungi para petani dan sejumlah koperasi di Flores Timur, Gubernur 
Lebu Raya dan rombongan langsung melanjutkan safari ke Kabupaten Sikka melalui 
jalan darat. Dalam perjalanan dari Larantuka menuju Maumere, ibukota Kabupaten 
Sikka, tampak pohon-pohon bertumbangan menutupi badan jalan akibat angin 
kencang yang disertai hujan lebat. Penduduk desa yang berada di sekitar lokasi 
tumbangnya pohon dan patahnya dahan pepohonan langsung membersihkan rintangan 
tersebut selebar ukuran kendaraan roda empat.

Kendaraan yang ditumpangi gubernur dan rombongan harus berjalan perlahan dan 
penuh hati-hati melewati rintangan tersebut. Kecepatan maksimal kendaraan 
selama perjalanan adalah 50 km/jam.


Potensi Banjir    
Terkait curah hujan di NTT, BMKG Kupang memprediksikan potensi akan terjadinya 
banjir di beberapa wilayah NTT dalam satu minggu ke depan. Daerah-daerah 
seperti Kabupaen Kupang, TTS dan Belu memiliki potensi yang sangat tinggi 
sedangkan Alor, Flores Timur, Manggarai dan Sikka berpotensi sedang.

Di Kabupaten Kupang, potensi banjir bisa terjadi di Kecamatan Kupang Tengah. Di 
Belu, banjir bisa terjadi di Kecamatan Malaka Barat dan Malaka Tengah sedangkan 
di TTS bisa terjadi di Kecamatan Amanuban Barat. Di Alor, ancaman banjir 
terjadi di Kecamatan Alor Barat Daya, Alor Barat Laut, Alor Selatan, Alor Timur 
dan Pantar. Di Sikka banjir bisa terjadi di Kecamatan Kewapante, Maumere dan 
Paga sedangkan di Flores Timur di Kecamatan Larantuka. (eko)

Reply via email to