Kompas Jumat, 14 September 2007
Dua WNI Ditangkap di AS Gubernur NAD Tidak Tahu-menahu tentang Penahanan SA Jakarta, Kompas - Dua warga negara Indonesia, Selasa (11/9) waktu New York, ditangkap aparat kepolisian setempat karena dituduh melakukan kejahatan perbankan. Keduanya adalah anggota delegasi Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam yang tengah melakukan kunjungan ke Amerika Serikat. Juru bicara Departemen Luar Negeri Kristiarto S Legowo, ketika dikonfirmasi, Kamis, membenarkan adanya peristiwa itu. Dua anggota delegasi tersebut adalah SA dan LTM, yang disebut merupakan wakil dari unsur masyarakat di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Kristiarto menjelaskan, Konsulat Jenderal RI (KJRI) di New York mendapatkan informasi perihal penangkapan dan penahanan itu hari Selasa pukul 24.00 waktu New York. Pagi harinya KJRI sudah mendapatkan akses untuk menemui mereka. "Hasilnya, LTM dibebaskan karena tak terkait kejahatan yang dituduhkan, tapi terhadap SA proses hukum dilanjutkan," katanya. Menurut Kristiarto, SA dituduh melakukan tindak kejahatan perbankan saat yang bersangkutan berusaha mencairkan cek di Citibank Manhattan. Beberapa sumber menyebutkan, cek yang akan dicairkan itu berjumlah 32 juta dollar AS. "Perwakilan RI sudah melaksanakan tugas kekonsuleran dan yang bersangkutan sudah ditemui seorang pengacara untuk memastikan agar hak-hak hukumnya tidak dilanggar," ujarnya. Konsul Jenderal RI untuk New York Trie Edi Mulyani membenarkan bahwa SA ditahan. Trie, Rabu pagi, menghadiri sidang dengar pendapat kasus SA di pengadilan kejahatan di Manhattan. "Tadi (dalam sidang) memang disebutkan, yang bersangkutan ditangkap pihak keamanan karena dicurigai oleh pihak bank saat ia mencoba mencairkan uang dalam jumlah yang spektakuler," ujar Trie tanpa menyebutkan jumlah yang dimaksud. Gubernur NAD Irwandi Yusuf menyatakan tidak tahu-menahu tentang penahanan SA. Ia juga mengungkapkan, SA bukan anggota rombongan resmi yang dibawanya untuk melawat ke AS. "Kalaupun dia pengusaha dari Aceh, dia datang dengan tim sendiri," kata Irwandi yang sedang berada di Washington. (OKI/MON/ANTARA)