http://www.poskota.co.id/redaksi_baca.asp?id=1955&ik=32
Langganan Kawin dan Polisi Minggu 29 Maret 2009, Jam: 7:30:00 Agaknya Gathul, 30, merupakan lelaki paling multidimensi di Semarang. Dia empat kali menikah, empak kali pula masuk penjara. Maka orangpun jadi heran. Apa sih modal si lelaki rusak tersebut selama ini, sehingga banyak wanita yang kemudian bertekuk lutut dan berbuka paha untuk Gatul? Teori memang tak selalu klop ketika dipraktekkan di lapangan, apa lagi untuk hal-hal yang di luar bidang eksak, selalu banyak melesetnya. Tapi karena itu pula kehidupan menjadi penuh warna dan dinamika. Dengan demikian orang menjadi kaya akan pengalaman hidup, paling tidak ya seperti Gathul dari Semarang tersebut. Keluar masuk penjara, sering! Keluar masuk kamar pengantin dengan obyek berbeda, juga ra etungan (tak terhitung). Istri Gathul memang banyak, pernah mencapai 4 biji dalam kurun waktu yang sama. Tapi semenjak ekonominya tak menentu, istri pertamanya yang dikawin lewat KUA, diceraikan. Kini dia hidup dengan 3 istri yang kesemuanya dikawin secara siri. Secara hukum negara memang tak tercatat, tapi sacara hukum agama sudah khalalan tayiban wa asyikan. Ibarat sepeda motor, mau dinaiki kapan saja takkan takut disemprit Pak Polisi. Kebanyakan lelaki poligami karena didukung materil yang kuat. Tapi kalau lelaki dadi Jagalan Timur Semarang ini berbeda. Dia koleksi istri banyak-banyak hanyalah modal onderdil saja. Karena itu pula Gathul menjadi kedodoran saat membiayai ekonomi keluarganya. Karena dia memang tak punya pekerjaan tetap, akhirnya jalur kriminil ditapaki juga. Akibatnya, dinginnya LP Kedungpane sudah menjadi langganan. Seakan rumah penjara tersebut menjadi rumahnya yang kedua. Aparat negara yang namanya polisi, sudah hapal betul pada Gathul. Seringkali mereka memprosesnya, dengan berbagai macam kasus. Ya tindak pencurian, penipuan, penganiayaan dengan akibat orang tewas, termasuk kasus KDRT karena sikap cengkiling (ringan tangan)-nya Gathul sebagai lelaki. Pendek kata, polisi sampai bosan melihat tampangnya: elu lagi, elu lagi, kenapa nggak mati-mati? Hanya sepekan bebas dari LP Kedungpane, Gathul sudah bikin masalah. Sebab ketika dia mau "setor bonggol" pada istri ke empatnya, Katrin, 25, dia sedang asyik bercanda ria dengan lelaki tetangganya. Gatul mendadak cemburu akibat analisa dan dugaan sendiri. "Jadi selama berbulan-bulan kutinggal di penjara, dia di rumah malah selingkuh dengan pria lain," begitu Gathul berasumsi. Karena ulah istrinya tersebut, gairahnya sebagai suami lama tak ketemu bini, mendadak mbleret bagaikan listrik PLN ngedrop dari 240 Volt menjadi 110. Gathul jadi muak akan Katrin. Maka sepeninggal tamu si tetangga, istri ke-4 tersebut segera dihajar. Ditempeleng, digigit bagian pundah. Sudah begitu masih mengancam pula. Katanya, kalau masih begini terus, mau "dieksekusi" pakai klewang miliknya. Bagaimana Katrin tidak miris. Usai menjalani perawatan di rumahsakit, Katrin segera melaporkan Gathul ke polisi pakai pasal kekerasan dalam rumahtangga. Akibat laporan tersebut, praktis bekas napi dicidhuk lagi ke kantor polisi. Tapi Gathul tenang-tenang saja. "Aku ini hanya membela kehormatan rumahtangga. Aku yakin, selam kutinggal di penjara dia pasi selingkuh dengan lelaki lain," ujarnya yakin