" MEMBANGUN HUBUNGAN.."

"Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu."
( Yakobus 4:8a)

Bagi teman-teman yang sudah membangun hubungan dengan pasangan hidup atau 
kekasihnya dalam rentang waktu yang cukup lama, masih ingatkah anda bagaimana 
indahnya hubungan itu berkembang? Saya masih ingat betul bagaimana ketika saya 
pertama kali bertemu dengan istri saya. Dari hanya mengenal sedikit, 
perlahan-lahan saya semakin jauh dan semakin dalam mengenalnya. Kepribadiannya, 
kebiasaannya, siapa dirinya, itu tidak mungkin saya ketahui langsung ketika 
pertama kali bertemu. Layaknya sebuah hubungan, untuk bisa mengenal seseorang 
secara lebih dekat selalu membutuhkan waktu dan usaha. 

Jika membangun hubungan dengan seseorang itu butuh waktu dan usaha, dengan 
Tuhan pun demikian. Ada banyak orang yang mengalami pasang surut hubungan 
dengan Tuhan. Salah seorang anggota keluarga saya memutuskan hubungan dengan 
Tuhan secara total karena kecewa ibunya dipanggil Tuhan. Ada yang merasa jenuh 
dan bosan untuk berdoa dan membaca firman Tuhan, dan mulai semakin jarang 
melakukannya. Ada yang masih tetap membaca alkitab, tapi sebenarnya sudah 
kehilangan gairah atau tidak lagi merasa mendapatkan apa-apa dari apa yang ia 
baca. Hubungan menjadi dingin, tidak ada keintiman dan kedekatan sama sekali 
dalam doa-doa yang dipanjatkan. 
 
Pernahkah anda mengalami hal seperti ini? Saya pernah mengalaminya beberapa 
tahun yang lalu. Kasih mula-mula itu meredup. Mengapa itu bisa terjadi? Dalam 
kasus saya, itu karena saya belum mengenal pribadi Tuhan secara dekat. Seperti 
halnya hubungan kita kepada sesama, bagaimana kita bisa mencintai seseorang 
dengan sepenuh hati, dengan tulus, tanpa mengenal siapa mereka terlebih dahulu? 
Tidak salah jika ada sebuah lagu yang berjudul "To Know Him Is To Love Him". 
Dan seperti itu pula hubungan kita dengan Tuhan. Tanpa didasari pengenalan yang 
mendalam, kita akan mudah turun naik dalam hubungan kita dengan Tuhan, bagaikan 
roller coaster yang sedang berjalan. Ada kalanya Tuhan terasa dekat, tapi ada 
pula kalanya Tuhan terasa jauh. Apakah Tuhan datang dan pergi dari hidup kita?

Tuhan selalu dekat dengan kita. Dia sudah berjanji tidak akan pernah 
meninggalkan kita, dan Tuhan selalu pegang janjinya. Jika dalam lembah 
kekelaman sekalipun Tuhan tidak meninggalkan kita, bagaimana mungkin Dia 
membiarkan kita sendiri menghadapi berbagai kesulitan hidup? Yakobus tahu itu, 
karenanya ia pun menyatakan "Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat 
kepadamu." (Yakobus 4:8a). Daud sudah membuktikan itu jauh sebelumnya. Kita 
bisa melihat bagaimana kedekatan atau keintiman yang terbangun antara Daud 
dengan Tuhan hampir disepanjang kitab Mazmur. Begitu harmonis, begitu dekat, 
begitu indah. Lihatlah bagaimana Daud menggambarkan kedekatannya dengan Tuhan. 
"Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan 
Engkau." (Mazmur 63:3). Bagi Daud, kasih setia Tuhan lebih besar dari hidup itu 
sendiri. God's loving is larger than life. Jika anda mencintai seseorang dengan 
begitu besar, hingga rela mengorbankan nyawa anda sekalipun
 demi dia, Tuhan pun mengasihi anda, bahkan lebih besar dari itu. 
 
Untuk bisa mengalami itu diperlukan usaha kita terlebih dahulu untuk mengenal 
pribadi Tuhan, dan bagaimana besar kasihNya terhadap kita. Ketika kita berusaha 
dengan serius untuk itu, seiring perjalanan waktu pun kita akan semakin dalam 
mengenalNya, dan dengan demikian mengasihiNya. Tanpa mengenal Tuhan, akan sulit 
bagi kita untuk bisa membangun keintiman yang langgeng untuk waktu yang lama. 
Tuhan selalu siap untuk dekat dengan kita, Tuhan rindu untuk itu. Jika kita 
mendekat kepadaNya, maka Dia pun akan mendekat kepada kita.

Pengenalan yang mendalam akan Tuhan bisa kita peroleh dengan ketekunan membaca 
dan merenungkan firman Tuhan serta melakukan semua yang difirmankan oleh Tuhan, 
bukan hanya malas malasan dan duduk diam berpangku tangan saja. Ada begitu 
banyak ayat yang menggambarkan pribadi Allah disana, bagaimana kepedulian dan 
bentuk kasihNya kepada manusia yang diciptakan secara sangat istimewa sesuai 
gambar dan rupaNya sendiri. 
 
Bacalah ayat ini: "Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus 
Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, 
supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada 
kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya." (Efesus 1:5-6). Melalui Yesus, Dia sudah 
menentukan dan mengangkat kita sebagai anak-anakNya sendiri. That's His kind 
intention. Kehadiran Kristus adalah bukti nyata betapa Tuhan sangat mengasihi 
kita. Kita bisa melihat pula sejauh mana Daud mengenal Tuhan yang Maha 
Mengetahui dalam Mazmur 139. Oleh karena itulah kita perlu pula melatih diri 
untuk membangun hubungan yang penuh kejujuran, jangan nyelonong sendiri sebelum 
diberi kuasa apa apa, Tuhan Yesus sendiri juga tidak mau membuat anggur, 
walaupun dalam pesta pernikahan itu kekurangan anggur, karena waktunya belum 
tiba, artinya beliau belum mendapatkan ijin dari Allah Bapa di Sorga untuk 
melaksanakan mujizat pertamanya, walaupun menurut
 manusia, hal itu perlu dilaksanakan segera, bacalah  sendiri kisahnya di Injil 
Yohanes 2 : 1 - 12.
 
Tuhan Yesus sendiri juga tidak pernah membaptiskan orang, walaupun hal itu 
adalah penting sekali, karena beliau belum menerima kuasa apa apa, tapi setelah 
beliau menerima segala kuasa di sorga dan di bumi, maka apa yang 
beliau Firmankan kepada kita semua untuk pergi dan menjadikan semua bangsa itu 
murid Tuhan Yesus dan membaptis mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 
serta mengajarkan mereka melakukan segala sesuatu yang telah diperintahkan 
kepada kita oleh Tuhan Yesus Kristus. Dengan demikian maka Tuhan Yesus berjanji 
akan menyertai kita semua senantiasa sampai kepada Akhir Zaman (Baca di Injil 
Matius 28 : 18 - 20). Jadi jangan nyelonong sendiri, bahkan seolah olah kita 
itu sudah setara dengan Tuhan Yesus Kristus itu, kita harus tahu bahwa di mata 
Allah Bapa di Sorga, kita itu hanya sebesar debu saja.
 
Sebagai contoh yang gampang dimengerti yaitu tentang seseorang yang menamakan 
dirinya sendiri sebagai "Pesuruh Allah", tentunya gelar itu adalah gelar yang 
cukup Agung jika kita pandang secara manusia, tetapi apakah Allah Bapa di Sorga 
menyuruh orang lain untuk menyampaikan FirmanNYA seperti yang telah dikerjakan 
oleh Tuhan Yesus Kristus itu?
 
Kita jangan mau ikut ikutan kalau disuruh oleh seseorang yang belum menerima 
kuasa sama sekali, contohnya begini: Misalnya di depan rumah saya itu ada 
sebuah sepeda motor yang bukan milik saya sendiri, lalu saya menyuruh anda 
untuk membawa pulang sepeda motor itu, yang mana seolah olah saya memberi 
hadiah sepeda motor itu kepada anda.
 
Kalau anda melakukan apa yang saya katakan itu, yang mana saya sendiri tidak 
memiliki kuasa apa apa untuk mengatakan itu kepada anda, maka anda itulah yang 
salah besar dan bisa bisa anda itu dianggap sebagai "PENCURI SEPEDA MOTOR", 
namun kalau sepeda motor itu adalah milik saya sendiri, dan saya serahkan BPKB 
serta STNKnya kepada anda, dan saya katakan kepada anda agar sepeda motor itu 
anda bawa pulang kerumah sebagai hadiah dari saya, maka tentunya anda tidak 
perlu takut takut lagi untuk membawa sepeda motor tersebut sebagai hadiah dari 
saya, betul bukan?
 
Di Kitab Wahyu 22 : 18 - 21 sudah jelas jelas ditulis, bahwa kita jangan 
menambahkan sesuatu atau mengurangi sesuatu dari perkataan perkataan dari kitab 
nubut, karena hal itu ada sanksinya yang amat berat.
 
Tidak ada gunanya kita berpura-pura di hadapan Tuhan, karena Dia itu Maha Tahu. 
Mendekat pada Tuhan, berikan diri anda sepenuhnya, akui semuanya, maka Tuhan 
pun akan mendekat, sehingga anda akan mengenalNya lebih dekat dari sebelumnya. 
Tuhan menjanjikan ini: "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan 
adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari 
segala kejahatan." (1 Yohanes 1:9) Jika dosa-dosa kita sudah dihapuskan, ketika 
kita sudah disucikan, kitapun bisa dekat dengan Tuhan. Seperti itulah kebaikan 
Tuhan, seperti itulah Dia menunjukkan keinginanNya yang besar untuk bisa dekat 
dengan kita. 

Membangun sebuah hubungan membutuhkan waktu dan usaha. Karena itu mulailah hari 
ini. Kenali siapa Tuhan yang kita sembah, seperti apa pribadiNya dan bagaimana 
besar kasihNya kepada kita. Semakin dalam anda mengenalNya, semakin besar pula 
anda mengasihiNya. Hubungan yang didasarkan kepada pengenalan mendalam tidak 
akan gampang dihancurkan. Tuhan menanti anda saat ini untuk mendekat kepadaNya. 
Dia siap membukakan banyak hal yang tidak pernah terpikirkan, bahkan 
rahasia-rahasia kehidupan yang belum kita ketahui sekalipun siap Dia 
singkapkan. Kenalilah Tuhan terlebih dahulu dengan baik, mari membangun 
hubungan denganNya di atas dasar yang kokoh agar hubungan yang kita miliki 
tidak mudah goyah. 
 
Kalau Tuhan melakukan sesuatu yang mungkin kurang cocok dengan keinginan anda 
sendiri, maka janganlah anda meninggalkan Tuhan, karena rencana Tuhan bukan 
rencana kita sendiri.
 
Dulu ketika saya masih kecil, saya tidak diperkenankan melanjutkan sekolah di 
Sekolah Tionghoa, saya harus masuk ke SMP INDONESIA, suatu hal yang amat sulit 
bagi saya, karena saya pada waktu itu belum bisa menulis dengan huruf huruf 
ALPHABET.
 
Begitu juga setelah saya lulus SMA bagian B, saya tidak bisa melanjutkan 
sekolah di Universitas di Indonesia, karena Ayah saya tidak mau membayar uang 
pelicin agar saya bisa diterima di sebuah Universitas di Indonesia, yang mana 
pada waktu itu nilainya hanya sebuah Secooter saja.
 
Saya terpaksa pergi ke Jerman Barat dan di Jerman Barat itu saya tentu 
mengalami terpaan badai yang luar biasa dahsyat, yaitu saya tidak tinggal 
bersama sanak saudara saya, saya tidak bisa berbahasa Jerman, saya sulit untuk 
makan dengan menu menu Jerman, seperti menu Bayam yang digerus dan diberi 
kentang.
 
Kesengsaraan demi kesengsaraan saya lalui dengan amat tekun, karena saya tahu 
bahwa disaat itu, saya sedang menerima latihan khusus dari Allah Bapa di Sorga, 
tiap hari saya membaca Alkitab (ALLAH KITA TETAP AMAT BERKUASA), saya lakukan 
Firman Firman Tuhan, walaupun pada waktu itu saya belum dibaptiskan di 
Indonesia.
 
Perjalanan hidup yang begitu sulit itulah yang harus saya tempuh tanpa ada 
keluhan apapun, karena saya tahu, Tuhan sedang merancang sesuatu untuk saya.
 
Saat ini saya menguasai 5 bahasa, saya menguasai elektronika, saya bisa 
menjelaskan betapa sulitnya untuk dilatih oleh Tuhan, seperti halnya tanah liat 
yang akan dijadikan bejana, kadang kadang saya harus dibanting, saya harus 
ditekan, saya harus diberi air agar bisa halus dan banyak hal hal lainnya yang 
harus saya alami. Tetapi ingatlah rencana Tuhan bukan rencana kecelakaan. 
Itulah yang harus kita sadari bersama. Amin.


To know is to love


FirmanMU itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. Aku telah bersumpah 
dan aku akan menepatinya, untuk berpegang pada hukum hukumMU yang adil (Mazmur 
119:105 -106)
 
Your word is a lamp to my feet and a light for my path. I have taken an oath 
and confirmed it, that I will follow your righteous laws (Psalm 119: 105 - 106)


      

Kirim email ke