Kepercayaan Hanyalah Hiburan Jangan Dianggap Petunjuk Benar Salah
             
Untuk interaksi sosial, "benar atau salah" bisa dibuat kesepakatan
yang dinamakan etika moral.  Dilain pihak, dalam hal interest
individual tidak perlu dibuat kesepakatan mana yang benar dan mana
yang salah karena "Option" merupakan bagian dari HAM.

Harus dipahami bahwa dalam membuat kesepakatan etika moral tidak bisa
dilakukan melalui pemaksaan melainkan melalui kompromi.  Artinya,
bukan musyawarah untuk memaksakan kesepakatan melainkan musyawarah
untuk mengkompromikan kesepakatan.

> "abas_amin08" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Tidak juga ! Saya kan suah mengatakan
> bahwa segala Ilmu datangnya dari Tuhan;
> yaaa saya bisa belajar Ilmu apa saja yang
> saya maui; masalah penemunya siapa itu
> tergantung usaha masing2; itu bukan 
> karena dia beragama atau tidak; itu
> hanya karena diri manusia itu 
> sendiri yang membatasi. 
> 


Ya... enggak benarlah begitu, ternyata segala ilmu bukan datang tapi
diciptakan manusia itu sendiri.  Contohnya saja ilmu aljabar, itu khan
manusia yang bikin.  Buktinya Aljabar biasa berbeda dari boolean
algebra, meskipun keduanya sama2 algebra tapi penciptanya berbeda
sehingga isi dan kegunaannya juga cuma ciptaan dari si manusia yang
menciptakan itu saja bukan dari Tuhan.

Lagi pula buat apa sih Tuhan ngasih2 ilmu kepada manusia???  Dengan
kesaktian dia khan enggak usah algebra2an cukup sim salabim dan angka
dua bisa berubah jadi dua juta.

Jadi jelas ya, ilmu pengetahuan itu akal2an manusia bukan dari Tuhan
karena kalo tuhan sangat sakti sehingga tak perlu akal2an lagi.

Tapi itupun karena ada orang yang percaya, sedangkan bagi yang enggak
percaya, tentu Tuhan itu juga jadi tidak ada.  Ada yang bilang dari
Tuhan, ada yang bilang dari dewa, ada yang bilang dari jin, ada yang
bilang dari.....  apa aja deh.  Yang jelas apapun yang dibilangnya
tetap tidak mampu dibuktikan kebenarannya.

Itulah sebabnya, orang lebih percaya ilmu pengetahuan daripada kepada
Tuhan.  Akibatnya ulama2 agama terpaksa men-cari2 ilmu pengetahuan
untuk bisa digunakan atau dicatut dalam mempromosikan agamanya agar
bisa tetap dipercaya orang.

Misalnya saja, kalo anda menderita rematik, tapi karena anda percaya
akar bahar itu bisa menyembuhkan, maka terjadilah keajaiban dan anda
merasa se-olah2 sembuh setelah memakai gelang akar bahar, padahal kalo
diperiksa dengan foto x-ray di rumah sakit, ternyata rematiknya tetap
ada tetapi cuma karena kepercayaan itulah yang bisa menipu persepsi
indera kita.  Begitulah fisiologi kerja dari kepercayaan yaitu menipu
persepsi indera sesuai dengan apa yang kita ingini.

Berbeda antara kepercayaan dan kenyataan, karena kalo kenyataan tidak
mungkin bisa menipu persepsi.

Misalnya, anda naik pesawat terbang, biarpun sebesar apapun anda
percaya bahwa besi sebesar pesawat ini tidak mungkin bisa terbang,
ditambah doa2 kepada Allah, Tuhan, dan segala jin2 juga tetap saja
pesawat ini terbang.  Disinilah bedanya kepercayaan dan kenyataan.

Tuhan dan allah itu cuma lah kepercayaan bukan kenyataan, dengan kata
lain yang lebih jelas, Tuhan dan Allah itu hanyalah angan2 untuk
menghibur mereka yang percaya untuk bisa mempersepsikan hal2 yang
tidak mungkin mereka raih dalam kenyataannya.

Memang harus saya akui, bahwa banyak kejadian dan hal2 yang tidak bisa
mencapai akal umat yang beragama !!!  Tapi bukan berarti akal mereka
tidak bisa mencapainya kemudian juga menganggap akal orang lain juga
sama2 tidak bisa mencapainya.  Bukan begitu kenyataan dalam hidup ini.
 Contohnya saja, sipencipta aljabar tidak pernah terpikir bahwa bisa
diciptakan boolean algebra, sipencipta ilmu ukur tidak pernah terpikir
bisa menciptakan teori Mendel.  Begitulah kerja masing2 penemu
hanyalah sebatas yang ditemukannya.  Namun kita yang mempelajari
semuanya kemudian menggabungkannya ber-sama2, tentu bisa menciptakan
atau menemukan kemujizatan yang lain2 lagi tanpa harus berdoa
memintanya kepada Tuhan.  Karena memang tidak mungkin kita meminta
sesuatu yang belum kita ketemukan, atau tidak mungkin kita meminta
sesuatu yang kita tidak tahu apa yang mau kita minta.

Sebagai seorang peneliti, kita tidak tahu bahwa kita hari ini akan
menemukan sesuatu, lalu apa yang mau kita minta, dan kalo kita berdoa
juga Tuhannya jadi bingung apa yang mau dia berikan kepada kita.

Kadang kala umat beragama itu rusak cara berpikirnya dengan menganggap
bahwa Tuhan itu bisa membaca pikiran kita sehingga tahu apa yang mau
kita minta, padahal kita sendiri tidak tahu apa yang mau kita minta. 
Kalo memang Tuhan itu bisa tahu apa yang kita mau minta meskipun kita
sendiri tidak tahu apa yang kita mau minta, lalu kenapa harus berdoa
dan meminta ????  kalo bisa tahu langsung saja dikasih, karena kita
juga enggak tahu apa yang kita mau minta jadi tak perlu berdoa untuk
meminta.

Sorry, semua yang saya ceritakan cukup sulit untuk dicerna mereka yang
cuma percaya kepada doa padahal berdoa dan percaya seperti yang saya
katakan diatas se-mata2 menipu diri sendiri untuk menyesatkan
perception agar bisa menikmati stimulus yang kita angan2kan yang dalam
realitasnya tidak mungkin kita capai.

Celakanya, orang2 beragama ini sangat prejudice, kepada mereka yang
tidak percaya dianggapnya kafir, dianggap musuh, dan bisa menambah
pahala nanti untuk dibawa mati bila membunuh diri kita yang
dianggapnya menghina Tuhan atau Allah yang mereka percaya.  Hasilnya
adalah terrorisme Jihad Islam.  Korban2 berjatuhan se-mata2 karena
cuma angan2 mereka mau dipaksakan dicopy kan kedalam angan2 kita.

Padahal angan2 kita khan milik kita, kenapa harus dipaksakan agar sama
angan2nya seperti angan2 mereka yang percaya ???  Disinilah kesalahan
fatal memaksakan UU Pornografi yang ternyata isinya bukanlah sebatas
gambar2 porno melainkan sangat luas yang mencakup nilai2 kepercayaan.
 Bayangkanlah, dalam agama lain diluar Islam, letak aurat itu
diselangkangan, tapi dalam ajaran Islam ternyata aurat itu bisa ada
dimuka wanita.  Jadinya susah untuk bisa dipercepsi umat lain diluar
Islam, akhirnya kalo dipaksa untuk dicopy agar percepsi tentang aurat
bisa sama dipaksakan jadi UU pornografi yang dalam hal ini sudah jelas
melanggar HAM dan Demokrasi yang melindungi percepsi setiap individu
untuk berbeda beda.

Seperti juga yang berulangkali saya tulis, bahwa taik ayam yang anda
imani atau anda yakini bahwa itu adalah sate ayam, maka anda bisa
makan serasa betul2 sate ayam karena anda berhasil dengan keimanan
yang tinggi itu menipu percepsi indera anda.  Teknik inilah yang
sekarang banyak digunakan dalam dunia hiburan maupun dunia perdukunan
dalam menyembuhkan atau menciptakan berbagai keajaiban2 yang
sebetulnya sama sekali tidaklah ajaib.

Ny. Muslim binti Muskitawati.




Reply via email to