http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2009122802084815

      Senin, 28 Desember 2009 
     
      BURAS 
     
     
     
Notes 2009, Retorika Vs Antikorupsi! 

       
      H. Bambang Eka Wijaya



      "PERTARUNGAN persepsi tentang pemberantasan korupsi antara retorika 
penguasa lawan gerakan publik antikorupsi memuncaki kontraisu 2009, berujung 
dengan kandasnya selubung formal-legalistik oleh rasa keadilan 
masyarakat--dengan dipilihnya jalur di luar pengadilan justru oleh lembaga 
penegak hukum sendiri!" ujar Umar. "Ironisnya, di balik pergulatan itu kian 
mencuat realitas, justru retorika merupakan lawan sesungguhnya gerakan 
perjuangan antikorupsi!"

      "Ironika itu jadi amat menonjol pada event Hari Antikorupsi Sedunia 9 
Desember!" sambut Amir. "Retorika bernada sangat tinggi mengadangnya, dengan 
tudingan acara itu ditunggangi gerakan sosial bermotif politik menggulingkan 
kekuasaan! Retorika itu berhasil membuyarkan momentum yang dibangun koalisi 
gerakan antikorupsi--acara Hari Antikorupsi Sedunia antiklimaks, berlangsung 
relatif seadanya, kurang greget!"

      "Dengan sukses itu, terutama sebagai revans atas kandasnya retorika 
berselubung formal-legalistik pada kasus cicak lawan buaya, retorika kembali 
diandalkan untuk mementahkan persepsi publik terkait skandal Bank Century!" 
tegas Umar. "Tidak kepalang tanggung, retorika bukan lagi semata lewat 
pernyataan atau pidato-pidato, diperkuat lagi lewat jalur komersial--serial 
iklan yang intens di media massa utamanya televisi, membentuk logika publik 
tentang relevansi membantu bank di masa krisis, untuk menghapus memori publik 
atas penggelontoran dana Rp6,7 triliun untuk memenuhi CAR (modal sendiri) 10 
persen sebuah bank kecil!"

      "Retorika memang cenderung selalu overdosis! Seperti iklan, tarifnya bisa 
lebih Rp20 juta per setengah menit pada prime time!" timpal Amir. "Namun itu 
sebanding dengan dampak retorika multidimensi yang bukan saja bisa larut dalam 
memori publik dalam jangka panjang, melainkan juga memperlemah sendi-sendi 
gerakan yang menjadi target! Contohnya, meski Bibit-Chandra diaktifkan kembali, 
pascakasus cicak lawan buaya KPK tak setajam dan segalak sebelumnya--ikut tak 
kunjung bisa menjadikan Anggodo sebagai tersangka!"

      "Di mana letak keistimewaan retorika sehingga selalu unggul dalam 
pergulatan wacana publik, bahkan saat momentumnya matang seperti pada Hari 
Antikorupsi Sedunia?" tanya Umar.

      "Karena retorika berkendara kekuasaan yang menguasai medan di semua 
lini!" jawab Amir. "Konon lagi dalam skandal Bank Century, selain kekuasaan 
politik, juga kekuasaan uang--terkait Bank Indonesia sebagai pusat moneter dan 
Departemen Keuangan pusat fiskal! Sehingga, kalau soal iklan televisi, meski 
tampil atas nama lembaga atau yayasan apa pun itu, soal uang untuk retorika 
masalah kecil!"

      "Kalau begitu 2009 memang tahun yang istimewa, kurun di mana opini publik 
antikorupsi mampu mengungguli retorika--meski cuma sementara!" timpal Umar. 
"Viva opini publik! Viva retorika!" 
     

<<bening.gif>>

<<buras.jpg>>

Reply via email to