Dirgahayu NKRI!

http://www.antaranews.com/view/?i=1244717325&c=WBM&s=KON

Orangutan Terdesak ke Tepian Sungai
Kamis, 11 Juni 2009 17:48 WIB | 
Simpang Hilir, Kalbar (ANTARA News) - Pembukaan lahan di seputar kawasan Taman 
Nasional Gunung Palung (TNGP) di Kabupaten Kayong Utara, Kalbar, memaksa 
orangutan (Pongo pygmaeus) terdesak ke hutan yang tersisa di tepian sungai.

Yusuf (20), seorang pekerja di permukiman Blok Q PT Jalin Vaneo di Kecamatan 
Simpang Hilir, Kamis, mengaku kerap melihat orangutan di pinggir Sungai 
Semadang.

"Orangutan itu tengah memakan umbut tanaman nipah yang banyak terdapat di 
tepian sungai," kata Yusuf.

Yusuf sudah satu bulan bekerja di permukiman yang berjarak sekitar 20 kilometer 
dari Desa Batu Barat, Kecamatan Simpang Hilir tersebut.

Ia melihat dua ekor orangutan dewasa dalam hari yang berbeda. Namun waktunya 
sama, sekitar pukul 11:00 WIB.

Joni (17), pekerja pembersihan lahan PT Jalin Vaneo di Blok L hampir setiap 
hari juga melihat orangutan di tepian Sungai Semadang.

Blok L sekitar 30 menit ke arah hulu dari kawasan Blok P PT Jalin Vaneo bila 
ditempuh dengan speed boat bertenaga 40 tenaga kuda.

"Orangutan itu juga makan umbut tanaman nipah," kata Joni. Terkadang ada dua 
ekor orangutan di tepian sungai. Joni sudah bekerja di Blok L sejak Januari 
tahun 2008.

Menurut dia, sewaktu hutan di kawasan itu masih baik, agak sulit menemukan 
orangutan. Namun setelah pembersihan lahan dilakukan, orangutan mulai sering 
terlihat. Perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Jalin Vaneo menyisakan areal 
hutan dengan lebar dari tepi sungai sekitar 100 meter.

"Di hutan tepi sungai itu kerap terlihat orangutan," kata Joni. 

Manajer Perlindungan Hewan Yayasan Palung Tito P Indrawan mengatakan, satu ekor 
orangutan jantan membutuhkan luas kawasan hutan dua kilometer persegi. 

"Kalau saat ini mereka kerap terlihat di tepian sungai, terpaksa karena hanya 
itu hutan yang tersisa di kawasan itu," kata Tito P Indrawan.

Orangutan, lanjut dia, bersifat individual sehingga kalau habitatnya tergusur 
akan sulit untuk beradaptasi di daerah lain.

Humas PT Jalin Vaneo dan PT Cipta Usaha Sejahtera, Omay Kamaruzzaman 
mengatakan, mereka menyediakan sebagian lahan perkebunan untuk hutan 
konservasi. 

PT Jalin Vaneo dan PT Cipta Usaha Sejahtera mendapat konsesi lahan 
masing-masing 20 ribu hektare di Kecamatan Simpang Hilir.

Perusahaan juga siap untuk membantu evakuasi orangutan yang terjebak di areal 
perkebunan dan permukiman penduduk setempat.
(*)
Baca Juga
  a.. Populasi Orangutan Kalbar Berkurang 50 Persen 
  b.. Aktivis Lingkungan Razia Gedung DPRD Kalbar 
  c.. Populasi Orangutan Taman Nasional Kutai Kritis 
  d.. Empat Bayi Orangutan Menanti Orang Tua Asuh

Reply via email to