Aaasalaamu'alaikum wr.wb.
FYI...

Pahala Menafkahi Keluarga

Kepada setiap kepala keluarga, perhatikanlah kabar-kabar gembira yang
menunjukkan betapa besar nikmat Allah subhanahu wata'aala untukmu! Betapa
sempurnanya karunia dan pemberian yang dikaruniakan-Nya atasmu! Dia telah
mengaruniaimu keturunan yang dengannya dapat menghiasi kehidupanmu,
melapangkan dadamu dan memperbanyak keturunanmu, serta menambah pahalamu
kelak di akhirat.!

Kerasnya tantangan kehidupan dalam mencari rizki, beratnya beban tanggung
jawab yang melelahkan dan debu-debu tanah yang menempel seakan begitu berat,
tampak di wajahmu dalam perjuangan (jihad) terbesar dan ibadah paling mulia
bagimu itu. Karenanya, janganlah bersedih! Itu adalah Sunnatul Hayah
(tradisi kehidupan). Di situlah, kamu dicetak dan dengannya kamu diciptakan.
Namun bagi orang yang memahami syariat Allah subhanahu wata'aala, maka hal
itu menjadi demikian manis dan baik, sementara bagi orang yang menentang
syariat-Nya, maka itu menjadi kesengsaraan dan kesia-siaan.

*Keutamaan Memberi Nafkah Keluarga*

Hanya orang yang jiwa kelelakiannya telah terpatri dalam hatinyalah yang
dapat bersedih atas keluh-kesah keluarganya. Dan dalam hal ini, sama saja
antara seorang budak dan orang merdeka, seorang Mukmin dan orang kafir.
Hanya saja, seorang Mukmin yang tulus menjadikan jalan keluar atas
keluh-kesah keluarganya itu sebagai bagian dari ibadah kepada Allah
subhanahu wata'aala dan sebagai sarana mencari ganjaran dan pahala dariNya,
karena ia mengetahui bahwa Allah subhanahu wata'aala telah menjadikannya
pemimpin atas keluarganya dan telah memerinci mengenai hal itu dalam sebuah
firman-Nya melalui lisan Nabi-Nya, Muhammad shallallahu 'alahi wasallam,
Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu bertanggung jawab atas orang
yang dipimpinnya. Seorang laki-laki (suami) adalah pemimpin bagi keluarga di
rumahnya, dan ia bertanggung jawab atas orang yang dipimpinnya
itu."(Muttafaqun 'alaih).

Allah subhanahu wata'aala juga menjanjikan pahala yang agung baginya dan
keutamaan yang besar atas nafkah yang dikeluarkan dan perawatannya bagi
anak-anaknya. Dari Sa'd radhiallahu `anhu, bahwa Rasulullah shallallahu
alahi wasallam berkata kepadanya,"Sesungguhnya, sebesar apapun nafkah yang
engkau keluarkan atas keluargamu, maka engkau diberi pahala (atas hal itu),
sekali pun sesuap yang engkau sodorkan ke mulut isterimu." (HR.al-Bukhari)

Dalam hadits yang lain, dari Ka'ab bin 'Ujrah radhiallahu `anhu, ia berkata,
"Pernah suatu ketika, seorang laki-laki melintas di hadapan Nabi shallallahu
'alahi wasallam, lalu para shahabat beliau melihat betapa keuletan dan
semangat orang itu, sehingga membuat mereka kagum, lalu mereka berkata,
Wahai Rasulullah, andaikata hal ini termasuk di jalan Allah subhanahu wata
aala.?" Maka Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda, 'Jika ia
keluar untuk berusaha menafkahi anak-anaknya yang masih kecil, maka itu
termasuk di jalan Allah subhanahu wata'aala. Dan jika ia keluar untuk
berusaha dengan penuh riya` dan kesombongan, maka itu termasuk di jalan
setan." (Shahih al-Jami', 2/8)

Dalam salah satu peperangan, pernah Abdullah bin al-Mubarak rahimahullah
berkata kepada teman-temannya, "Tahukah kalian suatu amalan yang lebih utama
dari apa yang kita lakukan saat ini (berperang).?" Mereka menjawab, "Kami
tidak mengetahui hal itu." Ia berkata, "Aku tahu itu." Mereka mendesak, "Apa
itu.?" Ia menjawab, "Laki-laki suci yang memiliki tanggungan keluarga,
shalat di malam hari, lalu memandangi anak-anaknya yang sedang tidur dalam
keadaan aurat tersingkap, lalu ia menyelimuti dan menutupi mereka dengan
pakaiannya. Maka, amalannya itu adalah lebih utama dari kondisi kita ini."

Bagi yang menjadi tulang punggung keluarga! Hendaknya bergembira karena
dijanjikan surga oleh Rasulullah subhanahu wata'aala, yakni selama kamu
berada di dalam Jihad Tarbiyah, saat kamu menanggung bebannya, bersabar atas
keletihan yang dirasakan dan berjuang melawan kesulitan-kesulitannya! Bila
kamu merasa permasalahanmu demikian pelik dan seakan membuat frustasi, maka
lihatlah karunia yang diberikan Allah subhanahu wata'aala kepadamu.Ketika
itu, pasti kamu akan merasakan kesabaran memenuhi seluruh relung-relung
hatimu, menghapus kesedihanmu, dan memantapkan langkahmu untuk menempuh
celah-celah Tarbiyah.

Ingatlah, terkadang para pesedekah mengeluarkan sedekahnya sekali dalam
setahun, atau sekali dalam sebulan. Tapi kamu? Dengan mendidik keluarga dan
mereka yang berada di bawah tanggunganmu, kamu adalah pesedekah abadi;
dengan harta, jiwa, kasih sayang dan kebapakanmu! Dalam hadits yang
diriwayatkan dari al-Miqdam radhiallahu `anhu, ia berkata,
"Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda, "Makanan yang kamu berikan
kepada dirimu, maka itu sedekah untukmu; dan makanan yang kamu berikan
kepada isterimu, maka itu sedekah untukmu; dan makanan yang kamu berikan
untuk pelayanmu, maka itu sedekah untukmu." (Shahih Ibn Majah, 1739)

Janganlah bersedih, lihatlah bagaimana Allah subhanahu wata'aala
mengaruniaimu dua kali nikmat:

a.. Pertama, Saat Dia menganugerahimu keluarga yang bisa jadi Dia tidak
menganugerahkannya kepada orang lain. Dia telah berkenan mengaruniaimu
keturunan, namun tidak memberikannya kepada orang lain. Dia berkenan
memberikanmu anak, namun tidak memberikannya kepada orang lain. Renungkan
apa yang diberikan-Nya kepada Rasul-Nya tentang hal itu, (artinya) "Dan
sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami
memberikan kepada mereka istri-istri dan keturunan..." (QS.ar-Ra'd:38)
Nikmat mendapatkan anak merupakan nikmat yang besar, yang wajib disyukuri
dan untuk melakukannya dituntut suatu perjuangan. Dan ini baru dalam satu
nikmat yang faedahnya tidak terhingga banyaknya.

b.. Kedua, saat Dia menjadikan tanggung jawabmu atas anak-anak dan jihadmu
dalam mendidik dan menumbuhkembangkan mereka sebagai salah satu pintu
kebaikan bagimu di akhirat kelak, saat dan tempat Dia mengampunimu dan
menambahkan pahala bagimu karenanya.

*Anak Perempuan dan Pahala Besar
*
Masih saja ada wajah-wajah yang kecewa, cemberut, dan murung manakala
mengetahui anak yang barusan lahir dari perut isterinya berkelamin perempuan
padahal sejak awal, Islam telah mengharamkan kebiasaan mengubur hidup-hidup
anak-anak perempuan yang dilakukan pada masa Jahiliah, dan mewajibkan
berbuat baik kepada mereka. Hal ini tampak jelas dalam firman Allah
subhanahu wata'aala, (artinya) "Dan apabila seseorang dari mereka diberi
kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya,
dan dia sangat marah."(QS.an-Nahl:58),

Qatadah berkata, "Ini adalah perangai orang-orang Musyrikin Arab, dan Allah
subhanahu wata'aala memberitahukan kepadamu kebusukannya. Adapun seorang
Mukmin, maka ia sungguh rela dengan apa yang telah diberikan Allah subhanahu
wata'aala kepadanya. Dan apa yang ditakdirkan baginya adalah lebih baik dari
diri seseorang. Sungguh, aku tidak tahu, apa itu kebaikannya? Sungguh,
betapa banyak bocah perempuan adalah lebih baik bagi keluarganya daripada
bocah laki-laki. Bila Allah subhanahu wata'aala memberitakan kepadamu
perangai mereka itu (orang-orang Musyrikin), maka hendaklah kamu jauhi dan
berhenti darinya. Dulu, salah seorang dari mereka sudi memberi makan
anjingnya namun tega mengubur hidup-hidup anak perempuannya."

Orang yang bersedih karena kelahiran bayi perempuannya adalah orang yang
tidak memahami bahwa Sang Pemberi anak laki-laki dan perempuan itu adalah
Allah subhanahu wata'aala. Dia berfirman, "Dia menciptakan apa yang Dia
kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia
kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia
kehendaki.Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan
(kepada siapa yang dikehendaki-Nya), dan Dia menjadikan mandul siapa yang
Dia dikehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa."
(QS.asy-Syuro:49-50) Para ulama berkata, "Allah subhanahu wata'aala
mengedepankan penyebutan perempuan atas laki-laki untuk memberikan karunia
kepadanya (Perempuan). Karenanya, Dia memulai penyebutan diri perempuan
sebelum laki-laki."

Mengenai betapa besar pahala yang diberikan kepada orangtua yang dianugerahi
anak-anak perempuan, simak hadits yang diriwayatkan dari 'Uqbah bin 'Amir
al-Juhani radhiallahu `anhu, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah
shallallahu 'alahi wasallam bersabda, "Siapa saja yang memiliki tiga orang
puteri, lalu bersabar, memberi makan, memberi minum dan memberi pakaian
mereka dari hartanya, maka mereka kelak akan menjadi penghalang (tameng)
baginya dari sentuhan api neraka." (Shahih al-Jami':534) Dalam hadits lain
yang mirip dengan itu disebutkan, bahwa bukan hanya bagi yang memiliki tiga
orang anak perempuan, bahkan seorang anak perempuan pun, bilamana ia
memberikan tempat tinggal, mengasihi dan menanggung mereka, maka dipastikan
ia masuk surga. (HR.Ahmad)

Berbahagialah karena mendapatkan rizki berupa anak-anak, yang merupakan
kebaikan-kebaikan bagimu kelak setelah meninggalkan dunia yang fana ini.
Bila kamu memberikan pendidikan yang baik kepada mereka, niscaya mereka akan
menjadi anak-anak yang shalih lagi beriman. Rasulullah shallallahu 'alahi
wasallam bersabda, "Bila manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalnya
kecuali dari tiga hal: Sedekah jariyah, Ilmu yang bermanfaat, atau anak
shalih yang berdoa untuknya." (HR. Muslim).

Semoga kita tidak menyia-nyiakan peluang yang teramat berharga ini.

(SUMBER: "Ila Shahib al-'Iyal", Divisi Ilmiah Pada Penerbit Dar Ibn
Khuzaimah, Riyadh), Abu Shofiyyah )
http://erwin-arianto.blogspot.com/2008/06/pahala-menafkahi-keluarga.html

-- 
Best Regard
Erwin Arianto,SE
エルイン アリアント (内部監査事務局)
-------------------------------------
SINCERITY, SPEED,  INOVATION & INDEPENDENCY

Kirim email ke