Refleksi : Daerah mana yang tidak berpotensi? Kalimantan, Jakarta dan Jawa atau Sumatera?
http://www.gatra.com/artikel.php?id=124219 Imigrasi Papua Berpotensi Disusupi Orang Asing Jayapura , 22 Maret 2009 11:16 Peluang penyusupan orang-orang asing ke wilayah Indonesia, terutama Papua cukup besar. Hal tersebut diungkap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Imigrasi Jayapura, Hendiartono, Jum`at (20/3), di Jayapura, terkait dengan batas-batas wilayah antar negara, Papua termasuk salah satu daerah Indonesia yang paling unik. "Pintu masuk ke Indonesia melalui Papua dapat melalui tiga jalur, darat, laut dan udara," ujarnya. Papua yang merupakan provinsi paling timur Indonesia ini berbatasan langsung dengan negara tetangga, Papua New Guinea di sebelah timur. Sedangkan daratan pulau ini dikelilingi perairan Samudera Pasifik di utara dan Samudera India di bagian selatan. Dengan posisi demikian, banyak cara untuk memasuki wilayah Indonesia melalui Papua. Jalur darat dapat dilewati melalui border cross atau pos-pos lintas batas yang tersebar di beberapa daerah di Papua. Di antaranya adalah Pos Lintas Batas Wembi, Pos Lintas Batas Waris dan Pos Lintas Batas Senggi. Sedangkan Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) untuk jalur darat berlokasi di Skouw, Kota Jayapura. Sementara, jalur laut dapat dilewati melalui pelabuhan. Untuk jalur ini, Imigrasi Jayapura memiliki TPI Laut Jayapura dan Pos Lintas Batas Hamadi. Adapun jalur udara dilintasi melalui bandar udara. Oleh karena itu, Imigrasi Jayapura menempatkan TPI Udara Sentani untuk mengatur dan mengawasi kegiatan lalu lintas warga asing yang hendak masuk ke wilayah Indonesia. Hendiartono mengakui, Imigrasi Jayapura yang termasuk kategori Kelas I, telah menjalankan tugas-tugas ke-imigrasian yang meliputi bidang Informasi Ke-imigrasian, Lalu Lintas Ke-imigrasian, Status Ke-imigrasian serta bidang Intelijen, Pengawasan dan Penindakan Ke-imigrasian. "Wilayah Papua yang sangat luas, memberikan tantangan tersendiri dari segi geografis. Sementara, harus diakui bahwa sumber daya yang kami miliki masih terbatas," tandasnya. Selain itu, terbatasnya sarana dan prasarana juga menjadi kendala dalam memaksimalkan tugas-tugas ke-imigrasian, terutama yang berkaitan dengan pengamanan daerah perbatasan. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan misi yang dijalankan, Kantor Imigrasi Jayapura berkoordinasi dengan beberapa instansi pemerintah terkait dan masyarakat. Misalnya Kepolisian dan TNI, baik dari Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL) maupun Angkatan Udara (AU), Bandar Udara serta jasa perhotelan yang menerima tamu-tamu manca negara. Kendati demikian, Hendiartono tidak menampik adanya penyusupan orang-orang asing ke Papua melalui negara tetangga Papua New Guinea dengan berbagai kedok alasan. "Ada yang mengaku datang ke Papua untuk liburan, tapi jangka waktunya sangat lama. Untuk yang seperti ini harus jadi perhatian, sebenarnya untuk tujuan apa dia datang," jelasnya. Selain tantangan geografis, dari segi politis, masalah-masalah keimigrasian di Papua terbilang cukup sensitif. "Tidak menutup kemungkinan orang-orang asing yang masuk dengan alasan kerja sosial, kerohanian atau sekadar liburan menyimpan tujuan lain untuk mengacaukan stabilitas di Papua," kata Hendiartono. [EL, Ant