http://www.gatra.com/artikel.php?id=115129


Pasokan Listrik Batam Terus Bermasalah

Batam, 29 Mei 2008 08:34
Pemadaman bergilir yang diberlakukan PT PLN Batam setiap hari sejak 23 April, 
pada Kamis dan Jumat pekan ini ditambah dari tiga jam menjadi empat hingga enam 
jam.

Dalam dua hari ini, pemadaman lebih lama karena ConocoPhilips memperbaiki sumur 
gasnya di Grissik, Jambi, kata Humas PT Perusahaan Listrik Nasional (PLN) Batam 
Ade Sulistiani, Rabu (28/5).

PT Perusahaan Gas Negara (PGN) selaku pendistibusi akan mengusahakan agar PLN 
Batam mendapat 26 MMBTU gas, dengan cara memenuhkan pipa sebelum 
penutupan-sementara mulai Kamis pukul 00.00.

Dengan mendapatkan 26 MMBTU (Million Million British Thermal Unit), dalam dua 
hari itu, maka PLN Batam tidak perlu melakukan pemadaman total kecuali menambah 
waktu pemadamam dari sekitar tiga jam per hari, menjadi empat hingga enam 
jam/hari.

PLN Batam sejak 23 April memberlakukan pemadaman bergilir tiga jam/ hari sebab 
pasokan gas dari PGN hanya 24,7 MMBTU , kemudian mulai 29 April menjadi 29,7 
MMBTU , padahal kebutuhan normalnya 40,7 MMBTU .

Pengurangan pasokan itu terjadi karena PGN memperketat pelaksanaan komitmen 
kuota di Batam, selain dari pipa yang sama harus melayani Singapura.

Sudah lebih dari sebulan, kelistrikan di Batam bermasalah sehingga menganggu 
aktivitas warga, ekonomi, pendidikan, pemerintahan dan industri bahkan pernah 
dalam satu hari sampai tiga kali terjadi pemadaman, sementara di Singapura 
aktivitas berjalan normal.

Kondisi ini ironi dan paradoks, sebab gas sebagai hasil sumberdaya alam yang 
dimanfaatkan Singapura berasal dari Indonesia, kata mantan Ketua DPR Akbar 
Tanjung ketika berkunjung ke Batam, Minggu (25/5).

Menurut Humas PLN Batam, Gubernur Kepulauan Riau Ismeth Abdullah sudah 
menyurati Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro bagi 
penanggulangan ketidakcukupan pasokan gas untuk kepentingan Batam.

Tim dari Batam, kata Ade, dijadwalkan pada pekan depan diterima para pejabat 
Departemen ESDM dan pimpinan BPH Migas di Jakarta untuk membahas masalah dan 
menemukan jalan keluar secepatnya. "Mudah-mudahan pertemuan tersebut membuahkan 
hasil agar kelistrikan di Batam kembali lancar," katanya.

Bagi PLN Batam, menurut Ade, pasokan gas tidak selalu harus dari PGN, asalkan 
tersedia dan harganya tidak seperti harga jual ke Singapura yang lebih tinggi.

Kalau disamakan dengan harga jual ke Singapura, PLN harus menaikkan tarif 
listrik.

Menurut Humas PLN Batam, kenaikan yang terlalu tinggi , tidak akan sesuai 
dengan kemampuan konsumen, selain dapat menurunkan daya saing Batam sebagai 
daerah industri.[EL, Ant] 
--------------------------------------------------------------------------------
URL: http://www.gatra.com/versi_cetak.php?id=115129 

Reply via email to