Refeleksi : Apakah ini hasil kemajuan masyarakat yang dicapai selama selama 60 tahun merdeka?
http://www.ambonekspres.com/index.php?act=news&newsid=25764 Selasa, 10 Mar 2009, | 7 Patty Optimis Kemiskinan MBD Dibawah 50% Ambon, AE.- Baru mekar menjadi sebuah daerah otonom akhir tahun lalu, praktis tak membuat Maluku Barat Daya lepas dari belitan beragam persoalan pembangunan. Salah satu sindrome yang masih menghantui perjalanan wilayah perbatasan RI-Timor Leste dan Australia itu adalah tingginya angka kemiskinan warganya. Jika diprosentasikan, menurut penjabat Bupati MBD Jopi Patty, dari 70 ribu jiwa lebih, sekitar 56 persen penduduk MBD masih hidup di bawah garis kemiskinan. ''Kemiskinan yang ada lebih banyak akibat pengaruh letak geografis MBD yang terdiri dari pulau-pulau sedang dan kecil. Istilahnya kemiskinan struktural,'' papar Patty, yang juga pernah menjabat Bupati Seram Bagian Barat dan Kepulauan Aru, Sabtu (7/3) pagi, di Ambon. Karena itu, terang Patty, dengan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) MBD sebesar Rp 187 miliar, pihaknya akan mengupayakan pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan tujuan menekan angka kemiskinan hingga di bawah 50 persen. Caranya? Disebutkan Patty, pihaknya akan menekan alokasi anggaran terutama di pos biaya aparatur yang kini mencapai lebih kurang 2000-an orang, sehingga hanya mencapai Rp 75 miliar. ''Nah, sisa dari kelebihan dari biaya aparatur itu akan kita gunakan untuk program peningkatan ekonomi masyarakat di pedesaan,'' sebutnya. Untuk pengembangan partisipasi masyarakat, imbuh Patty, tahun anggaran 2009, sedikitnya lima kecamatan di MBD memperoleh dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan, di antaranya, Kecamatan Pulau-pulau Terselatan, Damer, Babar Timur, Babar Barat, dan Leti. Sementara tiga kecamatan lain, yakni Kecamatan Wetar, Moa-Lakor, dan Mdona Hiera memperoleh PNPM Tertinggal Pedesaan. Selain itu, jelas Patty, melalui Alokasi Dana Desa (ADD), turut dialokasikan Rp 50 kepada tiap-tiap desa, dan Rp 20 juta untuk masing-masing dusun. Tujuannya agar warga dan seluruh perangkat desa bisa menggerakan potensi yang ada untuk meningkatkan taraf hidup warganya sekaligus menambah Pendapatan Desa. Sebab, pada 2010 nanti, semua desa diharapkan sudah memiliki Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB). ''Rencananya akhir bulan ini (Maret) kita akan laksanakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) kecamatan untuk membahas seluruh persoalan pembangunan di tingkat kecamatan, sebab April nanti sudah dilaksanakan Musrenbang Provinsi,'' terangnya. Dalam kaitan dengan peningkatan ekonomi rakyat, ulas Patty, pihaknya mencoba menggarap potensi lokal, misalnya pengolahan sopi menjadi anggur, dan produk sopi yang ditambahi madu dengan sedikit ramuan jeruk Kisar sebagai 'oleh-oleh' asli MBD bagi para tamu. Kedua produk ini ditambah kemasan dari bahan koli (sejenis pohon lontar) sepaketnya dijual Rp 50 ribu. ''Juga akan dikembangkan produk-produk lain untuk peningkatan taraf hidup masyarakat MBD,'' cetusnya. (RIO)