Serangan Tim Capres By Design
Ruhut Akui Diformat Jadi Tim Sangkur SBY

Kamis, 4 Juni 2009 | 01:26 WITA
SEBAGIAN rakyat Indonesia terkecoh lagi. Perasaan publik kembali dipermainkan 
oleh politisi demi kepentingan sesaat. Emosi masyarakat pun larut dalam 
"komedi" serang-menyerang para tim calon presiden-calon wakil presiden 
(capres-cawapres). Celakanya, itu hanya sandiwara. Sebab mereka memang telah 
diformat untuk melakonkan tokoh antogonis itu.

Kenyataan memilukan menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009 itu diakui 
secara vulgar oleh tim pemenangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono, 
Ruhut Sitompul, Rabu (3/6). 
Pengacara yang kadang merangkap pemain sinetron dan kini jadi politisi Partai 
Demokrat ini mengaku bahwa ucapan yang pedas itu dia lontarkan karena mengikuti 
skenario tim. 
Menurutnya, kubu SBY-Boediono sudah memformat tim sedemikian detil. Ada tim 
sopan, pun ada tim bayonet. Tim bayonet ini bertugas menyerang kubu lawan lewat 
kata pedas dan keras. Sedangkan tim sopan bertugas "seolah-olah" menyalahkan 
dan mengutuk tim bayonet. Lagi-lagi demi meraih simpati publik.
Ruhut mengakui, dirinya bersama Rizal Mallarangeng dituntut memerankan peran 
antagonis untuk memancing "emosi" lawan. Tugas utama mereka berdua meng-counter 
isu-isu miring yang merusak citra SBY-Boediono.
"Saya dengan Rizal itu adalah pasukan sangkur SBY-Boediono atau tim bayonet 
untuk meng-counter agar isu-isu miring tentang SBY-Boediono tidak dianggap 
benar oleh publik. Kalau tim yang santunnya kan ada Pak Anas Urbaningrum, Pak 
Marzuki Ali," ungkap Ruhut seperti dikutip inilah.com.
Berkali-kali Ruhut tampil beringas di media massa dalam rangka memerangkan 
fungsi sebagai bayonet SBY. Serangannya bukan hanya pada pernyataan langsung. 
Berbagai tulisan pun miring tentang SBY pun ia lahap. 
Tampaknya Ruhut sudah disiapkan jauh sebelumnya untuk posisi itu. Makanya, 
editorial harian Media Indonesia, edisi Senin, 30 Juli 2007, Sandiwara Presiden 
Menjadi Rakyat Biasa, tak lepas dari "serangan balik" Ruhut. Hanya saja, pada 
momen ini, pernyataan Ruhut masih terkesan hati-hati.
Beberapa pekan terakhir, Ruhut tampil kian beringas. Saat wacana boikot pemilu 
memuncak, akhir April, Ruhut berkali-kali tampil gemilang menangkis serangan. 
"Saya ingin mengingatkan kepada Ibu Mega, Mas Wiranto, Mas Prabowo, atau kepada 
yang lain bahwa, tindakan boikot dapat dikategorikan tindakan mengacau pemilu 
dan memiliki sanksi hukum. Jelas, ada sanksi hukumya, perlu diketahui itu.  
Ancamannya cukup berat kepada mereka yang mau menggangu Pemilu," jelas Ruhut 
menanggapi maneuver kelompok Teuku Umar ketika itu.
Awal Mei, Ruhut kembali mengguncang kubu pertahanan lawan, utamanya Golkar. 
Ketika itu Ruhut membentengi upaya lobi yang dilakukan kubu SBY ke PDIP. "Ya 
itu pasti ada ketakutan Golkar kalau PDIP berkoalisi dengan kita. Kenapa dari 
pihak Golkar bicara etika politik dan yang lain seperti bicara ketakutan, 
namanya politik apapun bisa terjadi," ujarnya.
Ruhut semakin menggila. Puncaknya 27 Mei lalu. Ketika Ruhut tampil berdebat 
"kusir" melawan Permadi (PDIP) dan Fuad Bawazier (Partai Hanura).
Lalu terlontarlah pernyataan spektakular Ruhut yang membuktikan bahwa "mulutnya 
benar-benar harimau baginya."
Mungkin karena lelah melayani Fuad, Ruhut meminta Fuad yang kebetulan berdarah 
Arab agar tak banyak bicara karena sumbangsi bangsa Arab terhadap negeri ini 
tidak ada.
Ruhut diprediksi bakal tersungkur setelah muncul berbagai aksi kecaman. 
Sejumlah ormas Islam mendesak Ruhut meminta maaf dan meminta Partai Demokrat 
memecat Ruhut.
Tapi Ruhut tak bergeming. Dia tetap aman dan tanpa beban. Mengapa? Karena dia 
memang disiapkan untuk berbuat seperti itu.(as kambie) 


Menyerang Terus karena Tak Pernah Ditegur SBY
DEBAT Kusir Ruhut Sitompul, Permadi, dan Fuad Bawazier, 27 Mei lalu, diprediksi 
bakal menamatkan riwayat Ruhut. Diskusi bertajuk Mengungkapkan Strategi Tim 
Sukses Capres
itu mengarah ke isu SARA.
Diskusi yang menampilkan tiga pendekar politik itu dari awal sudah diprediksi 
memanas. Permadi berpenampilan serba hitam sesuai kesukaannya pada mistis 
simbolis, berhadapan dengan Ruhut yang dikenal berdarah panas dan cepat naik 
pitam. Ditambah Fuad yang gemar mengeritik dengan bahasa sederhana tapi 
menohok.  
Ruhut tampak mulai terpancing saat Fuad dan Permadi menyinggung tentang paham 
neoliberalisme yang ditabalkan kental dianut Boediono.
"Sudahlah, jangan latah bicara neolib. Pak SBY memilih Boediono karena fokus 
menangani krisis global. Jangan saudagar, ibu rumah tangga yang hanya tahu 
harga cabe tiba-tiba bicara ekonomi kerakyatan," tegasnya.
Dia ditimpali oleh Permadi, "Pak Prabowo itu sebelum membikin partai sudah 
ngomong ekonomi kerakyatan. Kalau jadi capres yang berbuat untuk rakyat jangan 
hanya klaim berhasil ini itu."
Fuad menambah serangan, "Sudahlah, tidak usah mengelak kalau memang neolib. 
Orang kalau sudah terpojok akan kalap. Apa susahnya mengaku salah, ya saya 
berdosa karena neolib. Kan selesai."
Mendapat serangan seperti itu, Ruhut malah membalasnya dengan hal-hal yang 
bersifat personal, seperti kedekatan Fuad dengan keluarga Cendana hingga 
perdebatan keluar dari konteks diskusi. Ruhut bahkan membawa isu etnis tertentu 
di Indonesia dalam dialog tersebut. 
Pascadiskusi, giliran Ruhut menerima serangan bertubi-tubi. Bukan hanya dari 
tim capres-cawapres. Kecaman justru mengalir dari ormas Islam. Namun Ruhut 
lagi-lagi tak bergeming.
Rahasianya dia ungkap sendiri. Dia mengaku tetap melakonkan perang sebagai Tim 
Bayonet Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). 
Menurutnya, pernyataanya yang dianggap telah menyinggung etnis Arab tidak 
terlalu direspon oleh SBY sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. Makanya, 
tak ada secuil sanksi pun yang ia terima meski puluhan ormas Islam mendesak 
agar dia dipecat.
"Saya itu masih di tim sukses SBY-Boediono. Pak SBY itu tidak pernah menegur 
saya, Pak Hadi juga bukan menegur. Jadi saya santai saja karena dengan kajadian 
ini saya jadi orang yang sangat diperhitungkan diantara 3 pasangan 
capres-cawapres ini," ujar Ruhut.(as kambie)
Tribun Timur, Selalu yang Pertama 

http://www.tribun-timur.com/read/artikel/31610
Ada peristiwa menarik?
SMS www.tribun-timur.com di 081.625.2233
email: tribuntimur...@yahoo.com 



      

Kirim email ke