http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2010012101321915

      Kamis, 21 Januari 2010 
     
      BURAS 
     
     
     
'Cluster', Republik Indonesia Idaman! 

       
      H. Bambang Eka Wijaya



      KAKEK dari kota kecil mengunjungi cucunya di kota besar. Di gerbang 
cluster, taksinya tak boleh masuk. Satpam menanya mau bertamu ke rumah siapa, 
nomor berapa, kakek sebagai apanya. Usai dicek dan dapat izin dari pemilik 
rumah, barulah satpam membuka gerbang .

      "Baru tahu Kakek, cucunya hebat!" ujar cucu nyombong. "Mau bertamu ke 
rumahnya saja harus diproses satpam baru bisa masuk!"

      "Betul!" sambut kakek. "Orang kota besar banyak akal! Karena rumahnya 
dalam gang, mulut gangnya dari jalan besar dipasang gerbang dan dijaga satpam, 
diberi nama modern--dulu Gang Nenas, diubah jadi Cluster Pineaple!"

      "Kakek sok tau!" tukas cucu. "Ini perumahan real estate, cluster-nya 
didesain sejak awal!"

      "Begitulah pintarnya real estate!" timpal kakek. "Karena rumah dalam gang 
harganya rendah, dibuat cluster yang dijaga satpam, harganya jadi lebih mahal 
karena keamanan terjamin!"

      "Bukan cuma itu, Kek! Gengsi cluster lebih tinggi! Mengajukan kartu 
kredit platinum, kalau alamat tinggal di gang, tak diberi! Kalau cluster, 
lancar!" jelas cucu.

      "Bahkan, cluster inilah Republik Indonesia idaman, suatu wilayah negeri 
yang tak kenal pengemis, pengamen, fakir-miskin dan anak telantar! Selain dalam 
cluster tak ada yang tinggal, melintas saja mereka tak pernah!"

      "Jelas kalian tak kenal kaum duafa itu, karena baru dekat gerbang saja 
sudah dihardik dan diusir satpam!" entak kakek. "Itu justru menunjukkan kalian 
terlalu eksklusif, tertutup dari mayoritas warga sebangsa yang hidup 
serbakekurangan! Akibatnya, kalian tak kenal amanat penderitaan rakyat, rasa 
senasib dan sepenanggungan sebagai sebuah bangsa!"

      "Semua itu cuma klise, Kek!" jawab cucu. "Malah orang yang bicaranya 
mengumbar klise itu cuma sebagai topeng dari perbuatan mencundangi hak-hak 
mayoritas rakyat yang menderita! Masih mendingan kami warga cluster ini, meski 
terkesan kurang perhatian pada kaum duafa, kami tidak merongrong hak-hak rakyat 
jelata!"

      Kakek terkesiap! "Tampaknya hal itu yang kurang kami sadari, warga luar 
cluster!" tukasnya. "Jika bisa diciptakan suatu masyarakat yang benar-benar 
bersih dari perongrong hak-hak rakyat jelata, negeri kita lebih mungkin untuk 
lebih cepat menjadi republik idaman!"

      "Maka itu, justru untuk mengentaskan warga dari kemiskinan, perlu dibuat 
sistem cluster, program menangani kemiskinan dengan area terbatas yang 
kecil-kecil, memadukan usaha pemerintah dan warga masyarakat setempat!" tegas 
cucu. "Jika tidak di-cluster dengan batasan area tugas yang ketat, sukar 
dilihat hasilnya! Dengan sistem kelompok terbatas masyarakat, misalnya lewat 
koordinasi baitulmal setiap masjid, garapannya diharapkan bisa lebih efektif! 
Gambaran republik idaman bisa lebih terbayang jelas!" n
     

<<bening.gif>>

<<buras.jpg>>

Reply via email to