===============================
  [ Seri : "Membangun bisnis Indonesia" ] 
  ===============================
  [BQ]
   
   
  Rahasia Bisnis Orang Jepang
  Oleh : Ann Wan Seng 
   
  Belajar dari :
  Langkah Raksasa Sang Nippon Mengusai Dunia
   
   
  05. Mengapa Tidak Seperti Jepang
   
  Menjelang tahun 1978, gaji pekerja Jepang 
  lebih tinggi daripada gaji pekerja AS dan
  berkali-kali lebih tinggi daripada gaji pekerja 
  negara-negara Asia lainnya.
   
   
  MENGAPA KOREA SELATAN, Hong Kong, Taiwan, Singapura, dan Indonesia tidak 
dapat menjadi seperti Jepang? Apakah karakter bangsa Jepang tidak dimiliki 
bangsa lain? Padahal, berdasarkan ciri fisik dan keadaan geografis, setengah 
negara tersebut yang lebih baik daripada Jepang. Beberapa penelitian dilakukan 
untuk menjelaskan hal itu. Namun, sebagian besar penjelasan tersebut dianggap 
ketinggalan zaman dan tidak dapat digunakan dalam konteks sekarang. Sebagai 
contoh, keberhasilan ekonomi Jepang pernah dikaitkan dengan gaji buruh dan 
pekerja yang rendah. Namun, menjelang tahun 1978, gaji pekerja Jepang lebih 
tinggi daripada gaji pekerja AS dan berkali-kali lebih tinggi daripada gaji 
pekerja negara-negara Asia lainnya.
   
  Walaupun biaya pengeluaran di Jepang meningkat, negara itu masih dapat 
mempertahankan kedudukannya sebagai salah satu penguasa perekonomian utama di 
dunia. Pada saat para pekerja di negara-negara industri Eropa Barat dan AS 
mengalami penurunan produktivitas, para pekerja Jepang menunjukkan prestasi 
yang cukup mengagumkan. Pada tahun 1975, setiap sembilan hari, seorang pekerja 
di Jepang menghasilkan sebuah mobil senilai seribu Poundsterling. Padahal, 
pekerja di perusahaan Leyland Motors, Inggris, memerlukan waktu empat puluh 
tujuh hari untuk menghasilkan sebuah mobil bernilai sama. Kecekatan, keahlian, 
dan kecepatan pekerja Jepang jelas melebihi pekerja di negara mana pun. Oleh 
karena itu, tidak mengherankan jika Jepang dapat pulih dan membangun kembali 
negaranya dengan cepat, walaupun seluruh sendi perekonomiannya lumpuh setelah 
dikalahkan Sekutu yang dipimpin oleh AS dalam Perang Dunia II.
   
  Seorang pekerja Jepang rata-rata dapat melakukan pekerjaan yang seharusnya 
dilakukan lima sampai enam orang. Di Indonesia, untuk memperbaiki jalan kampung 
yang rusak, mungkin diperlukan lima belas orang. Mulai dari pihak yang menerima 
pengaduan, memberi arahan, yang mengangkat peralatan, pemandu, hingga yang 
bertanggung jawab mengolah ter [aspal], dan yang menutupi jalan yang rusak. Di 
Jepang, pekerjaan itu dapat di kerjakan oleh tiga orang saja. Oleh karena itu, 
pekerja Jepang digaji tinggi karena mereka dapat menyelesaikan pekerjaan yang 
seharusnya dikerjakan lebih dari satu orang orang. Saat bekerja, orang Jepang 
tidak banyak bicara dan bertingkah. Hal yang penting bagi mereka adalah 
mempersiapkan pekerjaan dan tugas yang diberikan.
   
  Jadi, jika ada negara yang ingin seperti Jepang, mereka juga perlu memiliki 
pekerja yang mampu mengerjakan berbagai pekerjaan dalam waktu yang sama. 
Pekerja di Jepang tidak hanya mampu bekerja dengan baik, tetapi mau bekerja 
lembur tanpa bayaran lebih. Bagi mereka, yang terpenting adalah pekerjaan 
tersebut dapat selesai secepatnya. Mereka tidak terlalu memikirkan imbalan 
karena imbalan tersebut dapat diperoleh dengan menunjukkan prestasi yang 
memberi semangat dan ketika perusahaan memperoleh keuntungan.
   
  Berbeda dengan pekerja di Indonesia yang sangat bergairah menuntut berbagai 
gaji dan bonus tanpa mencoba berusaha untuk meningkatkan kualitas pekerjaan 
mereka. Konsep untuk membayar terlebih dahulu dari bekerja kemudian haruslah 
diubah. Pekerja Jepang layak menerima gaji tinggi karena kualitas kerja mereka. 
Di samping itu, sikap dan cara kerja mereka juga sepantasnya mendapatkan gaji 
tinggi. Pekerja di Indonesia perlu mencontoh sikap kerja bangsa Jepang jika 
ingin menjadi negara maju.
   
  Bangsa Jepang berusaha menjadi nomor satu dalam semua bidang. Mereka juga 
bekerja sungguh-sungguh untuk mencapainya. Sikap positif ini sebaiknya 
diterapkan dalam hati dan sanubari kita semua. Sikap ini berhasil mengubah 
pandangan masyarakat dunia pada barang produksi Jepang. Sebelum perang, barang 
produksi Jepang dianggap tidak berkualitas dengan mutu pembuatan amat rendah. 
Begitu juga setelah perang, barang berlebel Made in Japan tidak laku di pasaran 
dan sering dilecehkan jika dibandingkan dengan produksi dan Barat.
   
  Pada awal era 1950-an, radio, perekam pita, dan peralatan hi-fi dari Jepang 
tidak dapat menyaingi produksi AS dan menembus pasar dunia. Namun, bangsa 
Jepang tidak putus asa. Para peneliti dan pekerja Jepang terus berusaha 
memperbaiki produk mereka. Mereka terus melakukan berbagai penelitian untuk 
meningkatkan mutu produksinya, sehingga produk mereka diakui sebagai yang 
terbaik di dunia. Hal serupa juga terlihat dan barang barang produksi seperti 
jam tangan, motor, barang elektrik, kapal, tekstil, dan sebagainya.
   
  Jika Jepang dapat menjadi nomor satu dan menciptakan keajaiban dalam bidang 
ekonomi, tidak ada alasan bagi negara lain untuk tidak bisa mendapatkan 
kedudukan yang sama. Bukankah ada pepatah lama yang mengatakan “di mana ada 
kemauan, di situ ada jalan” dan “mau seribu daya, tidak mau seribu alasan”. 
Jepang bisa, negara lain juga pasti bisa. Walaupun tidak bisa sama persis 
seperti Jepang, tetapi negara lain dapat meniru Jepang. Bangsa Jepang juga 
meniru dari Barat sebelum mereka dapat menghasilkan produk dan barang yang jauh 
lebih baik daripada yang ditirunya. 
   
   
  [ Fakta Menarik ]
   
  Beberapa produk terbaik Jepang yang diakui dunia :
  1. Jam tangan
  2. Kendaraan bermotor
  3. Perangkat listrik
  4. Kapal
  5. Tekstil
  
   
   
   
  [ bersambung ]
   
   
   
  ERDBEBEN Alarm
   
   
   


    
  SONETA INDONESIA <www.soneta.org>

  Retno Kintoko Hp. 0818-942644
  Aminta Plaza Lt. 10
  Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
  Ph. 62 21-7511402-3 
   


       
---------------------------------
Be a better sports nut! Let your teams follow you with Yahoo Mobile. Try it now.

Kirim email ke