=================================
  Seri : "Membangun Keluarga Indonesia" 
  =================================
  [EQ]
   
  
   
  CHRISYE : SEBUAH MEMOAR MUSIKAL
  [Naga Legendaris INDONESIA]
  Oleh : Alberthiene Endah
   
   
  Bermimpilah,
  sebab harapan akan memberi hidup
   
  Berkaryalah,
  sebab seni akan memberi makna
   
  [Naga belajar . . . sampai menutup mata]
   
   
  52. Refleksi Tahun 1990an
   
  Dekade 90-an adalah masa yang penuh keajaiban saya.
  Ajaib karena di dekade inilah pesimisme dan optimisme saya bergejolak 
sekaligus! Saya sempat berpikiran, saya akan pensiun di tahun 90-an. Pada masa 
itu, kancah musik menemukan surganya. Era video klip dan live show di televisi 
membuat musik bisa habis-habisan menjual dirinya lewat kekuatan visual. Apalagi 
setelah MTV masuk. Boleh dibilang, mendadak muncul talent-talent yang luar 
biasa, baik dan sisi penyanyi, musikus, maupun sutradara video klip. Mendadak 
musik Indonesia menjadi atraksi yang begitu bermagnet.
   
  Apa yang terjadi pada saya? Posisi saya sudah cukup kuat. Bahkan saya 
disebut-sebut sebagai penyanyi senior yang hebat karena bisa bertahan memasuki 
dekade ketiga karier saya. Usia saya sudah lepas dari angka 40.
   
  Ini menjadi masalah buat saya. Orang bilang saya bertahan. Kenyataannya, saya 
merasa sudah tak ada tantangan. Album-album saya cukup stabil tingkat 
penjualannya, tapi sekaligus juga tak ada yang spektakuler. Saya merasa mentok!
   
  Harus membuat apa lagi? Saya merasa sudah sampai di garis finish. Kondisi 
statis ini membuat saya takut. Saya hanya akan menikmati sisa-sisa kesempatan 
saya eksis di kancah musik. 
   
  Beberapa tahun selanjutnya, karier saya akan melemah, dan terlupakan. Kepada 
Yanti, saya sering curhat.
  “Apa sudah sampai di sini karier saya? Usia makin merambat naik. Kesempatan 
bikin album memang masih ada, tapi itu akan terhenti perlahan, seiring 
terkuburnya nama saya. . .
   
  Yanti membesarkan hati saya, dan memberi contoh di Barat sana banyak pemusik 
dan penyanyi tua bahkan bisa bertahan di atas usia 60 tahun. Saya langsung 
menyambar, ini Indonesia, bukan Amerika atau Inggris.
  Masalah ini berkubang di kepala saya, dan sempat membuat saya agak frustrasi. 
Frustrasi bukan dalam artian putus asa, tapi mempertanyakan kenapa masalah 
seperti ini menjadi momok di sini. Mau dibilang saya terlalu kepikiran, nggak 
juga. Coba tengok kiri-kanan, ada berapa nama penyanyi Indonesia yang bisa 
dibariskan dalam daftar pensiun padahal performa mereka masih baik. Banyak 
penyanyi berkilau di dekade 80-an yang melipat kariernya di tahun 90-an. Bukan 
lantaran apa-apa, tapi karena kesempatan tampil sudah tak ada. Siapa yang 
bertanggung jawab terhadap ini? Industri musik kita.
   
  Okelah, mereka memang tidak bisa dibilang lumpuh.
  Masih bisa menyanyi dan tampil di berbagai acara. Tapi, harus diakui, 
industri musik kita sadar ataupun tidak telah memberikan ultimatum mundur dalam 
bentuk minimnya tawaran tampil. Ditambah dengan gempuran hadirnya penyanyi muda 
dan atraktif, maka makin mundurlah barisan penyanyi lama.
   
  Saya harus bersiap dengan kondisi itu. Anda bisa bayangkan, itu adalah 
perenungan yang menyedihkan. Saya adalah Chrisye dengan semangat yang masih 
sama mudanya dengan ketika saya berjingkrak di band Gipsy di New York. Mimpi 
saya masih banyak. Ide-ide lagu saya masih membludak!
   
  Saya menangis menyadari itu. Baru saya sadari, begini rasa takutnya akan 
kehilangan hidup. Menyanyi sudah menjadi napas saya. Itu yang membuat saya 
merasa bergairah tiap kali bangun tidur. Kini, saya adalah penyanyi tua yang 
siap mundur teratur mengikuti animo khalayak yang juga akan menipis sedikit 
demi sedikit . . .
   
  Masa-masa itu nyaris menjadi titik mundur saya, kalau saja suatu siang tak 
ada telepon yang berdering di rumah.
   
  _______
   
  Sebagai penyayi, saya memerlukan seorang arranger
  Yang berani sekaligus bisa ‘menjaga’ saya.
  Erwin Gotawa pilihan yang tepat.
  _______
  Saya adalah Chrisye dengan semangat yang masih sama mudanya
  Dengan ketika saya berjingkrak di band Gipsy di New York.
  Mimpi saya masih banyak.
  Ide-ide lagu saya masih membludak!
  _______
   
  Kami latihan tanpa tahu kapan akan pentas.
  Erwin terus mengobarkan semangat!
  _______
   [bersambung ]


    
  SONETA INDONESIA <www.soneta.org>

  Retno Kintoko Hp. 0818-942644
  Aminta Plaza Lt. 10
  Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
  Ph. 62 21-7511402-3 
   


       
---------------------------------
Pinpoint customers who are looking for what you sell. 

Reply via email to