=============================================== 
THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDNC] 
Seri : "Membangun Ekonomi Rakyat, 
           Demokrasi dan Kebangsaan Indonesia."  
=============================================== 
[Economic, Democration and Nationalism Indonesia Quotient] 
  
BANK KAUM MISKIN 
Oleh : Muhammad Yunus 
Peraih Hadiah Nobel Perdamaian 2006 
Bersama Alan Jolis 
  
Belajar dari : 
Kisah Muhammad Yunus dan Grameen Bank, dalam 
Memerangi Kemiskinan 
  
90. Filosofi, Idiologi Politik Grameen 
Di manakah orang harus menempatkan filosofi Grameen dalam spektrum 
ideologi-ideologi politik? Kanan? Kiri? Tengah? 
Grameen mendukung pemerintahan yang ramping (bahkan mendukung pemerintahan yang 
seramping mungkin), berkomitmen pada pasar bebas, dan mendorong lembaga-lembaga 
usaha. Jadi Grameen mestinya ekstrem kanan. 
Namun Grameen juga berkomitmen pada tujuan-tujuan sosial: penghapusan 
kemiskinan, penyediaan pendidikan, layanan kesehatan, dan kesempatan kerja bagi 
kaum miskin, pencapaian kesetaraan jender melalui pemberdayaan perempuan, 
memastikan kesejahteraan kaum manula. Grameen memimpikan sebuah dunia yang 
bebas-kemiskinan, bebas tunjangan kesejahteraan. 
Grameen menentang kerangka kelembagaan yang ada sekarang. Grameen menentang 
perekonomian yang didasarkan semata pada ketamakan bisnis. Grameen ingin 
menciptakan perusahaan-perusahaan yang sadar-sosial untuk menyaingi 
perusahaan-perusahaan yang tamak ini. 
Grameen tidak percaya pada laissez-faire. Grameen percaya pada intervensi 
sosial tanpa mengharuskan pemerintah terlibat dalam bisnis atau penyediaan 
layanan-layanan. Intervensi sosial dilakukan melalui paket-paket kebijakan yang 
mendorong bisnis bergerak ke arah yang diinginkan oleh masyarakat. Paket-paket 
kebijakan harus menyediakan insentif bagi perusahaan-perusahaan yang 
sadar-sosial untuk mendorong semangat kompetisi dan kekuatan sektor yang 
sadar-sosial. 
Keseluruhan ciri-ciri ini menempatkan Grameen di politik kiri. 
  
______ 
Grameen mendukung pemerintahan yang ramping 
(bahkan mendukung pemerintahan yang seramping mungkin), 
berkomitmen pada pasar bebas, dan mendorong lembaga-lembaga usaha. 
Jadi Grameen mestinya ekstrem kanan. 
______ 
  
Namun Grameen juga berkomitmen pada tujuan-tujuan sosial: 
penghapusan kemiskinan, penyediaan pendidikan, layanan kesehatan, 
dan kesempatan kerja bagi kaum miskin, 
pencapaian kesetaraan jender melalui pemberdayaan perempuan, 
memastikan kesejahteraan kaum manula. 
  
Grameen memimpikan sebuah dunia yang bebas-kemiskinan, 
bebas tunjangan kesejahteraan. 
______ 
  
[ bersambung ] 
  
  
* * * * * 
“Saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada dunia; 
yang saya tahu adalah dunia akan berbeda sama sekali dengan 
keadaan saat ini. 
  
Dunia akan berjalan lebih cepat.” 
  
[ Jack Welch – CEO General Electric ] 
* * * * * 
  
  
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm 
  
  
=======================================  
THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDNC] 
Seri : Demokrasi dan Kebangsaan Indonesia."  
======================================= 
[Democration and Nationalism Indonesia Quotient] 
  
DALAM RANGKA : 
MEMPERINGATI 100 TAHUN KEBANGKITAN NASIONAL   
DAN MENYAMBUT HUT KEMERDEKAAN RI KE - 63    
  
  
Delegitimasi DPR RI  
  
“Karena itu, sebelum benar-benar terlambat, partai-partai yang berkuasa saat 
ini perlu mengoreksi diri guna memulihkan kepercayaan dan mandat yang diperoleh 
dalam pemilu sebelumnya. Persoalannya, delegitimasi yang dialami partai-partai 
dan DPR pada dasarnya merupakan delegitimasi terhadap pemerintahan hasil Pemilu 
2004. Pertanyaannya kemudian, perlukah bangsa ini menggelar pemilu yang menelan 
biaya triliunan rupiah hanya untuk menghasilkan partai, parlemen, dan 
pemerintahan yang tidak berpihak kepada penderitaan rakyat? 
Barangkali itulah sebagian paradoks demokrasi. Sebagai konsekuensi logis bangsa 
kita memilih jalan demokrasi, apa boleh buat pemilu tetap harus digelar sebagai 
cara damai untuk mengganti para wakil rakyat yang tak memiliki nurani. Karena 
itu, Pemilu 2009 mendatang justru bisa menjadi momentum bagi kita untuk 
”menghukum” para wakil rakyat dan partai-partai yang tidak bertanggung jawab 
dengan cara tidak memilihnya. 
Sekarang persoalannya kembali kepada para wakil rakyat dan segenap elite 
politik, apakah masih mempertahankan kultur ”memperdagangkan” kekuasaan yang 
dimiliki atau kembali ke jalan yang benar, jalan lurus yang telah diteladani 
para pendiri bangsa kita. Mungkin biarlah sejarah yang kelak menjawabnya.” 
Syamsuddin Haris Profesor Riset Ilmu Politik LIPI – Kompas. 
  
  
Best Regards, 
  
Retno Kintoko 
  
  
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm 
 




 
SONETA INDONESIA <www.soneta.org>
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


      

Kirim email ke