BLT itu hanyalah musiman, yaitu musim pemilu !!! Tidak ada yang bisa menyangkal, bahwa BLT itu hanyalah promosi keberhasilan SBY yang sebenarnya kurang berhasil. Artinya kalo nantinya sudah terpilih lagi, tidak mungkin BLT ini bisa diteruskan oleh SBY, meskipun dia berjanji akan meneruskannya.
Logikanya, BLT itu adalah uang negara, darimana uangnya kalo negara pun juga defisit tidak punya uang??? Jadi kalo ada capres ataupun caleg yang sedang berkampanye bagi2 uang, maka sebenarnya tak ada bedanya dengan SBY yang juga bagi2 uang meskipun dia tidak mengaku berkampanye. Bedanya dengan caleg atau capres dalam kampanye pemilu bagi2 uang adalah, bahwa SBY menggunakan uang negara sedangkan caleg dan capres yang bersaing dalam pemilu harus menggunakan uangnya sendiri atau uang sumbangan. Pertanyaannya sekarang ini adalah apakah secara hukum perbuatan SBY ini bisa disalahkan atau bisa dituduhkan sebagai korupsi ??? JAWABNYA TEGAS YAITU TIDAK BISA, karena semua prosecure yang dijalankannya memang sudah sesuai keharusannya. Apapun tujuan SBY, sebagai presiden memang dia wajib untuk menangani kemiskinan maupun musibah yang dihadapi rakyatnya dengan berbagai cara, yaitu baik dengan uang negara, uang sumbangan, bahkan dengan pinjaman dana dari luar negeri. Apa yang dilakukan SBY tidak bisa dikritik dan memang tidak perlu dikritik karena memang seharusnyalah seorang presiden itu melakukan hal2 seperti ini dalam menyelamatkan kesejahteraan rakyatnya. Jadi memang yang diharapkan adalah agar BLT ini bisa dilanjutkan nantinya oleh presiden2 lainnya siapapun yang terpilih. Namun tetap prosedure-nya dan juga persyaratannya harus lebih disempurnakan agar mereka yang tidak layak bisa ketahuan dan ditolak. BLT ini untuk Indonesia memang SBY merupakan perintisnya dan diharapkan presiden2 lainnya juga bisa meniru, melanjutkan, mengembangkan, dan menyempurnakan kesejahteraan rakyatnya ini dengan cara2 yang lebih mantap dan lebih baik. Mengenai tuduhan Megawati bahwa BLT ini memboroskan dana negara yang nantinya juga SBY harus mencarikan gantinya, atau dianggap sebagai merugikan negara..... kelihatannya memang begitu, tapi sayangnya, Megawati tidak menyadari hakekat bernegara itu sendiri sebenarnya apa??? Saya tidak menyangkal, BLT ini bisa bikin negara defisit, bisa bikin negara bangkrut, tapi kalo anda menyadari bahwa hakekat bernegara itu bertujuan memberi kesejahteraan rakyatnya, meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, maka justru semua pembangunan seharusnya tidak boleh dilakukan selama masih ada rakyatnya yang miskin. Artinya, meskipun negara menjadi defisit akibat BLT, tetap hal itu merupakan kewajiban dan sebagai kepala negara yang memiliki ahli2 ekonomi justru harus bekerja keras untuk menutupi defisit ini bukan malah menghentikan BLT-nya. Bukan cuma BLT yang bisa bikin defisit negara ini, bahkan pembangunan juga bisa bikin negara defisit, bahkan proyek mercu suar-nya Bung Karno malah membuat bukan cuma negaranya yang defisit bahkan rakyatnyapun dikorbankan menjadi kelaparan. Disinilah salahnya pemahaman bernegara, seharusnya para pemimpin itu menyadarinya bahwa meningkatkan kesejahterakan rakyatnya merupakan kewajiban yang berapapun mahalnya tetap harus dibayar, kalo pembangunan saja bisa dilakukan dengan pinjaman, maka tak usah ragu untuk juga pinjam duit dari luar negeri untuk bisa melanjutkan proyek BLT ini. Membantu ekonomi rakyat lebih penting daripada pembangunan, tidak bisa mengorbankan kesejahteraan rakyatnya demi mensukseskan pembangunan seperti halnya yang dilakukan Sukarno dan Suharto. Meskipun tindakan SBY dalam hal BLT ini masih dalam kerangka berbau kampanye, paling tidak arah yang memang harusnya dilakukan semua pemimpin bangsa itu memang begitu. Itulah sebabnya, pemilu dan kampanye itu memang harus dilakukan sehingga akan banyak meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Beda dengan PDIP yang melakukan kampanye dengan pemesanan kaos2 bertulisan PDIP itu untuk di-bagi2kan kepada anggauta2nya, ternyata puluhan ribu kaos yang dipesannya itu tidak dibayar artinya ditembak.... ini cara2 yang seharusnya ditangkap dan dipenjara. Memang benar, PDIP yang begitu membela rakyat dulunya sekarang menjadi partai nepotisme milik keluarga untuk memperkaya Megawati. PDIP dalam proses kehancurannya karena sekarang jelas ditinggalkan rakyat maupun anggauta2nya. Ny. Muslim binti Muskitawati.