HARIAN ANALISA
Edisi Senin, 17 September 2007

Bangunan Rusak karena Gempa di Sumbar Capai 13 Ribu
Korban Meninggal Gempa Bengkulu Bertambah Jadi 23 

Padang, (Analisa) 

Bangunan rusak berat, sedang dan ringan karena gempa beruntun sejak Rabu sore 
hingga Kamis terjadi pada sejumlah daerah di Sumbar mencapai 13 ribu unit, 
terbanyak berada di Kabupaten Pessel, dan Kepulauan Mentawai. 

Informasi yang dihimpun dari Posko Satkorlak Sumbar, Minggu, tercatat bangunan 
rumah rusak sebanyak 12.681 unit tersebar di Kabupaten Pessel sebanyak 6.942 
unit, Mentawai (3.116 unit), Padang Pariaman (2.434 unit), Agam (70 unit), 
Padang (42 unit) dan Solok (81 unit). 

Gedung sekolah rusak sebanyak 42 unit terdapat di Kabupaten Pessel delapan 
unit, Mentawai (15 unit), Padang Pariaman (12 unit), dan Agam (satu unit). 

Bangunan rumah ibadah rusak sebanyak 194 unit tersebar di Kabupaten Pessel 95 
unit, Mentawai (12 unit), Padang Pariaman (83 unit), dan Kabupaten Solok (empat 
unit). 

Selanjutnya gedung perkantoran yang rusak 26 unit, yakni di Kabupaten Pessel 11 
unit, Mentawai (tiga unit), Padang Pariaman (tiga unit), Kabupaten Solok (tujuh 
unit) dan Solok Selatan (dua unit). 

Gedung perkantoran rusak tersebut termasuk Kantor Gubernur Sumbar, sejumlah 
bank di Kota Padang, dan bangunan pusat perbelanjaan moderen. 

Gubernur Sumbar, Gamawan Fauzi, menyebutkan, untuk sementara mulai Senin (17/9) 
aktivitas unit di kantor gubernur, khusus ruang gubernur, wagub, asisten 
dipindahkan ke gedung Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) di Jalan Khatib 
Sulaiman. 

"Untuk aktivitas unit lainnya dipindahkan ke aula atau gedung lain berada pada 
lantai satu, karena lantai dua dan tiga dinilai cukup membahayakan," katanya. 

Sementara jumlah korban meninggal karena gempa tercatat delapan orang yakni di 
Kota Padang dua orang, Pessel (dua orang), Mentawai (tiga orang) dan Solok 
(satu orang). 

Sejumlah kabupaten/kota di Sumbar merata merasakan guncangan gempa, pertama 
pada Rabu Sore pukul 18.10 WIB berkekuatan 7,9 SR kedalaman 10 km di bawah 
permukaan tanah pada titik koordinat 4,69 Lintang Selatan (LS) dan 101,13 Bujur 
Timur (BT), atau 159 km dari pantai Bengkulu. 

Kedua berkekuatan 7,7 SR terjadi pada Kamis pagi, pada titik koordinat 2,88 
Lintang Selatan (LS) dan 100,43 Bujur Timur (BT) tepat di Kerinci, Prov. Jambi. 

Ketiga berkekuatan 6,3 SR pada arah Barat Daya Sumbar di kedalaman 20 meter, 
pukul 09.30 WIB, terakhir berkekuatan 5,7 SR di Painan, Kab. Pessel. 

KORBAN MENINGGAL 

Korban meninggal karena gempa bumi di Bengkulu terus bertambah, hingga Minggu 
pagi tercatat 23 korban meninggal dunia, dan 88 orang luka-luka, baik luka 
berat atau ringan. 

Para korban meninggal dunia itu tersebar di sejumlah lokasi yakni di Bengkulu 
Utara enam (6) orang, Padang (3), Bengkulu (2), di Mentawai (3), satu orang di 
Jambi, satu orang di Solok dan tujuh orang di Kabupaten Mukomuko, demikian 
disampaikan Kepala Pusat Data Informasi Depaartemen Kesehatan Rustam S Pakaya 
di Jakarta, Minggu pagi. 

Menurut Rustam, hingga saat ini belum ada laporan kehilangan anggota keluarga 
dari warga. Sementara itu untuk menanggulangi terjadinya penyakit menular 
seperti diare atau infeksi saluran pernafasan, pemerintah telah mengirimkan 
bantuan obat-obatan, sistem sanitasi, dan selimut selain makanan. 

Dia juga menyebutkan bahwa pasokan makanan bagi balita dan anak-anak mencukupi. 
Pihak Depkes telah mengirimkan tenaga kesehatan (Nakes) ke lokasi bencana yang 
hingga saat ini sudah mencapai 81 orang, dengan dana operasional Rp150 juta, 
satu ton obat-obatan, makanan siap saji empat ton, kantong mayat 100 lembar, 
dua mobil ambulan dan dua mobil klinik. 

Selain itu juga dikirimkan bantuan dua tenda balon, dan 400 selimut. Pada Rabu 
(12/9) gempa berkekuatan 7,9 SR mengguncang Bengkulu dan mengakibatkan sejumlah 
kerusakan fisik. 

Menurut pantauan Departemen Sosial, kerusakan paling parah terjadi di Kecamatan 
Lais, Kabupaten Bengkulu. (Ant) 

Kirim email ke