Bank Century Terjerat Dana Bail-Out nya Lenyap !!!
                                   
Jangan terkecoh dengan permasalahan Bank Century karena yang jadi 
permasalahannya adalah uang negara yang hilang sebesar 6.7 triliun.

Keluarnya dana milik negara ini dengan alasan untuk bail-out bank century yang 
dinyatakan tidak sehat oleh BI.

Padahal meskipun dananya sudah keluar, ternyata bank century-nya sendiri tidak 
pernah menerima dana bail-out ini.

Jadi pertanyaannya adalah, kemana atau kekantong siapa sebenarnya dana bail-out 
ini dialirkan.

Kalo dilihat semua keputusan persetujuan untuk memberikan dana bail-out kepada 
bank century ini hanya melibatkan 3 pemegang peran utamanya dalam skenario ini, 
yaitu: SBY, Sri-Mulyani, dan Gubernur BI waktu itu Budiono.

Meskipun kita tidak punya bukti2 kemana dana ini dialirkan, tetapi melihat 
begitu banyaknya dana pemenangan pemilu yang dimiliki dan dikeluarkan oleh SBY, 
maka tidak usah sangsi lagi untuk menduga bahwa dana bail out ini memang 
diperlukan SBY untuk pemenangan pemilunya.

Disini tak mungkin bisa kita dapatkan bukti2nya karena pelaku2 dan penguasanya 
sama yang mampu menutupi maupun menghilangkan bukti2nya.  Oleh karena itu MPR 
sudah bisa melakukan impeachment atas dasar pelanggaran etika oleh presiden dan 
menteri2nya.  Apalagi, Sri-Mulyani mengaku kalo dia tertipu oleh data yang 
disodorkan oleh BI.  Sebaliknya BI sendiri menyatakan bahwa data yang diberikan 
adalah sebenarnya bukan penipuan.  Disini hanya main pingpong aja untuk 
membolak balik permasalahannya yang kambing hitamnya tentu saja Bank Century 
dan pemiliknya Robert Tantular.

Dengan adanya kambing hitam ini, diharapkan permasalahannya bisa selesai dan 
SBY, Sri-Mulyani, dan Budiono akan melangkah ke proyek2 selanjutnya yang lebih 
besar lagi.


> "Abbas" <abas_ami...@...> wrote:
> Bisa dibayangkan kacaunya kalau
> rakyat jalanan yang menentukan.
> Sedangkn pansus DPR saja; yang
> artinya "rakyat paling pinter"
> yaitu rakyat yang "pilihan"
> (bukan pilihan rakyat );ternyata
> muter2 sampai saat ini belum
> menemukan sesuatu.

Dia memang berhak puas karena berhasil menjala 6.7 triliun uang negara 
menggunakan variabel tipuan "bail-out bank century".  Inilah prestasi 100 hari 
yang membanggakan.

Sebenarnya pansus ini bertujuan mengelabui masyarakat banyak, mereka melakukan 
pemindahan fokus permasalahan.

Masalahnya khan sederhana, Uang Dana Bail-Out untuk Bank Century itu hilang 
entah nyasar kekantong siapa.

Pansus memindahkan fokus permasalahannya dengan membicarakan siapa yang 
bertanggung jawab dalam menetapkan bahwa Bank Century itu memerlukan Bail-Out.

Jadi kalo kita paham permasalahannya, jangan mengarahkan urusan yang terjadi di 
Bank Century karena "Bank Century" itu hanyalah variabel nama kosong saja yang 
bisa diganti dengan nama "Gurita Cikeas".

Yang harus dikejar adalah kemana larinya dana Bail-Out ini yang seharusnya 
dibayarkan kepada para nasabah Bank Century itu.

Buktinya, meskipun semua nasabah bank Century belum satupun yang menerima 
kembali uang simpanannya, krisis systemik-nya pun belum terjadi.

Jadi Sri-Mulyani sudah menipu, karena dia bilang "kalo bank century tidak di 
bail-out akan terjadi krisis systemik", buktinya bank century ini sampai 
sekarang tidak menerima dana bail-outnya dan krisis systemiknya juga belum 
terjadi.

Jadi jangan ngomongin bank century lagi seharusnya, yang diomongin itu harusnya 
"Kemana larinya dana bail-out yang mencatut nama bank century ini".

Tetapi pansus-nya ini juga merupakan tangan gurita cikeas, maka yang difokuskan 
nya selalu bank centurynya, fokusnya seharusnya dicari kemana larinya dana 
bail-out itu tapi dipindahkan fokusnya kepada kesalahan Robert Tantular sebagai 
pemilik dari bank century.

Ternyata Robert Tantular belum pernah menerima dana Bail-Outnya ini, kalo 
memang dia menerima dananya, tentu dia bisa membayar simpanan nasabahnya itu.

Robert Tantular itu hanyalah pengusaha, pasti dia diancam, dia dipaksa untuk 
meminjamkan nama bank century untuk digunakan jadi media penyaluran dana bail 
out itu ke-kantong2 gurita cikeas ini.

Ny. Muslim binti Muskitawati.




Reply via email to