Basa Alim Tualeka dan Abimanyu Ancam Gugat Demokrat
Rekomendasi Arif Masih Picu Polemik

SURABAYA - Rekomendasi DPP Partai Demokrat untuk Arif Afandi kembali
memicu konflik. Dua pendaftar cawali Demokrat, yakni Basa Alim Tualeka
dan Abimanyu, merasa diperlakukan tidak adil. Sebab, rekomendasi itu
terbit ketika penjaringan masih berlangsung.

Basa Alim Tualeka Pria yang memperkenalkan namanya sebagai Obasa
(pelesetan dari Barrack Obama, Red) itu menyebut Partai Demokrat
membohongi publik. "Jujur, saya selaku peserta yang ikut mendaftar
merasa tertipu," urainya. Obasa kemudian mendasarkan pernyataannya pada
rekomendasi DPP pada 30 Januari lalu atau dua hari setelah pendaftaran
cawali Demokrat ditutup. "Ini berarti, sejak awal tidak ada niat untuk
melakukan pendaftaran," urainya. Apalagi, kemudian muncul indikasi
sangat kuat adanya koalisi dengan Partai Golkar. Itu dibuktikan dengan
kedatangan Ketua DPD Partai Golkar Jatim Martono ke Ketua DPD Partai
Demokrat Jatim Ibnu Hajar.

"Kami minta rekomendasi dan rencana koalisi tersebut dibatalkan,
dicabut, atau ditarik kembali. Sebab, mekanisme penjaringan belum
selesai," katanya. Tak tanggung-tanggung, Obasa bahkan menyiapkan
pengacara untuk memproses hal itu. "Bila tidak dikabulkan, siap-siap
saja berhadapan di pengadilan," ancam pria yang juga menjabat sebagai
ketua pembina DPD AMDI Jatim itu.

Ambimanyu, salah satu ketua tim pemenangan SBY-JK dalam Pilpres 2004,
sependapat dengan Obasa. Jika rekomendasi untuk Arif sudah keluar,
menurut Abimanyu, penjaringan cawali adalah pembohongan publik. Abimanyu
bahkan yakin jika rekomendasi untuk Arif belum seratus persen turun.
Untuk itu, Abimanyu ngotot menjalin komunikasi intensif dengan Ketua
Umum Partai Demokrat Hadi Utomo. Abimanyu menegaskan, dirinya tetap akan
mengikuti tahap penjaringan dan berpasangan dengan penyanyi Maia
Estianty. "Kami akan terus perjuangkan," tegasnya. (ano/nur/oni)

http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=118338

Kirim email ke