http://us.detikfinance.com/read/2010/07/31/150348/1410832/5/benarkah-rp-1000-jadi-rp-1

Sabtu, 31/07/2010 15:52 WIB

Benarkah Rp 1.000 Jadi Rp 1?
Herdaru Purnomo - detikFinance 



Jakarta - Pernahkan anda membayangkan untuk menerima gaji sebesar Rp 1.500 per 
bulan? Ya, kemungkinan besar hal tersebut akan terjadi kira-kira 5 tahun 
kedepan jika saat ini gaji anda sebesar Rp 1,5 juta.

Pasalnya, Bank Indonesia (BI) tengah melakukan pembahasan internal untuk dapat 
melakukan redenominasi. Redenominasi yaitu pengurangan nilai pecahan tanpa 
mengurangi nilai dari uang tersebut. Kasarnya, angka nol dalam sebuah pecahan 
akan dikurangi, jika dikurangi 3 angka nol maka Rp 1.000.000 akan menjadi Rp 
1.000.

"Redenominasi itu prosesnya akan dibicarakan dulu dengan pemerintah dan 
presiden dan harus melalui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) baru kita 
sosialisasikan," ujar Gubernur Bank Indonesia terpilih Darmin Nasution di 
Gedung Bank Indonesia, Jalan MH Thamrin, Sabtu (31/07/2010).

Darmin menuturkan, pihaknya akan segera menyampaikan hasil final pembahasan 
internal kepada pemerintah di tahun 2010. "Belum bisa diputuskan sekarang 
berapa angka nol yang dikurangi apakah 3 atau 4 namun hasil pembahasan akan 
diusahakan disampaikan ke pemerintah tahun 2010 ini," jelas Darmin.

Pada kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Bank Indonesia S Budi Rochadi 
mengatakan, dalam melakukan redenominasi membutuhkan waktu antara empat sampai 
lima tahun.

"Prosesnya tidak singkat, harus membutuhkan 4 sampai 5 tahun," katanya. 

Menurut Budi, diperlukan adanya penarikan uang secara bertahap yang beredar di 
masyarakat. Seperti diketahu uang pecahan Indonesia yang terbesar saat ini Rp 
100.000.

Uang rupiah saat ini tercatat mempunyai pecahan terbesar kedua di dunia, 
terbesar pertama adalah mata uang Vietnam yang mencetak 500.000 Dong. Namun 
tidak memperhitungkan negara Zimbabwe, negara tersebut pernah mencetak 100 
miliar dollar Zimbabwe dalam satu lembar mata uang.

Budi menuturkan, untuk bisa melakukan penyederhanaan satuan uang tersebut 
membutuhkan sejumlah persyaratan. Setidaknya ada tiga syarat yang mutlak 
dipenuhi yaitu kondisi perekonomian yang stabil, inflasi rendah dan stabil, 
serta adanya jaminan stabilitas harga.

"Hal yang paling sulit dilakukan dengan cepat dan mudah adalah sosialisasi 
kepada seluruh masyarakat Indonesia yang mencapai ratusan juta jiwa," tukasnya. 
(dru
++++

http://us.detikfinance.com/read/2010/08/02/092723/1411500/5/redenominasi-rupiah-bisa-kacaukan-perekonomian-ri

detikFinance ยป Moneter 


Senin, 02/08/2010 09:27 WIB

Redenominasi Rupiah Bisa Kacaukan Perekonomian RI
Herdaru Purnomo - detikFinance 


Jakarta - Wacana pengurangan nilai pecahan rupiah tanpa mengurangi nilai dari 
uang tersebut atau redenominasi dinilai belum perlu dilakukan. 

Jika redenominasi dilakukan, transaksi jual beli di masyarakat akan cenderung 
kacau karena sistem mata uang Indonesia saat ini masih berfungsi dengan baik.

Demikian disampaikan oleh Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya 
Yudhisadewa ketika berbincang dengan detikFinance di Jakarta, Senin 
(02/08/2010).

"Kebutuhan untuk melakukan redenominasi tersebut tidak terlalu mendesak. Sistem 
mata uang saat ini masih berfungsi dengan baik, dimana masyarakat dan dunia 
finansial dapat melakukan transaksi tanpa kendala yang berlebihan," ujar 
Purbaya.

Purbaya menjelaskan proses redenominasi dapat membingungkan masyarakat, karena 
tidak semua masyarakat dapat menerima konsep baru dengan cepat. 

"Apalagi selama ini kelemahan kita juga tinggi dalam aspek sosialisasi. 
Transaksi jual beli di masyarakat akan cenderung kacau," tambahnya.

Bank Indonesia (BI), lanjut Purbaya, perlu memperhitungkan pula dampak 
psikologis dari kebijakan ini. 

"Untuk saat ini rasanya banyak ruginya dari untungnya. Redenominasi dapat 
menggerus kepercayaan terhadap rupiah dengan cepat," katanya.

Redenominasi kembali menjadi fokus dari bank sentral setelah isu tersebut 
muncul sejak lama. Bank Indonesia tengah melakukan pembahasan internal sebelum 
menjadi acuan untuk disampaikan kepada pemerintah untuk mengurangi nilai 
pecahan dari rupiah.

Gubernur Bank Indonesia terpilih Darmin Nasution sebelumnya mengatakan akan 
segera menyampaikan hasil final pembahasan internal kepada pemerintah di tahun 
2010.

Bank sentral merasa perlu melakukan redenominasi karena seperti kita ketahui 
uang pecahan Indonesia yang terbesar saat ini Rp 100.000. Uang rupiah tersebut 
mempunyai pecahan terbesar kedua di dunia, terbesar pertama adalah mata uang 
Vietnam yang mencetak 500.000 Dong. Namun tidak memperhitungkan negara 
Zimbabwe, negara tersebut pernah mencetak 100 miliar dollar Zimbabwe dalam satu 
lembar mata uang.

Untuk bisa melakukan penyederhanaan satuan uang tersebut membutuhkan sejumlah 
persyaratan. Setidaknya ada tiga syarat yang mutlak dipenuhi yaitu kondisi 
perekonomian yang stabil, inflasi rendah dan stabil, serta adanya jaminan 
stabilitas harga. Belum lagi persetujuan presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat.

"Redenominasi itu prosesnya akan dibicarakan dulu dengan pemerintah dan 
presiden dan harus melalui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) baru kita 
sosialisasikan," ujar Gubernur Bank Indonesia terpilih Darmin Nasution di 
Gedung Bank Indonesia, Jalan MH Thamrin, Sabtu (31/07/2010)

Reply via email to