http://www.poskota.co.id/redaksi_baca.asp?id=1441&ik=32


Cuma Numpang Cuci Muka 


Rabu 30 April 2008, Jam: 7:05:00 

Kemiskinan selain menyusahkan, juga bisa menimbulkan kecurigaan. Lihat saja 
nasib Irpah, 30, dari Jember (Jatim) ini. Gara-gara pakai kamar mandi bersama 
dengan Ny. Darsih, 36, dia sudah dituduh bermain selingkuh. Akibatnya sangat 
fatal, dia dibacok Kadri, 22, anak tiri wanita tetangganya tersebut. 

Untuk kehidupan kampung, numpang mandi di sumur tetangga sudahlah jamak. Apa 
lagi sumur itu selalu terletak di luar areal rumah, sehingga tanpa permisi 
langsung gebyar-gebyur sah-sah saja. Cuma si penumpang harus tau dirilah, habis 
mandi harus isi bak itu lagi. Kalau tidak, bisa kena omel, atau setidaknya 
bakal kena cekal mandi di sumur tetangga. Itulah kemiskinan, orang mandi saja 
bisa kena cekal. 

Agaknya Irpah yang tinggal di rumah kontrakan Desa Pancakarya Kecamatan 
Jenggawah, Jember, juga tak dapat fasilitas kamar mandi. Maka untuk keperluan 
MCK (Mandi Cuci Kakus) dia numpang di kamar mandi milih keluarga Renggo, 60, 
tetangga sebelah. Kamar mandi itu memang juga terbuka di luar, sehingga orang 
umum pun bebas masuk tanpa harus permisi pada pemilik rumah. Maklum, orang 
kampung memang penuh toleransi. 

Ny. Darsih - Renggo sebagai suami istri, memang juga bukan keluarga mampu, 
sehingga tak punya kamar mandi pribadi dalam rumah, apa lagi dalam kamar. 
Ironisnya, meski rejeki pas-pasan dan bukan tinggal di rumah gedongan, mereka 
dalam berkomunikasi selalu ber-mamah - papah. Maka sering terjadi, Darsih 
sedang pah-peh memanggil suami, yang muncul malah Irpah tetangganya. "Ada apa? 
Mbak Darsih panggil saya?" kata pemuda yang sedang mengalami miss komunikasi 
itu. 

Geli atau memang menggelikan kejadian semacam itu. Tapi siapa nyana, hubungan 
antar tetangga yang begitu mesra, menjadi ternoda dan hampir saja jatuh korban 
nyawa. Ini semua gara-gara Irpah yang tidak sabaran. Saat Ny. Darsih baru 
selesai mandi, dia nyelonong ke kamar mandi hanya untuk cuci muka pagi-pagi. 
Nah, ketika kemudian keduanya keluar hampir berurutan, hal itu menimbulkan 
kecurigaan Kadri, anak tiri Darsih. "Nggak apa-apa kok, dia hanya numpang cuci 
muka," jawab Darsih menepis kecurigaan anak tiri. 

Enak memang jawaban seperti itu. Tapi bagi Kadri, sama sekali dia tidak puas. 
Dia menduga, pasti di dalam kamar mandi itu baru saja terjadi "adegan seru" 
sambil jumenengan (berdiri). Anak Renggo itu pun menganalisa. Ayahnya yang kini 
sudah berusia kepala enam, pasti tak lagi bisa memuaskan istrinya yang kelewat 
muda. Lalu, Darsih ibu tirinya mencari "penyegaran" ke luar, dan itulah Irpah. 
Pasti begitulah kejadiannya. Dan sebagai anak, Kadri tak rela milik ayahnya 
dibuat begituan pihak lain. 

Nah, ketika Kadri sampai pada kesimpulan seperti itu, darah pun mendidih. Dia 
ambil pisau dan mendatangi rumah kontrakan Irpah. Awalnya sekadar klarifikasi, 
apa sesungguhnya yang dilakukan bersama ibu tiri di kamar mandi? Irpah 
sumpah-sumpah bahwa hanya numpang cuci muka, tapi Kadri tetap menuduh bahwa 
telah terjadi "jumenengan" non itu. Tentu saja Irpah jadi marah. Kejadian 
selanjutnya menjadi demikian seru. Anak muda tetangga itu jatuh terkapar kena 
tusuk. Sementara dia dilarikan ke RS Dr. Subandi Jember, Kadri menyerahkan diri 
ke Polsek Jenggawah

Kirim email ke