Debat Calon Wakil Presiden 2009 yang terakhir, Selasa 30 Juni 2009, berlangsung 
hambar dan kurang greget. Peneliti Senior Lembaga Survei Indonesia, Burhanuddin 
Muhtadi, menilai ketiga calon mengulas secara normatif, retoris dan miskin 
program aksi.

"Alih-alih tawarkan langkah-langkah konkret, sekadar harapan pun mereka gagal 
memberikan," ujar lulusan Australian National University itu kepada VIVAnews 
secara tertulis, usai debat, Selasa 30 Juni.

Burhan mencontohkan dalam debat calon presiden Amerika Serikat, antara Barack 
Obama melawan John McCain misalnya, Obama mungkin kurang mampu tawarkan solusi 
konkret bagi problem Amerika Serikat tapi setidaknya dia menawarkan perubahan. 

"Baik Prabowo dan Wiranto kurang realistis dan terjebak pada sapuan besar untuk 
menjawab problem-problem riil di sekitar isu kesehatan dan pendidikan. 
Sementara Boediono cukup baik dalam mendiagnosa masalah, tapi ketika bicara 
solusi, dia sangat text book khas akademisi, less practical," kata Burhan.

Akibatnya, ketiga cawapres gagal tampilkan diferensiasi baik pada sisi gagasan 
maupun alternatif jalan keluar untuk meningkatkan kualitas manusia. Dan Debat 
pun berlangsung hambar, tanpa greget.

Anda punya komentar mengenai debat semalam? Silakan berikan komentar.

Reply via email to