Di-koran2 $$$ Sudah Lebih Rp12000, Dipasaran Harganya Lebih $13000
                                          
Membohongi rakyat sendiri, menipu pengusaha bangsa sendiri, dan
terlalu banyak menebar fitnah sana sini, akhirnya semua kebohongan
pemerintah terkuak dengan sendirinya dari data angka2 ini.

Menyebarkan berita bohong bahwa devisa RI surplus $57 milyard dan
menolak hutang ke bank dunia ataupun IMF.  Padahal sebulan sebelumnya
mendapat suntikan $23 milyard dari IMF untuk menghadapi krisis ini,
lalu kemana perginya surplus $57 milyard itu sekarang???  Baru
seminggu saja diberitakan bahwa devisanya menyusut jadi $50 milyard.

Dengan sombongnya team ekonomi SBY menyatakan bahwa krisisnya tidak
akan sehebat dizaman Suharto karena devisanya sekarang surplusnya
lebih besar dari zaman Suharto.

Sri Mulyani dan SBY bermain sandiwara menipu nasabah dengan ber-pura2
berbeda pendapat.  SBY pura2 suspensi dan Sri Mulyani pura2 melepas
suspensinya, tujuannya agar kontradiksi antara Sri Mulyani dan SBY
menjadi perhatian masyarakat yang diharapkan akan memborong saham2
yang diperdebatkannya.

Namun memang SBY dan Sri Mulyani keduanya buta akan permainan saham
sehingga hasilnya kocar kacir, harga sahamnya bukan jadi naik tapi
jadi jeblok karena orang jadi enggak percaya sama saham yang bisa
dicampuri oleh kekuasaan yang seharusnya diserahkan kepada pasar. 
Orang goblok juga akan curiga, kenapa cuma satu macam saham saja yang
diributin untuk disuspensi dan kemudian dilepas lagi suspensinya ???

Saham yang disuspensi itu artinya tidak boleh dijual di BEI, artinya
kalo tidak boleh dijual tentunya akan jadi rebutan, maklum kalo dalam
pasaran jual beli loakan memang barang sedikit harga naik, sayangnya
kedua petinggi ini memang benar2 buta, bahwa pasar saham sangat beda
dengan permainan jualan minyak.  Kalo dagangan minyak justru barang
ditahan/disuspensi harga memang pasti naik, bedanya adalah orang yang
sudah beli minyak maka minyaknya tidak bisa dikembalikan karena
biasanya digunakan sebagai kebutuhan.  Beda dengan saham yang bukan
barang untuk digunakan melainkan sebagai tabungan yang diharapkan bisa
dijual lagi dengan harga yang lebih tinggi.

Demikianlah, kalo barang dagangan biasa disuspensi harganya naik, maka
beda dengan stock saham yang bila disuspensi akan mengagetkan para
pemilik saham ini sehingga berusaha cepat2 menjualnya yang akibatnya
harga saham itu jatuh kejurang.  Memang dikala ekonomi baik, bisa jadi
dengan disuspensi maka harga sahamnya akan naik, tapi dikala ekonomi
krisis seperti ini, maka pemilik saham justru ber-bondong2 menjualnya
karena tidak peracya kepada pemerintah yang ternyata bisa melakukan
suspensi.

Memang permainan saham merupakan barang baru di Indonesia, dan kalopun
mau dikaitkan dengan Islam, maka permainan inipun sebenarnya termasuk
riba.

Akibat berbagai permainan2 spekulative yang dilakukan oleh pejabat
pemerintah ini, maka krisis ekonomi makin tidak terkontrol, harga
dollar bisa menjadi Rp50 ribu perdollar dan inilah kapitalisme Islam
yang katanya anti-riba !!!

Ny. Muslim binti Muskitawati.





Kirim email ke