http://www.mediaindonesia.com/read/2010/05/29/145679/265/114/Empat-Tahun-Petaka-Lumpur-Lapindo


 

Empat Tahun Petaka Lumpur Lapindo 
Sabtu, 29 Mei 2010 00:01 WIB  

 
ANTARA/Eric Ireng

TEPAT pada hari ini semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur, sudah 
berlangsung empat tahun. Namun hingga saat ini tidak ada sedikit pun 
tanda-tanda semburan akan surut atau berhenti. 

Semburan lumpur masih kuat dengan rata-rata volume semburan sekitar 70 ribu 
meter kubik per hari. Hingga saat ini volume lumpur yang tertampung di kolam 
620 hektare mencapai sekitar 12 juta meter kubik. 

Semburan lumpur itu sedikitnya telah menenggelamkan 12 desa, 24 pabrik, dan 
memaksa lebih dari 30 ribu warga terusir dari rumahnya. Tidak itu saja, 
sejumlah infrastruktur juga rusak, di antaranya jalan tol, jalan arteri Porong, 
dan rel kereta api. 

Pada awal-awal semburan muncul, penanganan lumpur termasuk ganti rugi sosial 
ditangani PT Minarak Lapindo Jaya. Namun, karena areal yang terkena dampak 
semakin luas, penanganannya dialihkan kepada pemerintah. Hingga saat ini uang 
rakyat dari APBN yang telah dikucurkan untuk penanganan dampak lumpur itu 
mencapai sekitar Rp4 triliun. 

Uang tersebut dialokasikan kepada Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) 
masing-masing Rp450 miliar pada 2007, Rp1,57 triliun (2008), Rp1,15 triliun 
(2009), dan Rp1,2 triliun pada 2010. Hingga saat ini mengenai ganti rugi bagi 
para korban belum tuntas. 

Sejauh ini sudah ada berbagai upaya dilakukan untuk menghentikan semburan 
lumpur tersebut. Terakhir, upaya ditawarkan Djaja Laksana, alumnus Institut 
Teknologi 10 November (ITS) Surabaya, yakni bendungan Bernoulli. 

"Hingga saat ini memang tidak ada lagi teori yang mampu menghentikan semburan 
selain teori Bernoulli dan tidak ada satu pakar pun yang menyanggah teori ini," 
kata Djaja di Sidoarjo, kemarin. 

Menurut Djaja, inti semburan lumpur berada di Sumur Banjar Panji 1 yang 
memiliki kedalaman kurang lebih 3.000 meter. "Karena tidak dihentikan, di 
sekitar pusat semburan kerap muncul semburan baru dan itu merupakan efek 
samping," katanya. 

Secara teknis, jelasnya, teori Bernoulli tersebut bisa diterapkan dengan cara 
membuat bendungan yang melebihi total head (ketinggian maksimal) yang dibuat 
melingkar mengelilingi pusat semburan. 

Namun, tawaran itu hingga saat ini belum ditanggapi pemerintah dalam hal ini 
BPLS. (HS/Ant/X-5

<<20100528_114540_16.jpg>>

Reply via email to