Hitler Minta Maaf Kepada Yahudi Atas Jatuhnya Banyak Korban2 !? Dalam situasi perang, selalu ada saja yang salah, semuanya dalam keadaan tegang, dalam keadaan panic, dalam keadaan takut, dalam keadaan saling mencurigai sehingga gampang terjadi kekerasan, gampang terjadi penangkapan, gampang terjadi pembunuhan.
Demikianlah, tidak berbeda dengan nasib keturunan Yahudi di Jerman, secara mayoritas orang Yahudi adalah pedagang yang menguasai perekonomian Jerman. Jadi nasibnya selalu jadi korban seperti keturunan cina2 di Indonesia yang selalu jadi korban penjarahan, jadi korban fitnah, jadi korban kecurigaan, bahkan tetap dikorbankan untuk pemerasan. Namun nasib keturunan Cina di Indonesia ada bedanya dengan nasib keturunan Yahudi di Jerman, kalo keturunan Yahudi menjadi korban diJerman akibat situasi perang, maka di Indonesia nasib keturunan Cina yang dikorbankan ini justru dalam situasi damai. Apa yang dialami keturunan Yahudi di Jerman bukanlah satu2nya didunia ini, juga di Amerika, keturunan Jepang dimasa perang dunia kedua mengalami nasib yang sama bahkan sama buruknya dicurigai mata2 sehingga semuanya ditangkap tanpa pilih bulu dan dipenjarakan tanpa pengadilan, tanpa kesalahan, dan tanpa ada sebab2nya selain karena dia orang keturunan Jepang. Keturunan Jepang di Amerika disiksa, dibunuh, diperas, difitnah, dan di-olok2 seperti juga keturunan Cina di Indonesia. Lagi2 ada bedanya, orang2 keturunan Jepang ini mengalami perlakuan buruk karena situasi perang sementara keturunan Cina diperlakukan buruk dalam segala situasi termasuk situasi damai. Namun setelah perang dunia kedua usai, pemerintah Amerika Serikat secara resmi meminta maaf kepada semua keturunan Jepang di Amerika, semua kerugian mereka diganti rugi dibayar dengan jutaan $$, itulah sebabnya dari uang ganti rugi itulah sekarang banyak sekali konglomerat Amerika keturunan Jepang yang sebelumnya tidak pernah ada. Demikianlah, kalo pemerintah Amerika bersedia meminta maaf setelah usai perang dunia kedua, maka apabila Jerman yang menang perang dunia kedua, pasti sikap pemerintah Jerman juga tidak akan berbeda dari apa yang dilakukan pemerintah Amerika, Pemerintah Jerman juga akan meminta maaf kepada orang2 Jerman keturunan Yahudi, apalagi Hitler sendiri juga adalah keturunan Yahudi dari Austria. Namun memang sialnya Hitler itu kalah perang, sehingga tidak bisa lagi meminta maaf kepada keturunan Yahudi sehingga sekarang cuma mewariskan kebencian saja bagi keturunan Yahudi mengingat perlakuan Hitler. Meskipun Hitler kenyataannya juga keturunan Yahudi, tetapi yang jadi sasaran kebencian orang Yahudi justru orang2 Jerman aseli. Akibat stigma yang dialami bangsa Jerman yang jadi korban kebencian keturunan Yahudi, orang2 Jerman sekarang jadi terlalu ber-hati2 agar tidak menambah kebencian keturunan lainnya. Dan Orang2 keturunan Arab yang beragama Islam ini juga sangat sensitiv sehingga seringkali orang2 Jerman memperlakukan mereka se-olah2 berlebihan karena takut dituduh racis seperti yang biasa dituduhkan oleh keturunan Yahudi. Orang2 Jerman sangat takut untuk tinggal dilingkungan Yahudi akibat kejadian itu. Akibat sikap orang Jerman yang terlalu ber-hati2 inilah kemudian disalah artikan lagi oleh orang2 Yahudi, mereka menuduh orang2 Jerman sengaja memperlakukan orang2 Arab Islam ini secara lebih manis karena orang2 Arab Islam ini membenci Yahudi sehingga dianggapnya orang Jerman itu bermanis muka kepada Arab Islam untuk membenci Yahudi. Sayang, Hitler kalah dan menghilang sehingga tak bisa berkesempatan meminta maaf seperti pemerintah Amerika yang meminta maaf atas kejahatan perang dinegaranya sendiri. Bahkan Paus juga beruntung masih berkesempatan meminta maaf atas ketidak mampuannya melindungi keturunan Yahudi sehingga dianggap bersekongkol dengan Hitler. Padahal, Paus sendiri sudah habis2an dijarah Hitler melalui Mussolini. Vatican berada dibawah perintah Italia dibawah Mussolini. Dari sejarah dan kenyataan2 yang saya tulis diatas, kita sebagai umat Islam di Indonesia seharusnya menyadari bahwa tindakan2 kita terhadap mereka yang bukan Islam dan terhadap sesama Islam selama ini betul2 biadab. Keturunan Cina yang masuk Islam kita sanjung2, sedangkan yang bukan Islam kita kutuk, fitnah, dan maki2, sedangkan terhadap sesama Islam yang beda alirannya kita dholimi, bakar mesjidnya, jarah harta bendanya, membunuhi umatnya dan melarang menjalani ibadahnya. Sejarah membuktikan, tindakan2 begini pasti membawa kehancuran sendiri dan tidak susah untuk menghitung langkah2 kehancurannya itu, bahwa ekonomi RI dikuasai oleh semua mereka yang non-Muslim sehingga janganlah mempraktekan ekonomi rakyat yang syariah Islam untuk merebutnya karena sia2, kita bersalah mendiskriminasi mereka dan mereka tidak bisa disalahkan untuk mempertahankan kehidupan mereka dari kedholiman kita. Sekeliling negara2 tetangga kita adalah non-Islam yang sangat berperanan dalam nasib ekonomi kita. Sehingga apabila dengan alasan ekonomi rakyat kita memaksakah Syariah biadab maka reaksi keras dari tetangga2 dan seluruh dunia akan jadi senjata makan tuan. Sebagai umat Islam yang jujur dan fair, kita harus berjuang dan bekerja keras agar bisa bersaing secara adil dan berkompetisi dengan mereka yang bukan Islam bukan malah meminta proteksi negara untuk menghancurkan mata pencaharian mereka yang bukan Islam agar bisa dijarah gratis. Kalo pemerintah Amerika bersedia meminta maaf kepada bangsanya yang keturunan Jepang, kenapa susah bagi pemerintah RI juga meminta maaf kepada bangsanya keturunan Cina??? Apalagi mengingat 85% pajak yang didapatkan pemerintah berasal dari mereka yang bukan Islam. Hasil pajak itu seharusnya juga dinikmati oleh wajib pajak bukan malah digunakan untuk kepentingan penegakkan Syariah Islam yang tidak pernah bayar pajak. Ny. Muslim binti Muskitawati.