IBU KARTINI TIDAK PAKAI JILBAB

Waktu berjalan pagi ini saya memperhatikan ada seorang
gadis muda yang mengenakan kain dan kebaya. Lalu saya
ingat bahwa hari ini tanggal 21 April, Hari Kartini.
Sebagai seorang pahlawan nasional yang jelas2
mendorong majunya kaum wanita, Kartini TELAH
memperlihatkan bahwa wanita itu TIDAK perlu pakai
jilbab. Cukup kain dan kebaya saja, setelah itu rambut
disanggul atau pakai konde. Lalu difoto, jepret
jepret... Lalu menulis buku "Habis Gelap Terbitlah
Terang" (dalam Bahasa Belanda lagi). Dan itu semuanya
dilakukan TANPA jilbab. Udah, segitu saja inspirasi
yang benar2 melegakan bagi saya di pagi ini. 

Selamat Hari Kartini untuk kaum wanita bangsaku.
Jadilah wanita yang sederajat dengan pria dalam segala
bidang. Kalau pria tidak pakai jilbab, then you women
DON'T have to wear jilbab too. And that's the meaning
of emancipation... Well, bukan maksud saya bahwa
wanita itu tidak boleh pakai jilbab. Boleh saja, kalau
mau. Tetapi kalau memakai jilbab itu dikarenakan
statusnya sebagai wanita yang merasa HARUS pakai
jilbab sebab blah blah blah... then you MIGHT have to
reconsider the assumptions. Kalau banyak debu seperti
di negara2 Arab, tanpa disuruhpun yang pria akan pakai
jilbab seperti gamis dan tutup kepalanya yang asli
Arab itu. Tetapi, kalau alasannya bahwa wanita harus
menutup "aurat" yang naik2 ke atas sampai segala
rambut kepala dikategorikan sebagai "aurat" juga oleh
segala pria2 yang gemar berfatwa untuk mendapatkan
bidadari surga di alam barzakh nanti, then you MIGHT
have to reconsider it. Kalau tujuannya menghambat
emansipasi wanita, then why you wear it ? Ibu Kartini
saja tidak pakai jilbab. Cut Nyak Dien tidak pakai
jilbab. Ibu Fatmawati Soekarno, Ibu Tien Soeharto,
Megawati Soekarno, dll tidak pakai jilbab. So, jilbab
is ANTI emansipasi, walaupun kalau suka ya boleh saja
dipakai. Bencong2 ketimpring yang suka nyanyi di
pinggir jalan itu juga ada yang pakai jilbab kok, so
what gitu lho !

Dan yang berikut adalah a conversation made yesterday
at YM dengan seorang teman di Bali. Semoga ada gunanya
juga. (Leo)


+++

MAS LEO ADA DI DIMENSI MANA SIH ?

P = Putu
L = Leo


P = Halo, Leo ! Lagi online ya ?

L = Halo lagi, dengan siapa ini ?

P = Putu di Bali boz, energi Leo kerasa sampai ke saya
lho.

P = Hallo Putu !

P = Mas, recon itu apa sih sebenarnya ?

L = Rekon ?
 
P = Iya.

L = Aku dulu pakai istilah "rekon" which is
attunement.

P = i c

L = Cuma attunement untuk trigger frekwensi mata
ketiga.

P = Btw untuk mentrigger frekwensi mata ketiga, Mas
Leo bisa bantu saya ? Apakah mentriger itu harus
selalu
dilakukan, mas ?

L = Kan udah. As far as I know, udah dari kapan2.
Kalau mau, nanti datang saja ke Temanggung, Jateng,
waktu acara kumpul2 Milis Spiritual-indonesia tgl 3/4
Mei 2008.

P = Ow, saya pikir dengan direkon lagi semakin yahud.

L = Udah kan dari kemarin, bisa langsung tanpa
bilang2. Tapi kalau ketemu langsung, memang bisa
aku kasih contoh meditasi di God Spot.

P = Btw setelah rasa hampa yang terasa saat meditasi
di pineal itu, apa ada hal selanjutnya ?

L = Ya, bisa memperoleh banyak penglihatan di mimpi.
Nanti akan bisa mengartikan penglihatan2. Bisa tidak
takut segala macam. Bisa nggak mempan dibohongin
orang. Kalau orang ngomong segala yang tidak keruan,
walaupun gayanya meyakinkan, kita bisa langsung tahu.

P = Btw kalo saya merem, saya sering niatin lihat Mas
Leo. tapi kok gak kelihatan ya, mas ? Mas Leo ada di
dimensi mana sih ?  heheheheee

L = Udah jelas gak keliatan, ngeliat aku kan musti
pake mata FISIK. Makanya dateng nanti ke Temanggung.
 
P = Ok boz.

L = Daftar aja di milis. Bilang mao dateng dari Bali.

P = Btw, selama saya chatting di YM saya sering
merasakan energi seseorang itu, tapi energi Mas
Leo kok beda ya, terasa begitu memenuhi kepala saya.

L = Ya udah, enjoy aja kalo begitu rasanya.
 
P = Ok. Saya kayak mau fly lho...

L = Hmmm hmmm hmmm... You are sensitive.

P = ...Saya saat ini juga sedang belajar kundalini.

L = Dari dulu belajar kundalini terus ?

P = Iya pak.

L = Udah tamat tuh pelajaran kundalininya.

P = Iya mas.

L = Kan udah tamat.

P = Kok? Saya nggak ngerti mas, maaf lho.

L = Udah bisa visualisasi dari bawah sampai atas,
terus turun lagi ke bawah. Terus sudah meditasi
seperti itu berbulan-bulan. Berarti sudah tamat.
Meditasi di Cakra Mata Ketiga saja, tanpa perlu
visualisasi segala macam itu.

P = Terima kasih sarannya mas.

L = Well, aku sendiri sudah tidak pakai lagi meditasi
cakra2 seperti teknik kundalini.

P = Btw ada yang bilang ke saya inti kundalini saya
baru ada di solar plexus,  dan dari referansi katanya
harus sampai di cakra gerbang dimensi ke 4.

L = Gak usah didengerin. Di Bali itu banyak yang
aneh2. Ada yang bilang kundalini bisa tinggi
bermeter2, terus ada uler2nya juga, serem dehh !!
Tidak usah dipikirkan. Itu cuma konsep2 belaka. Yang
penting kita bisa menyambung dengan God, dengan the
SOURCE. Cuma itu saja. Segala omongan orang2 itu
banyak
nonsensenya juga. Kundalini itu intinya kesadaran
illahi.

P = God maksudnya The Real God ?

L = Ya, the real God, walaupun di atas itu ada lagi
the real God, dan begitu seterusnya, tiada habis2nya.
The real God itu berlapis-lapis. Dan kita bisa
menyambung hanya melalui GOD SPOT yang adanya di
Kelenjar Pineal itu dan BUKAN dengan meditasi
kundalini.

P = Emh..

L = Kundalini itu untuk jaga kesehatan saja. Akhir
dari kundalini adalah naiknya kesadaran (pengertian)
di diri kita bahwa kita itu memang SELALU menyambung
dengan God (the Source). Kalau kesadaran itu sudah
dicapai, meditasi cukup di Cakra Tertinggi saja, 
dan tidak perlu visualisasi dari cakra dasar yang
membuang-buang waktu itu, dan membuat banyak orang
tetap BINGUNG. Can you follow me ?

P = Yup !

L = Kalau aku bicara seperti ini di Bali, mungkin
banyak orang yang akan kaget juga. Tapi, kalau mau
JUJUR, memang seperti itulah. Kita mau stuck di
kundalini saja, atau mau naik ke level kesadaran
tinggi. Itu pertanyaannya.

Kalau mau stuck, ya bisa saja. Itu pilihan. Cek
kundalini setiap bulan, dan itu akan MENJAMIN orangnya
akan mandeg spiritualnya seumur hidup.

P = Apakah pemahaman Tuhan itu tiada akhir,
maksudnya ada Tuhan Setelah Tuhan dan seterusnya.

L = Ya, emanasi dari emanasi. Tuhan itu
berlapis-lapis, roh kita itu berlapis-lapis. Tuhan
yang cuma satu lapis itu Tuhan yang adanya di toko
buku doang, hmmm hmmm hmmm...

P = Maaf mas, emanasi itu apa ?

L = Emanasi = Pancaran. Dari satu God muncul banyak
Gods. Dewa2 dan Dewi2 itu semuanya EMANASI dari GOD
yang satu, yang awal. Kita merupakan EMANASI dari GOD
yang satu, yang awal.

P = Apakah kita bisa bertemu (saya gak tau istilah
yang pas) sama the one itu ?

L = Kita itu selalu menyambung dengan the One itu.
Kalau the One itu Gardu (Pembangkit) Listrik, maka
kita satu bola lampu. Nah, listrik yang berasal dari
Gardu Listrik itu mengalir sampai ke bola lampu (jiwa
kita). Kita bisa merasakan listriknya itu, selalu
SAMA, dan selalu MENYAMBUNG. Tidak pernah terpisah.

Rasa itu sudah cukup, sebab yang namanya "melihat" itu
memakai mata fisik, dan secara batin, kita itu TIDAK
melihat dengan mata fisik. Kalau bicara spiritualitas,
mata fisik itu tidak relevan. Kita bisa MERASA, tetapi
tidak melihat secara fisik.

P = Apa pemahaman Tuhan itu bisa dibuat jenjang ?

L = Bisa.

P = Maksud saya, tahap 1 Tuhan itu ini, Tahap 2 itu..,
dst.

L = Bisa, agama2 yang mengajarkan Amal dan Ibadah itu
menjual Tuhan 1. Agama2 yang mengajarkan kejujuran dan
bersyukur itu menjual Tuhan 2. Agama2 yang mengajarkan
menjadi diri sendiri itu menjual Tuhan 3. Tuhan itu
banyak macamnya, banyak kemasannya.

So, yang namanya Mata Ketiga / Mata Batin itu akan
mengajarkan secara LANGSUNG kepada kesadaran yang ada
di diri kita. Kita akan tahu secara langsung, mengerti
secara langsung bahwa segalanya itu SIMBOL2 belaka.
Dan kita tidak perlu jatuh ke dalam jebakan berupa
pengidolaan suatu agama atau aliran tertentu karena
kita tahu bahwa mereka cuma menjual metode2 dan Tuhan
berlabel. Ada yang label 1, 2, 3, dsb... Can you
follow me ?

P = Iya. Jadi pemahaman tentang Tuhan itu memang hal
yang pribadi banget ya, karena dipahami dengan cara
pemahaman masing masing, jadi kalo pertanyaanya
bagaimana Tuhan itu, kata kata dan penjelasan hanya
sebatas membimbing aja ya mas ?

L = Ya, agama2 itu cuma metode2 saja. Dewa2 dan Dewi2
itu cuma SIMBOL2 saja. Upacara2 keagamaan itu cuma
simbol2 saja yang maknanya ada di dalam kesadaran kita
masing2. Kalau bisa ikhlas dan pasrah hanya dengan
berdiam diri selama 5 menit, kenapa harus membuat
upacara yang menghabiskan biaya puluhan juta rupiah ?

Aku itu ngomong langsung tanpa tedeng aling2, ngomong
apa adanya saja, bahwa yang kita butuhkan itu cuma
sikap Ikhlas dan Pasrah saja. Dan itu GRATIS. Tetapi
orang2 yang ngumpet di agama2 itu kan akan tersinggung
kalau aku ngomong jujur seperti itu, sebab jadinya
mereka itu ketahuan belangnya.

Tuhan yang mereka gembar-gemborkan itu akan terbuka
belangnya sebagai BUATAN imajinasi mereka sendiri.
Pedahal, Tuhan yang asli itu adanya di dalam kesadaran
tiap manusia, dan kita BISA akses GOD yang asli itu
tanpa melalui segala macam tuntutan yang dibebankan
kepada kita oleh agama2 itu.

P = Jadi berbeda Ber Tuhan dan Beribadah, saya semakin
terang nih.

L = Bedalah, beda jauh. Aku itu TIDAK percaya konsep
amal dan ibadah. Aku ini sudah tidak pernah ibadah
lagi, tapi meditasi itu jalan terus. Ibadah itu kan
upacara saja. Yang lebih penting itu rasa dimana
kita bisa menyambung dengan God. Upacara semata itu
tidak ada nilainya secara spiritual.

P = Ok. Trus bagaimana dengan leluhur kita, sebab
pemahaman saya selain Tuhan kita juga harus tetap
ingat leluhur sebagai pendahulu yang menjadi perantara
kita untuk bisa menempati tubuh sebagai manusia.

L = Ya, leluhur itu juga EMANASI dari Tuhan.

P = Emh...

L = Ya, mereka itu juga "bola2 lampu", sama seperti
kita. Leluhur itu Gods. Sama seperti kita. Kita juga
Gods. I dewa dan I dewi. 


+++

[Leo seorang praktisi Psikologi Transpersonal; no HP:
0818-183-615. Untuk bergabung dengan Milis SI, click:
<http://groups.yahoo.com/group/spiritual-indonesia>.
NOTE: Except mine, all names used in the YM / email
conversations are PSEUDONYMS.]
















Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

Kirim email ke