http://www.poskota.co.id/news_baca.asp?id=35364&ik=2


Suami pusing, banting istri 

Senin 24 Maret 2008, Jam: 7:11:00 
JAKARTA (Pos Kota) - Lama tak ketemu bini pastilah "pusing". Itu pula yang 
dialami Abdulrahman, 26, dari Cilincing, Jakarta Utara. Sewaktu Heni Haryanti, 
26, menolak kumpul lagi setelah 6 bulan pisah ranjang, emosinya bangkit. Ibu 
satu anak itupun dicekik dan dibanting. Untung sebelum "disempurnakan" dengan 
tusukan pisau, warga berhasil menyelamatkannya. 

Kisah wanita malang tiada ujung ini terjadi di rumah kontrakan Gang Kopi 
Jenggot, Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara, Minggu (23/3) pagi. Sedangkan 
Abdulrahman seusai menganiaya bininya segera melarikan diri karena takut jadi 
sasaran amuk warga. "Lu lapor polisi silakan saja. Gua kagak takut. Ingat, gua 
akan akhiri hidup lu. Sampai lu mati sekalipun, gua masih belum puas", ancam 
Abdulrahman dalam SMS-nya kemudian. 

Sejak menikah dengan Abdulrahman alias Anoi 5 tahun lalu, kemalangan sepertinya 
tak pernah berujung. Dengan mengatasnamakan cinta, Heni siap menerima Anoi 
sebagai suaminya meski masih menganggur. Pertimbangannya tentu saja, masak 
orang akan menganggur terus menerus. Setelah ada anak, biasanya seorang suami 
makin getol mencari nafkah. 

Tapi ramalan ekonomi Heni meleset total. Sampai mereka punya anak, Anoi hingga 
kini masih dalam pengawasan Menaker Erman Suparno, alias pengangguran. Untung 
saja, Heni selama ini bekerja di KBN Cilincing. Meski sudah punya anak, sang 
suami tak juga tergerak mencari pekerjaan. Pekerjaannya hanya kongkow-kongkow 
saja, bahkan belakangan dia akrab bergaul dengan kalangan preman. 

Setiap Heni mengingatkan suaminya agar mempersiapkan masa depan bagi 
keluarganya, buntutnya malah cekcok. Heni yang selama ini masih numpang mertua, 
jadi malu ati dan memilih hidup sendiri di rumah kontrakan di Gang Kopi 
Jenggot. Sedangkan Rian, 4, anak semata wayangnya dititipkan pada orangtuanya 
di Gang Salon, Sukapura, dekat dengan rumah Anoi. 

KIRIM SMS 
Awalnya Anoi hepi-hepi saja ditinggal istri karena merasa menjadi bebas tak ada 
lagi yang mengomeli. Tetapi lama-lama dia kelimpungan juga karena hidup 
menyendiri tidaklah enak, di samping udara seputar Sukapura setiap malam makin 
dingin saja rasanya. Minggu (23/3) pukul 10.00 dia mendatangi rumah kontrakan 
istrinya. Dia merayu-rayu agar sang istri mau diajak kembali bergabung dalam 
satu rumah, untuk membentuk keluarga sakinah. 

Ternyata jawaban Heni selalu ogah, bahkan suami digebah agar pergi. Emosi Anoi 
pun bangkit. Istrinya ditempeleng dan dibanting, lalu dicekik. Tapi ketika mau 
ditusuk, warga memergoki kegaduhan itu sehingga mereka berusaha mencegahnya. 
Abdulrahman pun kabur sambil mengirim SMS ancaman. " Saya sudah sejak dulu 
minta cerai, tapi dia nggak meladeni," kata Heni Haryanti di Polsek Cilincing. 

Reply via email to