http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2010011500580315
Jum'at, 15 Januari 2010 BURAS Janji Penjual Obat dan Citra Politisi! H. Bambang Eka Wijaya PENJUAL obat kuat di terminal terhenyak, belum selesai menggelar lapak di hari kelima dia di kota itu, pembeli mengerubutinya sehingga semua stok obat yang dia bawa habis! Ia bingung, apakah obatnya benar-benar manjur hingga promosi dari mulut ke mulut meluas, atau berkat provokasinya, obat kuatnya ramuan warisan raja 100 selir?" Untuk memastikan, ia tanya salah satu pembeli yang masih menunggu bus. "Dari mana Anda dapat info tentang obat saya, hingga membeli sampai lima paket?" "Saya petugas balai pengawas obat dan makanan!" jawab yang ditanya. "Saya beli sampel untuk dianalisis, atas permintaan polisi daerah!" "Polisi daerah?" penjual obat terkejut. "Anda lihat sendiri pembeli obatku ramai, tak ada masalah!" "Yang berjubel tadi intel-intel polsek dari semua penjuru!" jawab petugas. "Bisa jadi mereka cari contoh barang bukti untuk penyelidikan kasus, berdasar laporan warga! Mungkin karena skala kasusnya luas, polisi daerah ikut turun!" "Polsek semua penjuru?" penjual obat tersentak. "Masak sekali gagal membuktikan kemanjuran obatku menjadikan dirinya raja 100 selir, orang lantas ramai-ramai mengadu ke polisi? Sangat tidak adil! Dari pemilu ke pemilu jutaan orang tertipu janji politisi mengentaskan mereka dari kemiskinan, tak satu pun mengadu ke polisi!" "Polisi kan cuma menjalankan tugas! Ada laporan warga, mereka follow up!" tegas petugas. "Jadi jangan salahkan polisi! Introspeksi diri, belajar pada politisi kenapa janji-janjinya tak terbukti pun tidak diadukan ke polisi, malah pemilu berikutnya dipilih kembali!" "Karena setiap lima tahun politisi datang dengan program sosial dan hiburan buat rakyat!" timpal penjual obat. "Politisi bisa melakukan itu karena penghasilan bulanannya dari uang rakyat selama lima tahun besar sekali! Penjual obat keliling dari kota ke kota, tak mungkin melakukan hal serupa!" "Dalam hal ini pangkal masalahnya mungkin tingkat kejutannya yang berbeda!" ujar petugas. "Terhadap politisi, rakyat tak terkejut janji-janji mereka tak terbukti, karena secara umum rakyat sudah cukup maklum memang begitulah politisi! Sedang pada penjual obat, pada dasarnya rakyat masih percaya obatnya manjur! Akibatnya, rakyat terkejut dan kecewa berat ketika janjinya tidak terbukti! Reaksi warga melapor ke polisi sejajar dengan tingkat kekecewaan mereka itu!" "Kok terbalik?" entak penjual obat. "Seharusnya penilaian umum rakyat terhadap politisi adalah tokoh-tokoh yang integritas dan kredibilitasnya tinggi, janji-janjinya diyakini akan terbukti, bukan malah rakyat cukup maklum dan menganggap wajar janji politisi tidak terbukti!" "Kalau sudah begitu citra politisi di mata rakyat, kita bisa apa?" timpal petugas. "Apalagi jika para politisi malah nyaman dengan citra demikian!" **
<<23_28_100.gif>>
<<bening.gif>>
<<buras.jpg>>
sig.jsp?pc=ZSzeb098&pp=GRfox000
Description: Binary data