http://www.harianterbit.com/artikel/fokus/artikel.php?aid=32510


Jusuf Kalla dinilai takut hadapi Akbar Tandjung
      Tanggal :  22 Nov 2007 
      Sumber :  Harian Terbit 


JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla dinilai takut. Tak berani 
melawan mantan Ketua DPR Akbar Tandjung dalam perebutan calon presiden (capres) 
melalui konvensi partai Beringin itu. Rumor yang berkembang menyebut, JK sangat 
berambisi menjadi capres dari partainya.

"Tak heran jika dia menolak untuk menggelar konvensi. Padahal, tanpa konvensi 
berarti kemunduran 10 tahun bagi Golkar," kata pengamat politik UI Arbi Sanit 
menjawab Harian Terbit di Jakarta, Rabu (21/11).

Sikap JK yang menolak konvensi, lanjut Arbi, kalau dia pedagang menunjukkan 
bahwa dia bukan pedagang asli tapi pedagang kekuasaan karena tak berani ambil 
risiko. Juga kalau sebagai figur politikus dia tidak punya misi kecuali 
kekuasaan.

Ini sangat berbeda dengan Akbar. "Akbar saat itu punya misi menyelamatkan 
Golkar dengan membangun demokrasi kendati dia sendiri kalah dalam kompetisi," 
tambahnya. 

Dihubungi terpisah, Akbar Tandjung mengatakan tak ada alasan Jusuf Kalla 
menolak konvensi. "Saya tidak tahu persis apa alasan sebenarnya dari JK. Kalau 
hanya masalah uang dan waktu, itu jelas tidak tepat dan terlalu mengada-ada," 
kata dia. 

Menurutnya, Golkar tidak perlu harus takut untuk menetapkan calon presiden dari 
partai berlambang Pohon Beringin itu melalui konvensi. Soalnya, konvensi adalah 
cara yang terbaik untuk menentukan seorang calon presiden.

"Pemilihan calon melalui konvensi ini paling demokratis. Bahkan di negara maju 
seperti AS, konvensi untuk menentukan calon presiden sudah dilakukan sejak 
lebih dari satu abad lalu. Dan, Partai Golkar juga sudah melakukannya menjelang 
pilpres 2004," ujarnya. 

Apakah mungkin ada tujuan lain atau JK takut bersaing dengan kandidat lainnya, 
Akbar tidak mau mengomentari. "Saya tidak tahu persis alasan itu," elak dia. 

Kalau pada konvensi Partai Golkar sebelumnya ada kekurangan atau semacamnya, 
harusnya kekurangan itu saja yang diperbaiki. "Bukan caranya tidak melakukan 
konvensi dengan berbagai alasan yang kurang dapat diterima," kata dia. 

Sementara itu pakar komunikasi politik UI Effendi Ghazali mengatakan, tidak 
setujunya Jusuf Kalla menggelar konvensi capres Partai Golkar karena Akbar bisa 
menjadi batu sandungan baginya.

"Akbar itu tenang, berwawasan, sabar dan elegan. Dia lebih akademik dan pandai 
mengeluarkan kata-kata. Kalau adu teori, JK kalah," ujarnya.

Kalla mengatakan, sistem konvensi sebagai ajang penyaringan calon presiden 
(capres) dari Partai Golkar telah menyimpang dari Anggaran Dasar dan Anggaran 
Rumah Tangga (AD/ART) partai sehingga pada 2009 partai akan menyaring capres 
lewat forum rapat pimpinan nasional (rapimnas). 

"Konvensi tidak lagi menjadi ajang pertarungan ide dari para calon melainkan 
sudah berubah menjadi forum adu kekuatan yang saling menjatuhkan," katanya usai 
memberikan sambutan dalam peluncuran buku "Demokratisasi Internal Partai Golkar 
karangan Abu Hanifah di Jakarta, Selasa.(art/l

Reply via email to